Arsenal Harus Pecahkan Rekor Untuk Ryan Fraser

Foto: Evening Express.co.uk

Manajer Arsenal, Unai Emery, tampaknya serius untuk membenahi sisi penyerangan the Gunners pada bursa transfer musim panas 2019. Jika melihat nama-nama yang disebut menarik minat Arsenal, mayoritas merupakan seorang sayap. Entah itu Nicolas Pepe dari Lille, Cengiz Under milik AS Roma, ataupun gelandang kanan Bournemouth, Ryan Fraser.

Ketiga nama tersebut beroperasi di sisi kanan penyerangan. Pos yang tak memiliki penghuni tetap di skuad Arsenal saat ini. Sering kali Emery menempatkan Henrikh Mkhitaryan dan Pierre-Emerick Aubameyang untuk mengisi pos tersebut. Mkhitaryan adalah seorang geladang serang. Sementara Aubameyang merupakan penyerang.

Jebolan akademi Arsenal, Ainsley Maitland-Niles menjadi satu-satu pemain yang punya posisi murni di sisi kanan. Ia pun jarang mendapat kepercayaan dari Emery. Hanya turun dalam 20 pertandingan, 11 di Premier League. Jelas posisi ini menjadi prioritas bagi the Gunners.

Masalahnya, Emery disebut hanya memiliki 40 juta paun untuk digelontorkan pada musim panas 2019. Dengan dana terbatas itu, nama Fraser menjadi yang paling masuk akal untuk dikejar Arsenal. Pasalnya, Pepe dipatok dengan dana 72 juta pauns oleh Lille. Under diberi label sekitar 35 juta pauns oleh Roma.

Kedua kesebelasan itu juga berpeluang tampil di kancah Eropa pada 2019/20. Pepe dan Lille untuk sementara duduk di peringkat dua klasemen Ligue 1. Sedangkan Roma duduk di peringkat enam klasemen Serie-A, zona kualifikasi Liga Europa dengan mengoleksi 51 poin dari 31 pertandingan.

Ryan Fraser tidak memiliki hal itu bersama Bournemouth. Hingga pekan ke-33 Premier League, the Cherries duduk di peringkat ke-13 klasemen dengan 38 poin. Belum sampai angka magis, 40, yang biasanya menyelematkan peserta Premier League dari degradasi.

Secara logika, harga Fraser tentu akan lebih murah. Apalagi pemain asal Skotlandia itu mengaku senang mendengar minat Arsenal. “Itu berarti saya melakukan sesuatu yang benar. Arsenal akesebelasan besar. S Anda membela Bournemouth dan dikaitkan dengan kesebelasan seperti Arsenal, jelas itu membuat senang,” aku Fraser.

Cocok dan Berpeluang Besar Pindah ke Emirates

Foto: Vice

Fraser yang memiliki kontrak hingga 2020 di Vitaly Stadium ingin dipertahankan oleh the Cherries. Mereka bahkan kabarnya telah menyodorkan kontrak baru dengan gaji 100 ribu pauns per pekan untuk Fraser. Namun, Fraser belum menandatangani kontrak tersebut. Hal ini membuat Manajer Bournemouth Eddie Howe resah.

“Tidak ada yang meragukan kemampuan Fraser. Namun musim panas adalah saatnya tiap kesebelasan melakukan perubahan. Kita lihat saja nanti. Saat ini dia merupakan prospek dua arah,” kata Howe.

Prosepek dua arah yang dimaksud Howe bisa dikatakan semua peluang masih terbuka. Ryan Fraser bisa saja mendapatkan kontrak baru dan dipertahankan di Vitaly Stadium. Ataupun dijual sebagai alat untuk menambah modal klub medatangkan wajah-wajah baru.

Sejauh ini Fraser disebut telah menolak tawaran Everton dan diminati oleh rival the Gunners, Tottenham. John Verrall dari HITC bahkan mendukung Fraser untuk pindah membela the Lilywhites. Namun Arsenal bukan tanpa dukungan. Mantan penyerang Skotlandia yang pernah membela the Gunners selama lima tahun (1983-88), Charlie Nicholas optimis Fraser bisa bicara banyak di Emirates.

“Jika Anda berada di kesebelasan seperti Bournemouth, mungkin memang sudah wajar mempersiapkan diri untuk pergi. Jika ada tawaran yang tepat, Bournemouth juga pasti melepasnya dan Arsenal bisa memberikan hal itu,” kata Nicholas.

“Saya rasa Fraser sudah siap untuk bermain di level Arsenal dan hal itu disiapkan oleh Eddie Howe. Dia punya kemampuan teknik yang bagus, nyaman menguasai bola serta mengalirkannya. Cocok dengan gaya Arsenal,” jelasnya.

Tiket Liga Champions

Foto: Strait Times

Sementara di sisi lain, Bek asal Belanda milik Bournemouth, Nathan Ake, meminta Howe untuk mempertahankan Fraser. “Dia merupakan arsitek gol terbaik yang dimiliki klub. Ia adalah salah satu dari pemain top Bournemouth dalam beberapa musim terakhir dan jelas saya ingin dirinya bertahan,” kata Ake.

Sayangnya, ketika Arsenal yang langganan kompetisi antar klub Eropa mengincar pemain dari kesebelasan papan tengah seperti Bournemouth, sulit untuk mengatakan tidak. Tapi, ada satu hal yang perlu dilakukan oleh Arsenal untuk meyakinkan Ryan Fraser.  Lolos ke kompetisi antar klub Eropa 2019/20.

Arsenal untuk sementara duduk di peringkat empat klasemen Premier League. Akan tetapi posisi itu masih bisa direbut oleh Chelsea dan Manchester United. Chelsea mengoleksi poin yang sama dengan Arsenal (63). Sedangkan Manchester United terpaut dua poin dari the Gunners. Dengan enam pertandingan tersisa, Emery masih bisa melihat Arsenal terjungkal dan absen dari Liga Champions ataupun Europa 2019/20.

Jika hal ini terjadi, dana transfer Arsenal akan menjadi sedikit. David Ornstein dari BBC mengatakan dana transfer Arsenal hanya 40 juta pauns jika gagal menembus empat besar. Tapi bisa sampai 100 juta pauns jika lolos ke Liga Champions.

Tanpa kompetisi antar klub Eropa, Arsenal tidak berbeda dengan Bournemouth. Tidak ada alasan bagi Fraser untuk ke Emirates. Namun jika lolos setidaknya ke Liga Europa, tiket tersebut dapat menarik minat pemain kelahiran 24 Februari 1994 tersebut.

Bukan Pemain Murah

Lagipula, sulit melihat Unai Emery memenuhi kebutuhannya dengan dana belanja 40 juta pauns. Dana tersebut tidak cukup untuk membeli Nicolas Pepe dan mungkin hanya dapat mendaratkan Fraser atau Cengiz Under tanpa kehadiran pemain berkualitas lainnya.

Bournemouth memang belum menyebut harga terkait Fraser. Pasalnya, ia masih punya peluang untuk bertahan. Namun melihat penjualan-penjualan Bournemouth sebelumnya. Arsenal setidaknya harus menggelontorkan 20 juta pauns atau menjadikan Fraser sebagai pemain termahal Bournemouth jika ingin mengangkut dirinya dari Vitaly Stadium.

Ketika Matt Ritchie dijual ke Newcastle United dengan dana sekitar 11 juta pauns. Benik Afobe dilepas ke Stoke City dengan harga 10,5 juta pauns. Mustahil, Fraser akan diberikan label yang sama atau sekitaran jumlah tersebut.

Pasalnya Fraser adalah salah satu ikon di Bournemouth. Membela the Cherries sejak 2013 dan merupakan salah satu pemain paling berpengalaman yang dimiliki skuad muda Eddie Howe. Tidak melepasnya sebagai rekor penjualan klub seakan kurang adil untuk Fraser dan Bournemouth.