Bintang asal Brasil, Philippe Coutinho, berhasil didatangkan Barcelona dari Liverpool dengan nilai transfer 160 juta euro. Transfer ini dianggap sebagai upaya Barcelona untuk meregenerasi Andreas Iniesta yang mungkin penisun dalam waktu dekat.
Drama paceklik bursa transfer musim panas Barcelona
Jauh sebelum peresmian Coutinho sebagai pemain Barcelona, sehari setelah bursa transfer musim panas ditutup, direktur olahraga Barcelona, Albert Soler, dan direktur sepakbola mereka, Robert Fernández, menjalani presentasi menggunakan PowerPoint yang dipersiapkan secara khusus untuk sebuah acara rapat perundingan. Mereka berdua lalu duduk di ruang pers di Camp Nou.
Ketika mereka mulai berbicara, mereka menjelaskan semua kondisi pemain demi pemain, berbagai kesepakatan, dan situasi yang sebenarnya terjadi maupun yang tidak. Mereka lalu berusaha untuk membenarkan apa yang dianggap orang tidak dapat dibenarkan. Barcelona saat itu, berada dalam situasi krisis dan masih berbalut perasaan trauma setelah sempat menjadi terdakwa dalam kasus FFP (Financial Fair Play).
Meski sebenarnya presentasi berjalan intens, namun penjelasan yang diberikan tidak selalu meyakinkan. Pasalnya, penjelasan Soler dan Fernandez justru bertentangan karena seolah-olah mereka tidak bisa menjelaskan cerita mereka dengan lurus dan terkonsep. Lebih parahnya lagi, mereka tidak bisa menyebutkan nama pemain yang bisa menggantikan posisi Neymar, yang pergi ke Paris Saint-Germain, untuk direkrut masuk ke skuat mereka.
Presentasi itu terjadi kurang lebih dua minggu setelah wakil presiden, Jordi Mestre, menyatakan bahwa dirinya “200% yakin” jika pemuda asal Brasil berusia 25 tahun tersebut akan tetap tinggal, tapi pada akhirnya mereka justru tidak dapat menghentikan kepergiannya ke PSG.
Di tempat presentasi tersebut, masih belum ada tanda-tanda pembicaraan khusus mengenai Philippe Coutinho. Namun, semua orang di acara tersebut menuntut agar seseorang harus bertanggung jawab atas situasi transfer musim panas Barcelona yang dinilai sebagai bencana besar karena kehilangan pemain kesayangannya, Neymar.
Pada dasarnya, Barcelona memiliki sejumlah keuntungan yang lumayan besar setelah biaya dari PSG senilai 222 juta euro untuk pembelian Neymar telah tersimpan di rekening klub. Namun, jumlah besar tersebut dianggap masih tidak membuahkan solusi. Uang dengan jumlah besar itu bahkan membuat keadaan menjadi lebih buruk. Soler lalu bersikeras, dengan uang yang klub miliki, ia akan menolak melakukan sebuah pengeluaran yang sia-sia.
Pada kenyataannya, para direktur itu justru menandatangankan Ousmane Dembélé dengan biaya 145 juta euro. Padahal sebelumnya, pemain berkebangsaan Prancis itu hanya dihargai sebesar 105 juta euro. Soler dan Fernández akhirnya harus rela meratapi “harga pasar yang melambung tinggi”, sementara Presiden Barca, Josep Maria Bartomeu, hanya meminta sebuah batas pada dana pembelanjaan klub. Bartomeu lalu menggambarkan pasar transfer sebagai “bisnis yang gila” yang pernah ia lakoni.
Terlepas dari keadaan keuangan Barcelona, beberapa orang di acara perundingan tersebut, meminta pengajuan pengunduran diri. Namun, sebuah perundingan berhasil menngurungkan niat tersebut. Ada delapan orang yang memiliki suara sama tentang pemain mana yang seharusnya direkrut Barcelona sontak menjadi hal yang benar-benar penting untuk diperhitungkan. Nama tersebut akhirnya tertuju pada Philippe Coutinho.
Soler pun mengklaim jika Liverpool sebenarnya telah menawarkan Coutinho di akhir tenggat bursa transfer dengan harga 200 juta euro. Namun ia kemudian memberikan penjelasannya dengan mengatakan, “Logikanya, kami tidak akan menerima tawaran gila itu.” Inilah yang menjadi salah satu alasan mengapa Barcelona gagal mendapatkan kesepakatan untuk mendatangkan Coutinho ke Camp Nou pada musim panas lalu.
Era baru Barcelona bersama Philippe Coutinho
“Tapi pada akhirnya, tidak ada pengunduran diri setelah rapat. Kami bisa saja menandatangani dua pemain seharga 270 juta euro, dan kami pasti bisa melakukannya. Tapi kemudian kami harus mengundurkan diri karena tidak bertanggung jawab atas keuangan klub yang kami hamburkan. Kami tidak akan tertarik masuk ke dalam permainan itu.”
Itulah ungkapan Soler setelah presentasi rapat usai. Namun, empat bulan setelah direksi klub Barcelona mengalami kegalauan semacam itu, Coutinho akhirnya berhasil direkrut dengan harga 160 juta euro. Dan pengeluaran klub senilai 270 juta euro, pada kenyataannya terjadi di awal tahun ini dan Soler seakan-akan menjilat ludahnya sendiri.
Tapi, di balik semua itu, memang tidak ada yang serius dalam menyerukan isu pemecatan karena pengeluaran besar ini, dan tekanan kepada presiden klub pun telah surut setelah paruh musim. Sebaliknya, kegembiraan besar justru terlampir pada prekrutan Countinho, karena pemain berusia 25 tahun itu merasa sangat bahagia bergabung dengan Barcelona.
Meski dilabeli sebagai klub pembeli pemain mahal, Barcelona secara tak terduga membungkam semua fakta itu dengan duduk di posisi pertama klasemen La Liga dan berselisih 14 poin di atas rival mereka, Real Madrid. Semua yang telah ditunjukkan Barcelona menutup semua keraguan dan perdebatan publik. Meski, salah satu anggota dewan petinggi klub ada yang sempat bertanya-tanya apakah terdapat orang yang bertanggung jawab secara finansial atas perekrutan mahal tersebut dan menanyakan dampaknya terhadap pemain lain di dalam skuat utama tim asuhan Valverde.
Bahkan, setelah kesepakatan selesai, meski penandatanganan kontrak Coutinho akhirnya selesai, salah satu dari mereka yang terlibat secara pribadi dalam menyelesaikan transfer eks pemain Inter itu menyatakan keyakinannya bahwa biaya yang dikeluarkan klub terlalu banyak. Kondisi tersebut sama seperti apa yang pernah José Mourinho dan Jürgen Klopp katakan: “Anda akan membayarnya dengan mahal atau Anda tidak akan pernah memiliki pemain seperti itu.”
Barcelona sendiri sudah bertekad untuk memiliki Coutinho, dan menganggap jika pemain bernuansa Amerika latin ini adalah sebuah bagian strategis yang fundamental untuk tim utamanya. Di usianya yang masih 25 tahun, perannya adalah bagian dari proyek jangka panjang kreator lini tengah, dan mampu menutupi kegelisahan efek kepergian Neymar. Di saat inilah Dembélé bisa masuk sebagai bagaian dari trio penyerang Barcelona.
Sedangkan untuk Coutinho, ia bisa bermain secara multifungsional di posisi lini tengah. Ia pun bisa mengisi posisi krusial yang telah ditinggalkan Neymar. Namun, yang lebih penting adalah, Coutinho bisa menjadi sebuah penanda spesial untuk menggantikan peran Andrés Iniesta, yang saat ini telah berusia 33 tahun. Hal ini bukan tanpa alasan, karena Iniesta sendiri telah menilai jika kapabilitasnya sangat cocok dengan visi bermain milik Barcelona. “Coutinho memiliki profil bagus, dan dia sangat cocok bermain di Barcelona,” tutur Iniesta.
Suárez, yang berada di bandara Barcelona untuk menjemputnya pada Sabtu malam, mengatakan bahwa Coutinho adalah pemain yang sangat luar biasa setelah sempat bekerja sebagai rekan satu tim selama 15 bulan di Liverpool. “Philippe luar biasa. Dia mengubah karakter tim sepenuhnya. Dialah yang memberi kita keyakinan untuk memiliki bola karena kemampuan teknisnya sangat bagus,” ungkap Suarez.
“Anda tahu dia tidak akan kehilangan bola dengan mudah, Anda tahu bahwa dia akan menghasilkan sesuatu yang istimewa dengan itu, dan dia akan selalu memilih jalan yang benar. Anda bisa langsung melihat bahwa dia berbeda. Kualitas itulah yang membuat Barcelona akan merasakannya saat ini. Dia adalah pemain terbaik yang akan melengkapi tim ini di masa depan.”
Suárez, seperti Messi, menginginkan Coutinho di Barcelona. Ia berusaha memuaskan tuntutan tersebut, dan berharap Barcelona bisa mendatangkannya dengan cepat. Ia juga berusaha untuk memenuhi komitmen terhadap Coutinho, yang telah memberontak saat ia mencoba untuk memaksakan kesepakatan tersebut saat hubungannya dengan Liverpool mengalami keretakan meskipun ia terus bermain dengan baik. Dan tentu saja, keberhasilan raksasa Catalan dalam merekrut Coutinho di awal tahun ini, berhasil ‘memperbaiki’ perasaan Suarez dan tim di musim panas lalu. Maka, mereka pun menganggap bahwa perekrutan spesial ini lebih baik terjadi terlambat daripada tidak sama sekali.
***
Terlepas dari semua itu, jika Coutinho bermain bagus, biaya megahnya pasti akan cepat terlupakan, dan hal itulah yang menjadi sepucuk harapan bagi para pendukung Barcelona. Coutinho mungkin tidak bisa bermain di Liga Champions, namun hal ini menjadi sebuah keunggulan besar bagi Barcelona untuk bisa memainkan peran penuhnya di liga. Kedatangan Coutinho, juga memberikan kekuatan dan keragaman taktik untuk Ernesto Valverde di lini tengah tim utamanya.