Everton Soares Sebagai Tanda Perpecahan AC Milan

Foto: CBF.com

Seusai Serie-A 2018/2019, AC Milan mulai melakukan perubahan manajerial. Gennaro Gattuso mundur dari jabatan kepala pelatih. Sementara Leonardo de Araujo meninggalkan posisi direktur olahraga. Kepergian Gattuso dapat dimaklumi mengingat Rossoneri gagal lolos ke Liga Champions.

“Pergi dari AC Milan adalah keputusan yang sulit. Klub ini sangat berarti bagi saya. Tapi itu juga meninggalkan beban. Selama 18 bulan saya sangat jarang tidur nyenyak. Kesehatan mental adalah hal yang perlu dipertimbangkan,” kata Gattuso menjelaskan keputusannya meninggalkan San Siro.

Tapi kepergian Leonardo menyisakan pertanyaan. Direktur Eksekutif AC Milan Ivan Gazidis memberikan kata perpisahan positif kepada Leonardo. “Saya sangat berterima kasih kepada Leonardo. Dia datang di masa yang sulit. Dalam waktu singkat, dirinya selalu memberikan yang terbaik untuk klub. Semoga dirinya semakin baik di masa depan,” kata Gazidis.

Melihat pernyataan tersebut, aneh rasanya melihat Leonardo pergi. Apalagi saat ia kembali ke San Siro pada Juli 2018, sambutan positif diberikan pihak klub. Presiden AC Milan Paolo Scaroni bahkan mengatakan bahwa Leonardo adalah kunci kesuksesan klub di masa depan.

Spekulasi pun muncul dan mungkin kepergian Leonardo ada hubungannya dengan sikap Gazidis yang mengganggu tugasnya sebagai direktur olahraga. Direktur olahraga memiliki tugas sebagai perantara antara kepala pelatih dan pemilik klub. Selain itu, mereka juga bertanggungjawab untuk mencari pemain yang tepat di bursa transfer.

Sejak kembali ke AC Milan, ada satu pemain yang benar-benar dipantau Leonardo. Bahkan hampir pasti jadi pemain Rossoneri jika tidak dihalangi oleh Gazidis. Dia adalah gelandang Gremio, Everton Soares.

Tidak Sabar Membela AC Milan

Foto: Terra

Lahir di Maracanau pada 22 Maret 1996, Everton merupakan salah satu talenta terbaik Gremio bersama Arthur Melo yang kini bermain untuk Barcelona. Gemar membombardir pertahanan lawan dari sisi kiri lapangan, Everton sudah mencetak 37 gol dari 144 partai bersama Gremio. Padahal usianya baru 23 tahun.

Performa Everton membuat berbagai kesebelasan Eropa seperti LiverpoolManchester City dan United disebut meminati jasanya. Akan tetapi, dari semua klub yang menaruh minat kepadanya, AC Milan mendapat harapan paling besar dari Everton.

“Kenapa tidak? Saya bahkan sudah berbicara kepada Lucas Paqueta. Andaikan semua berjalan dengan lancar, saya dan dia akan menjadi teman satu tim. Saya sangat senang bisa menarik perhatian klub sekelas AC Milan,” ungkap Everton.

Respon ini berbeda jauh dengan saat ditanya tentang ketertarikan Manchester United. Ketika itu ia tak menanggapi rumor ke Old Trafford dengan serius. “Kita pasti akan selalu mendengar rumor itu kan?,” katanya.

Leonardo terus mengejar Everton. Bahkan AC Milan disebut akan mendapatkan diskon 50% dari Gremio. Klub dari Porto Alegre itu mematok harga 60 juta euro untuk jasa Everton. Tapi mereka rela melepasnya dengan label 30 juta euro pada AC Milan. Lebih murah dari harga yang diminta ke kesebelasan lainnya dengan kisaran 45-48 juta euro.

Sayangnya, hanya satu bulan setelah berita kesepakatan antara AC Milan dan Gremio muncul, Gazidis disebut membatalkan perjanjian itu. Ia menggunakan hak veto untuk menolak kedatangan Everton ke San Siro. Menurut Football Italia, Gazidis lebih memilih penyerang sayap OGC Nice, Allan Saint-Maximin yang lebih murah dibandingkan Everton (25 juta euro).

Ditolak Gazidis

Foto: beINSports

Tapi hingga Leonardo pergi, Saint-Maximin juga gagal untuk didaratkan AC Milan. Berbagai kabar muncul tentang kegagalan ini. Awalnya, Leonardo disebut sudah bertemu pihak Nice dan sepakat memberikan dana 20 juta euro untuk jasa Saint-Maximin. Itu belum termasuk bonus jika ia berhasil memenuhi beberapa target Rossoneri.

Laporan lain kemudian menyebutkan bahwa AC Milan tidak ingin membawa Saint-Maximin secara permanen. Hanya sebagai pemain pinjaman dengan opsi permanen. Permintaan ini ditolak oleh Nice yang hanya rela melepasnya secara permanen.

Hubungan Gazidis dengan Leonardo disebut sudah mulai renggang setelah pemain-pemain seperti Gonzalo Higuain, Diego Laxalt, Samu Castillejo, dan Mattia Caldara mendarat di San Siro. Penolakan Gazidis terhadap Everton. Serta rasa enggan Leonardo menjadi pengganti sementara Gattuso di kursi kepelatihan AC Milan akhirnya menjadi puncak dari perpecahan Rossoneri.

Meski demikian, Fabrizio Romano dari Calciomercato mengatakan bahwa ide-ide transfer Leonardo akan tetap dipertimbangkan oleh nakhoda baru AC Milan. Termasuk membawa Everton Soares ke San Siro.

Tergantung Suso

Foto: Pianeta Milan

Hingga 4 Juni 2019, AC Milan belum menetapkan kepala pelatih ataupun direktur olahraga baru. Tapi mereka sudah menunjuk Paolo Maldini sebagai direktur teknis. Kabarnya, tugas pertama Maldini adalah memastikan masa depan Jesus Joaquin de la Torre alias Suso di San Siro.

Apabila Suso gagal dipertahankan, bukan tidak mungkin Everton kembali menjadi incaran AC Milan. Sekalipun tanpa Leonardo di balik layar Rosonerri. Pasalnya, tanpa Suso, mereka hanya akan memiliki Samu dan Fabio Borini sebagai sayap.

Suka atau tidak, Gazidis mungkin harus mulai membuka diri. Mencoba Everton yang diakui memiliki potensi tinggi dibandingkan memaksa pihak klub untuk membeli Skhordan Mustafi dari Arsenal.