Felipe Monteiro Memenuhi Takdir di Atletico Madrid

Foto: Squawka.com

Atletico Madrid memulai usaha mereka membangun kembali lini belakang dengan merekrut Felipe Monteiro dari FC Porto. Rojiblancos dipastikan kehilangan Juanfran, Filipe Luis, Diego Godin, dan Lucas Hernandez pada 2019/2020. Felipe disebut sebagai pengganti Godin.

Godin disebut akan bergabung dengan Inter Milan setelah meninggalkan Atleti. Dengan Cadena Cope melaporkan dirinya akan jadi salah satu pemain dengan gaji termahal di Giuseppe Meazza. Menerima 6,75 juta euro per musim.

Namun hingga 31 Mei 2019, Godin belum mau memastikan bahwa dirinya akan bergabung dengan Inter. “Sekarang bukan saatnya untuk menatap masa depan. Kalian akan tahu klub apa yang saya bela ketika mereka mengumumkan hal itu. Saat ini saya masih dalam fase emosional. Meninggalkan teman-teman dan klub yang saya sebut rumah selama sembilan tahun,” jelas Godin.

Ketika bek veteran Uruguay itu masih berusaha melepaskan diri dari Rojiblancos. Atleti resmi memecahkan rekor pembelian mereka di lini belakang. Felipe diboyong dengan dana 20 juta euro. Mengalahkan dana transfer Filipe Luis dan Sime Vrsaljko (16 juta euro).

Karier Felipe sebagai pesepakbola memiliki cerita unik. Ia baru menggeluti sepakbola ketika sudah berkepala dua. Sebelumnya, bek kelahiran 16 Mei 1989 lebih memilih untuk bermain skateboard, bola basket, dan voli. “Saya sempat memiliki kesempatan untuk menjadi juara skateboard dunia. Tapi saya berakhir di peringkat 10 saat berhenti main skateboard,” kata Felipe.

Foto: UOL

“Setelah itu saya tetap bergerak di dunia olahraga. Sementara di sela-sela waktu yang ada, saya membuat pizza, roti, dan berjualan di berbagai toko,” aku mantan pedangang jamur itu.

Menurut UOL, Felipe hampir menyerah menjadi pesepakbola saat tawaran dari klub amatir, Uniao Mogi. Perlawan tapi pasti, kemampuan Felipe diakui di Brasil. Pada 2012, dirinya pun mendapat kesempatan membela Corinthians di Serie A Brasileiro.

“Orang-orang sempat terkejut saat Corinthians mengumumkan bahwa mereka mengontrak Felipe. Mereka tak percaya bahwa diri saya yang ada di layar telivisi. Setelah saya memberi konfirmasi, baru mereka mengucapkan selamat,” kata Felipe.

Karier Felipe menanjak bersama Corinthians. Dirinya berhasil menjuarai Brasilerao, Paulista, Recopa Sudamericana, dan Copa Libertadores sebelum diboyong Porto pada musim panas 2016. Felipe saat itu ditebus dengan dana 8,6 juta euro dan diberikan kontrak lima tahun oleh Dragoes.

Diubah Nuno Espirito Santo

Foto: Lateral Esquerdo

“Adaptasi di sini cukup mudah karena semua orang membantu saya agar merasa di rumah sendiri. Klub ini memiliki ekspektasi tinggi dan saya akan berusaha sekuat tenaga supaya bisa membantu Porto di Liga Portugal,” kata Felipe.

Tak butuh waktu lama untuk Felipe membuktikan dirinya di Porto. Ia langsung menjadi bek utama Nuno Espirito Santo bersama Willy Boly. Ketika Santo diganti oleh Sergio Conceicao, Felipe pun tetap kokoh di lini belakang Dragoes. Sekalipun ada Pepe yang dipulangkan dari Real Madrid.

Felipe bahkan awalnya diincar Real Madrid untuk menggantikan Pepe. Tapi Conceicao tidak mau melepas dirinya karena dianggap krusial untuk lini belakang Porto. Padahal saat itu mereka bisa mendapatkan 50 juta euro dari Los Blancos. Jauh di atas biaya transfer yang diberikan Atletico Madrid.

“Nuno adalah pelatih yang hebat. Ia membantu saya saat pertama mendarat di Eropa. Mengubah gaya permainan saya. Tapi Conceicao adalah pelatih yang dibutuhkan Porto. Dirinya adalah seorang perfeksionis,” aku Felipe.

Dikenal sebagai bek yang kuat di udara dan memiliki operan-operan akurat, Felipe akhirnya tetap pergi ke Kota Madrid setelah tiga musim membela Porto. “Ia adalah seseorang yang tak kenal menyerah dan selalu ingin menjadi lebih baik. Hasilnya, Felipe jadi bek terbaik di Liga Portugal,” kata Kepala Pelatih Brasil Tite setelah memanggil Felipe ke tim nasional.

Pengganti Sepadan Godin

Foto: Globe & Mail

Felipe merupakan bentuk nyata dari ungkapan bijak, “Tidak ada kata terlambat”. Dirinya baru mulai serius bermain sepakbola di usia 20 tahun ketika mayoritas pemain memulai dari anak-anak. Tapi dia berhasil tampil di level tertinggi. Memenangkan dua piala bersama Porto dalam tiga musim menetap di Estadio do Dragao.

Dirinya adalah pilihan yang tepat untuk menggantikan Godin di lini belakang Rojiblancos. Bedasarkan statistik WhoScored, Felipe memenangkan 4,2 duel udara sepanjang musim 2018/2019. Itu hampir dua kali lipat dari catatan Jose Gimenez (2.8) dan Godin (2.6) di Atleti. Ia juga lebih rajin memotong bola dibandingkan kedua bek utama Diego Simeone.

Godin mungkin menang ketika bicara soal menyapu bola dari daerah berbahaya. Dirinya berhasil membersihkan bola enam kali per pertandingan. Sementara Felipe hanya empat kali. Tapi setidaknya catatan Felipe sama dengan milik Gimenez.

Mengingat Atletico Madrid tidak bisa berjudi dalam pencarian mereka menggantikan Godin, Felipe yang sudah terbukti di Porto jelas adalah pilihan tepat untuk Diego Simeone.