Hanya Parma yang Bisa Penuhi Keinginan Buffon

Foto: Stadium Astro

Gianluigi Buffon mengakhiri 17 tahun kebersamaannya dengan Juventus untuk membela Paris Saint-Germain (PSG) pada 6 Juli 2018. Alasan Buffon sederhana, ia ingin gelar juara Liga Champions.

Sejak memulai karier profesional pada 1995, Buffon telah memenangkan segalanya. Semua gelar di Italia, UEFA Cup, Piala Dunia, bahkan status raja Eropa juga pernah ia rasakan saat muda bersama tim U21. Tapi satu yang selalu gagal ia raih, Liga Champions.

Buffon tiga kali mengantarkan Si Nyonya Tua ke final Liga Champions (2003, 2015, dan 2017). Tapi Bianconeri selalu kandas. Barcelona, Real Madrid, dan AC Milan menghalangi Buffon meraih impiannya. Ia tahu PSG juga memiliki mimpi yang sama oleh karena itulah dirinya memilih Kota Paris sebagai pelabuhan berikutnya.

“Saya tahu impian PSG dan para suporter mereka. Saya akan berusaha sekuat tenaga agar kita [PSG] bisa mencapai target tersebut,” kata Buffon. Lalu, hanya empat hari setelah Gigi Buffon pergi, Juventus meresmikan Cristiano Ronaldo di Turin.

Ronaldo adalah pesepakbola aktif dengan gelar Liga Champions terbanyak. Mengangkat Si Kuping Besar lima kali bersama Manchester United dan Real Madrid. Hanya Francisco Gento yang memiliki raihan lebih banyak dibandingkan CR7 (6) dan ia sudah pensiun sejak 1971.

Skenario mengerikan pun muncul. Bagaimana jika Juventus keluar sebagai jawara Liga Champions 2018/2019 dan Buffon pergi ke Paris dengan sia-sia. Ronaldo juga menyadari hal itu dan seperti mengincar rekor Gento. “Saya memiliki lima gelar Liga Champions dan mereka belum pernah sekalipun merasakannya,” kata CR7 setelah ditekuk Atletico Madrid 0-2 di pertemuan pertama 16 besar.

Terdengar sombong, namun dirinya bisa membuktikan hal itu dengan mencetak hat-trick ke gawang Rojiblancos, meloloskan Bianconeri dengan agregat 3-2. Sementara Buffon, disingkirkan Manchester United di fase yang sama.

Beruntung skenario itu tidak terjadi. Bianconeri dikejutkan Ajax Amsterdam di perempat-final dan gugur dari Liga Champions 2018/2019. Setelah musim berakhir, Buffon pergi dari PSG. Bukan karena dirinya ragu PSG bisa memenuhi mimpi dan menjuarai Liga Champions. Tapi karena sebuah kutipan yang ia baca disela-sela waktunya.

Kegilaan Leeds dan Penantian Panjang Lazio

Foto: Sky Italia

“PSG sudah mengatakan bahwa musim depan [2019/2020], saya akan tetap jadi pilihan kedua. Mereka tentu memberi banyak uang. Namun saya memiliki sebuah ketergantungan. Ketergantungan untuk merasakan sensasi dan hal itu tak bisa terjadi di bangku cadangan,” kata Buffon.

Beberapa kesebelasan mengincarnya. Dari yang masuk akal seperti FC Porto yang butuh pengganti Iker Casillas. Hingga Leeds United yang terdengar sedikit gila karena masih terperangkap di divisi dua Inggris.

Namun, kegilaan itu cocok untuk Leeds mengingat tim mereka diasuh oleh Marcelo ‘El Loco’ Bielsa. Jadi jangan terkejut andai Elland Road menang dalam persaingan memperebutkan tanda tangan Buffon. Mustahil, tapi sepakbola sepertinya tidak mengenal kata itu di kamus mereka.

Menurut laporan yang beredar sepanjang 19-26 Juni 2019, Leeds dan Porto masih memiliki peluang mendaratkan Buffon. Meski demikian, hal paling realistis adalah kembali ke Serie-A. Brescia, Atalanta, Lazio, semua siap menampung Buffon.

I Biancocelesti disebut jadi yang terdepan di Italia. Mengingat mantan penjaga gawang mereka, Silviano Martina, adalah agen dari Buffon. Martina sendiri mengakui bahwa pihak Biancocelesti menunggu Gigi di Olimpico.

“Dia akan sangat senang jika membela Lazio. Saya ingat waktu dirinya masih bermain di Parma, Dino Zoff menginginkannya jadi penjaga gawang Lazio. Pendukung Lazio sudah menantikan Buffon sejak lama,” kata Martina.

Tapi Martina mengaku semua akan ada di tangan Buffon dan untuk sementara penjaga gawang kelahiran 28 Januari 1978 itu masih menikmati hari-hari bersama keluarga. “Dia tentu sangat ingin bermain lagi. Selama di Paris, Buffon tidak pernah absen dari latihan. Namun, saat ini dirinya masih bersama keluarga dan kami akan memilih pelabuhan terbaik mengingat usianya (41) sudah tidak muda lagi,” jelas Martina.

Petualangan Emosional Buffon

Foto: Goalden Times

Parma dirumorkan menjadi salah satu peminat Buffon. Akan tetapi Martina belum dapat tawaran resmi dari mereka. Padahal, jika melihat alasan Buffon meninggalkan PSG, satu-satunya kesebelasan yang paling berpeluang mendapatkan jasanya adalah I Ducali.

Buffon pernah mengenakan seragam Parma selama 10 tahun. Klub inilah yang membuat nama Buffon menjadi besar. Dididik dari akademi hingga menjuarai Coppa Italia dan UEFA Cup dengan warna kuning-biru. Ketika Parma FC bankrut, Buffon ikut memberi dukungan kepada mereka.

“Parma FC resmi dibubarkan. Sekali lagi saya ingin memberikan dukungan dan rasa simpati kepada mereka yang dekat kepada klub. Saya tidak bisa berhenti memikirkan masa-masa hidup di sana. Tentang kota dan suporter mereka. Saya berharap Ducali dapat kembali ke Serie-A. Kalian akan selalu ada di hati saya,” kata Buffon.

Impian Buffon terkait Liga Champions sebenarnya masih berpeluang menjadi kenyataan. Atalanta salah satu peminat Buffon adalah peserta Liga Champions 2019/2020. Namun, sangat sulit melihat hal itu terjadi. Apalagi Gigi sudah uzur.

Meninggalkan PSG dengan sisa kontrak satu tahun, mungkin ia sudah melupakan ambisi itu dan hanya ingin kembali ke tempat terbaik bagi dia. Jika masih mengincar Liga Champions, ia mungkin masih membela PSG.

Sekarang Buffon mencari sesuatu yang emosional. Sesuatu yang hanya bisa diberikan oleh Juventus atau Parma. “Saya membaca sebuah pernyataan dari Francesco Guidolin. Dirinya ditanya apakah ia senang jika mendapat tawaran kembali ke Hellas Verona,” buka Buffon.

“Kemudian dirinya menjawab, ‘Saya memang mencari sesuatu yang emosional dan dekat dengan hati’. Jujur, hal itu juga yang sekarang saya cari,” akunya. Juventus disebut ingin memulangkan Buffon, tapi sebagai direksi bukan pemain. Sementara Martina mengatakan Gigi masih ingin bermain. Jadi tunggu apalagi Parma!?