Hiroki Abe, Pelarian Barcelona dari Takefusa Kubo

Foto: Gekisaka

Tidak ada angin. Tidak ada hujan. Tiba-tiba Barcelona disebut mencapai kesepakatan dengan Kashima Antlers untuk memboyong gelandang muda mereka, Hiroki Abe (20), ke Spanyol. Hingga 4 Juli 2019, kabar itu sebenarnya masih simpang-siur. Abe sendiri mengaku tidak bisa bicara banyak soal minat Blaugrana kepada dirinya. “Saya tak bisa bicara apa-apa soal hal itu,” kata pemain kelahiran 28 Januari 1998 tersebut.

Namun, salah satu petinggi Antlers mengaku kepindahan Abe bisa saja terjadi. “Kami sudah mendapat tawaran dari Barcelona.  Jika tidak ada masalah apapun terkait kontrak dan lain-lain, dirinya bisa segera pergi ke sana,” katanya. Abe sendiri mengaku ingin bermain di Eropa. Melihat pendahulu-pendahulunya seperti Shoya Nakajima dan Ritsu Doan, ia mengaku merasa lebih pas main di Benua Biru.

“Jika Anda diterima di J.League belum tentu cocok main di Eropa. Begitu juga sebaliknya, sukses di Eropa belum tentu dapat beradaptasi dengan J.League. Bagi saya, mungkin akan lebih mudah apabila bermain di Eropa,” akunya. Semua terlihat jatuh pada tempatnya. Hanya dalam waktu singkat, Barcelona seperti sudah menemukan pengganti Takefusa Kubo.

Aksi Sakit Hati

Foto: ESPN FC

Kubo yang sempat didatangkan Barcelona ketika masih kanak-kanak punya kesempatan untuk kembali mengenakan seragam Blaugrana. Namun ia lebih memilih Real Madrid sebagai pelabuhan berikutnya. Kabarnya, Blaugrana tidak menjanjikan kesempatan di tim senior, hanya memberikan ia ruang bersama Barcelona B. Oleh karena itulah ia memilih Real Madrid.

Tawaran serupa juga kabarnya menjadi senjata Barcelona untuk mengontrak Abe. Ia hanya diberikan tempat di Barcelona B. Bermain di divisi tiga Spanyol tanpa memiliki kepastian kapan naik ke tim senior. Barcelona tidak belajar dari kesalahannya. Mereka seperti hanya meluapkan amarah setelah ditinggal Kubo dengan mendekati Abe.

Hal seperti ini terbiasa terjadi dalam rivalitas Barcelona dan Real Madrid. Kehadiran Vinicius Junior dan Rodrygo di Ibu kota Spanyol juga tidak lepas dari rasa sakit hati Los Blancos setelah gagal mendapatkan Neymar. Namun setidaknya Vinicius dan Rodrygo punya peluang main di bawah arahan Zinedine Zidane. Begitu juga dengan Kubo. Tidak seperti Abe jika ia memilih pergi ke Barcelona.

Padahal Abe adalah salah satu pemain paling populer di Jepang. Diorbitkan ke tim utama Antlers pada 2017, Abe sudah tampil 78 kali dan mencetak 10 gol untuk klub asal Pulau Rusa tersebut. Termasuk satu gol di perempat-final Liga Champions Asia melawan Tianjin Quanjian. Memuluskan langkah Antlers jadi juara di akhir kompetisi.

Penerus Zico

Foto: Soccer-king

Menggunakan nomor punggung 10, Abe disebut sebagai penerus Zico di Kashima Antlers. Legenda sepakbola Brasil itu sempat membela Antlers di akhir kariernya (1991-1994). Dirinya juga pernah jadi nakhoda Antlers pada 1999. Bahkan pada Juli 2018, Zico kembali ke Antlers untuk mengisi pos direktur teknis.

Walaupun Abe belum lahir ketika Zico membela Antlers sebagai pemain, ia mengakui bahwa gelandang yang mengantar Antlers menjadi jawara J.League 1993 adalah salah satu inspirasinya. “Kami lebih sering mendapat instruksi dari tim pelatih senior. Namun Zico beberapa kali memberikan arahan. Setiap kali ia berbicara, kami tahu bahwa itu adalah hal penting. Dia meningkatkan kepekaan kami,” kata Abe.

“Secara personal saya pernah bertemu dirinya saat masih anak-anak. Dia datang ke pemusatan latihan kami dan bahu kami bersentuhan. Saya tidak berbicara dengannya ketika itu, tapi sentuhan bahu dari Zico menjadi motivasi tersendiri. Dalam otak saya, saat itu ia seperti memberi pesan. Waktu Zico datang dan saya menggunakan nomor 10 di Antlers, ada motivasi baru muncul. Saya ingin memenuhi ekspektasi dari dia,” jelas Abe.

Abe awalnya tidak memiliki niatan untuk menggunakan nomor 10. Tapi sebagai penyerang, ia tahu bahwa angka tersebut adalah sesuatu yang sakral. “Awalnya menggunakan nomor 30, tapi ketika 10 tersedia, saya langsung memilihnya. Sebagai seorang penyerang pasti akan mengincar nomor 10. Itu nomor paling keren di dunia sepakbola,” katanya.

Ditakdirkan ke Eropa

Foto: Bunshun

Abe pun memenuhi ekspektasi yang ada dengan nomor 10 di punggungnya. Terpilih sebagai ‘Rookie of The Year’ J.League pada 2018. Biasanya peraih gelar ini akan selalu memiliki masa depan di Eropa. Mulai dari Shinji Ono yang menjuarai UEFA Cup bersama Feyenoord. Hingga Takumi Minamino yang bersinar bersama Red Bull Salzburg.

Yōsuke Ideguchi pemenang Rookie of The Year 2016 kini sudah berstatus pemain Leeds United. Yuta Nakayama yang meraih penghargaan tersebut satu tahun sebelum Abe tampil di Eredivisie bersama PEC Zwolle. Abe punya kesempatan untuk mengikuti jejak mereka. Tapi tidak bersama Barcelona.

Abe masih memiliki ambisi untuk memberikan gelar juara liga kepada Antlers. Mungkin ia harus fokus ke target itu sebelum meninggalkan Jepang. Meninggalkan Antlers untuk tampil di divisi tiga Spanyol sama saja merusak masa depan sendiri.

Masa depan Abe terlihat cerah. Tapi harus diingat bahwa Barcelona hanya menginginkan Abe karena sakit hati ditinggal Kubo. Sabar dan kesempatan yang lebih baik pasti akan datang menjemputnya.