Liverpool Bukan Tempat untuk Pemain Seperti Memphis!

Foto: Eurosport

Menjelang musim panas 2019, Liverpool disebut akan kehilangan Sadio Mane ke Real Madrid. Rumornya, hal ini seharusnya terjadi pada musim panas 2018 apabila Zinedine Zidane tidak pergi dari Santiago Bernabeu. Saat itu Mane bahkan disebut telah mencapai kesepakatan dengan Real Madrid. Lalu Zidane pergi. Zidane datang kembali, Mane disebut lagi.

Liverpool kini disebut mencari pengganti sepadan untuk mengisi posisi Mane. Dari sekian banyak nama, satu nama menonjol dibanding lainnya. Mantan Manchester United, Memphis Depay. Dalam ingatan suporter Manchester United, nama Memphis sebagai pewaris nomor tujuh yang gagal.

Sekalipun sudah diminta David Beckham untuk melupakan pendahulunya, beban sebagai nomor tujuh terlalu berat bagi Depay. “Melihat pemain-pemain seperti Antonio Valencia, Michael Owen, dan Angel Di Maria terlalu berat bagi saya. Nomor 17 atau 33 mungkin lebih cocok dengan gaya main saya,” aku Memphis.

Padahal di mata suporter Manchester United nama-nama yang disebut oleh Memphis juga tergolong gagal. Nomor tujuh Manchester United memang tak pernah sama lagi semenjak Cristiano Ronaldo hengkang. Setelah dua tahun gagal di Old Trafford, Memphis dibuang ke Olympique Lyon seharga 16 juta Euro. Hanya setengah harga dari dana yang dikeluarkan Manchester United untuk membeli jasanya dari PSV Eindhoven.

Meski demikian, Memphis tetap mengenang Manchester United. Ketika meninggalkan Old Trafford, Memphis berkata kepada Jose Mourinho, “Anda akan melihat saya di puncak suatu saat nanti”. Mourinho kemudian membalas, “Baiklah, semoga suatu saat nanti Anda pulang ke Manchester United lagi”.

Tampil mengesankan di musim penuh pertamanya bersama Lyon, nama Memphis jadi buah bibir lagi. Performanya bersama Belanda di UEFA Nations League ikut membantu. “Dirinya sangat vital dalam keberhasilan kami mencapai final UEFA Nations League,” puji nakhoda Oranje, Ronald Koeman.

Mengicar 10 Besar Eropa

Musim 2018/2019 catatan individu Memphis memang menurun. Terlibat dalam 39 gol dalam 47 penampilan pada 2017/18, hingga pekan ke-31 Ligue 1, Memphis belum mencetak 10 gol untuk Lyon di semua kompetisi yang ia ikuti. Terlibat dalam 22 gol dari 40 laga. Namun itu juga karena perfoma Les Gones berbeda dengan musim 2017/18. Hanya bisa duduk di peringkat tiga klasemen sementara ketimbang jadi pesaing terdekat Paris Saint-Germain.

Performa Memphis memang tidak jauh berbeda dengan Sadio Mane. Penyerang Senegal itu terlibat dalam 24 gol dari 40 partai di semua kompetisi. Hanya unggul dua dari Memphis di Lyon. Sama-sama kompeten menyisir sisi kiri lapangan, wajar jika Liverpool disebut minat pada Memphis. Lagipula sebelum pindah ke Manchester United, Liverpool juga mengincar dirinya dari PSV.

Memphis sendiri ingin hengkang dari Lyon. Ia merasa sudah cukup mampu untuk main di kesebelasan top Eropa. Bukan sembarang kesebelasan top juga, menurut L’Equipe hanya 10 besar dari Benua Biru saja yang diinginkan oleh Memphis.

Jika melihat koefisien UEFA pada akhir musim 2017/18, Liverpool termasuk salah satunya. The Reds duduk di peringkat dua koefisien klub UEFA 2017/18 dengan Real Madrid sebagai satu-satunya kesebelasan yang dianggap lebih baik. Kedua finalis UEFA Champions League memimpin klasemen, wajar. Tapi apabila mengacu koefisien keseluruhan selama 10 tahun terakhir, Liverpool ada di peringkat 15.

Diragukan Mantan Pemain Lyon

Foto: Zimbio

Sayangnya, Memphis tidak cocok untuk kesebelasan seperti Liverpool. Akan sangat sulit bagi pemain yang tak bisa melepas beban nomor sakral untuk membela kesebelasan yang selalu mengingat kejayaan masa lalu.

Lagipula Memphis punya karakteristik seperti Hatem Ben Arfa. Ada masanya Ben Arfa diincar Barcelona karena tampil impresif bersama OGC Nice. Pada akhirnya, Ben Arfa memilih Paris Saint-Germain (PSG) ketimbang Blaugrana. Tapi tak lama di Kota Paris, dirinya hengkang ke Rennes.

Ben Arfa, Memphis Depay, mereka bersinar di kesebelasan masing-masing karena tidak ada tekanan. Olympique Lyon mungkin sering jadi pesaing terdekat PSG. Tekanan untuk bersaing mendapatkan peringkat kedua beda dengan menjadi juara. Peringkat dua tidak mendapatkan piala!

Mantan gelandang Lyon asal Brasil, Edmilson, bahkan meragukan Memphis. “Saya rasa ia tak bisa berbuat banyak di kesebelasan yang lebih tenar ketimbang Lyon. Ada pemain yang lebih berkualitas di Lyon seperti Tanguy Ndombélé,” katanya.

Pengganti Mane?

Foto: BT.dk

Ndombele juga disebut sebagai salah satu pemain incaran Liverpool. Namun gelandang 22 tahun itu punya posisi berbeda dengan Mane. Memphis sendiri sebenarnya berbeda dengan Mane.

Sadio Mane lebih produktif, sementara Memphis lebih aktif sebagai arsitek. Pos Mane ada di sisi kiri penyerangan, sementara Memphis jadi penyerang tengah Lyon. Mematikan di kotak penalti lawan bersama duetnya, Moussa Dembele.

Liverpool bisa saja menebus Memphis dengan dana 30 juta Euro. Namun mereka tidak akan mendapatkan sosok pengganti yang diinginkan. Jika Memphis benar-benar ingin hengkang, Manchester United mungkin jadi pilihan terbaik.

The Red Devils telah mengetahui kualitas Memphis. Memphis tahu beban yang ada di Old Trafford. Tim asuhan Ole Gunnar Solskjaer itu juga masuk ke dalam daftar 10 besar UEFA. Mereka juga disebut akan melepas Romelu Lukaku di musim panas 2019. Posisi penyerang tengah yang paling sering diiisi Memphis selama satu tahun terakhir di Lyon.

Sudah dua tahun lebih pergi dari Manchester, Memphis masih selalu menjaga hatinya untuk United. “Jelas Manchester akan selalu merah. Semua tahu kisah saya dengan Manchester United tidaklah bagus. Tapi saya kini sudah mengalami perubahan sikap. Menguragi gaya flamboyan dan bermain lebih pintar,” katanya.

Mustahil pemain yang mengeluarkan kata-kata itu dari mulutnya bisa diterima di Anfield.