Awal Maret 2019, FIFA resmi memberikan restu untuk gelandang West Ham United, Declan Rice membela tim nasional Inggris. Rice jadi talenta kedua yang dicuri Inggris dari Republik Irlandia dalam tiga atau empat tahun terakhir setelah Jack Grealish (2015). Memulai karier sepakbolanya di akademi Chelsea, Rice mencuri perhatian sepanjang musim 2018/2019.
The Three Lions–julukan Inggris—pun tidak mau talenta Rice digunakan oleh tetangga. Ia tumbuh besar sebagai pribadi ataupun profesional di London, Inggris. Daerah kekuasaan Ratu Elizabeth, bukan parlemen Republik Irlandia. Sekalipun mengenakan seragam hijau sejak U16 hingga senior, Rice selalu memiliki tempat untuk Inggris.
Rice sendiri juga mengaku sudah putus asa dengan sepakbola Republik Irlandia sejak lama. Padahal dia baru berusia 20 tahun ketika memutuskan memilih Inggris. Kepindahan Rice ini menjadi tamparan bagi Republik Irlandia. Pengingat bahwa selama ini mereka terlalu sibuk memilih kepala pelatih ternama tanpa memikirkan regenarasi pemain.
“Kita harus berhenti memberikan pemain kepada FA [Inggris]. Mengurus pemain kita sendiri agar tidak kehilangan lagi. Kepindahan Rice adalah pukulan besar bagi Republik Irlandia,” kata mantan penyerang Republik Irlandia U21 Karl Sheppard.
Bukan hanya Republik Irlandia yang mendapat pukulan dari kepindahan Rice. West Ham selaku pemilik jasa Declan Rice di Premier League juga mulai pasrah akan kehilangan dia.
“Rencana saya selalu bertahan di West Ham. Melihat dukungan yang diberikan manajer, pemain lain, dan para suporter, saya ingin membantu kesebelasan ini,” kata Rice setelah menandatangani kontrak hingga 2024 di akhir tahun 2018.
Sialnya, dengan memilih Inggris sebagai negaranya, Rice perlu naik level. Sulit bagi Rice menembus skuat the Three Lions jika ia hanya membela kesebelasan papan tengah ke bawah. The Hammers -julukan West Ham- juga mengerti kondisi itu.
Foto: TalkSport
“Jika itu [menjual Rice] adalah hal terbaik untuk klub dan pemain, pasti akan dilepas,” aku Manajer West Ham Manuel Pellegrini. “Dia baru berusia 20 tahun dan dirinya tidak merasa tertekan untuk main di West Ham ataupun tim nasional. Rice paham bahwa dirinya harus berkembang,” lanjut nakhoda asal Cili tersebut.
Usia yang masih tergolong muda membuat gaya permainan Rice bisa berkembang. Namun untuk saat ini, diposisikan sebagai gelandang bertahan oleh Manuel Pellegrini, Declan Rice dikenal sebagai sosok yang tangguh dalam duel udara, rajin membersihkan bola dari area berbahaya, dan sering melakukan tackle.
Tiga aspek penting gelandang petarung di tengah lapangan. Selain itu, Pablo Zabaleta, juga menyebut Rice sebagai sosok yang penuh percaya diri tinggi serta ahli mengirim umpan sebagai pengatur tempo permainan.
“Kita bisa melihatnya saat lawan Manchester United. Dia berhasil menjalankan tugasnya sebagai pengalir arus bola dan percaya diri melakukannya meski masuk sebagai pemain pengganti,” jelas Zabaleta.
Dengan segala atribut tersebut, Chelsea, Everton, Tottenham, Liverpool, Arsenal, Manchester City, dan United disebut menarik minat kepada Rice. Pertanyaannya, kesebelasan mana yang paling tepat untuk Declan Rice?
Foto: Evening Standard
Chelsea
The Blues pernah membuat Rice dan mungkin harus mengeluarkan uang lebih agar bisa meyakinkan pemain kelahiran 14 Januari 1999 itu untuk kembali. Melihat bagaimana the Blues pernah melakukan hal serupa untuk Nemanja Matic, tidak mustahil Rice kembali ke Chelsea. Sosok seperti Matic juga sepertinya pemain yang dibutuhkan Sarri di Chelsea.
Saat ini hanya Kovacic dan David Luiz yang bisa digunakan Sarri untuk mengisi peran Matic. Gaya permainan Rice mirip dengan pemain Serbia tersebut dan dapat menjadi kekuatan baru di lini tengah the Blues.
Masalahnya, melihat perlakuan Sarri kepada Ruben Loftus-Cheek, ada peluang talenta Rice kembali redup di Chelsea. Tapi Chelsea bukan pelari terdepan juga untuk jasa Rice, mereka masih harus bertarung di pengadilan untuk mendapat hak berbelanja di musim 2019/20.
Everton
Marco Silva dikenal sebagai manajer yang gemar menggunakan gelandang bertahan dengan teknik tinggi. Declan Rice masuk ke dalam kategori tersebut. Ia sesuai dengan gaya Silva yang mengutamakan umpan-umpan jarak jauh dari seorang gelandang agar bisa memaksimalkan sisi sayap lapangan.
Meski saingan Rice tergolong sedikit jika mendarat di Goodison Park, level Everton tidak berbeda jauh dengan West Ham. Dengan kata lain, jaminan tim nasional yang dicari juga tidak bisa diberikan oleh the Toffees.
Liverpool
Sama seperti tetangga mereka, Liverpool juga tidak memiliki banyak saingan di lini tengah apabila mendatangkan Rice. Masalahnya tiga gelandang utama yang dimiliki Jurgen Klopp seperti tidak tersentuh. Henderson, Fabinho, dan Naby Keita seperti sudah disiapkan untuk musim 2019/20.
Musim 2018/19 hanya sebagai waktu adaptasi bagi Fabinho dan Keita sebelum mereka jadi tulang punggung the Reds. Andai kata Klopp melakukan rotasi sekalipun, manajer Jerman itu memilih pemain dengan gaya permainan yang berbeda dengan ketiganya. Jauh lebih menyerang, seperti Adam Lallana dan Alex Oxlade-Chamberlain.
Bukan pemain tangguh seperti Rice. Tugas Rice sudah diisi oleh Fabinho dan Keita. Bentrok peran membuat Rice kemungkinan besar akan menjadi pemain cadangan, setidaknya satu musim. Sama seperti nasib Fabinho dan Keita di 2018/19.
Foto: Evening Standard
Arsenal & Manchester United
Permainan Rice sebenarnya cocok untuk Arsenal. Melihat kesuksesan Mattéo Guendouzi di 2018/19. Kehilangan Aaron Ramsey, the Gunners mungkin akan mencari gelandang baru. Tapi, mereka sebenarnya juga sudah memiliki Granit Xhaka dan Lucas Torreira yang punya posisi sama dengan Rice.
Layaknya Arsenal, Manchester United baru membuka lembaran baru. Arsenal baru lepas dari Arsene Wenger, sementara the Red Devils mempermanenkan Ole Gunnar Solksjaer. Gaya permainan Solksjaer belum terlihat jelas karena ia belum memilih pemainnya sendiri.
Namun, apabila Rice datang ke Manchester United, hanya ada satu tempat tersedia. Dia dan sekitar empat sampai enam pemain harus bertarung mengisinya karena satu tempat lain di lini tengah telah diisi Paul Pogba.
Rice jelas cocok untuk Manchester United. Dirinya bisa menjadi penerus Matic di sana. Masalahnya, Solskjaer harus memilih antara Rice atau Scott McTominay yang perlu diberi kesempatan lebih? Akademi Manchester United atau masa depan Inggris? Dilemma.
Manchester City & Tottenham
Menurut Odds Checker pada Januari 2019, Manchester City adalah kesebelasan favorit untuk mendaratkan Rice. Pep Guardiola sendiri sudah memproyeksi Rice untuk menjadi pengganti Fernandinho, satu-satunya gelandang bertahan murni yang dimiliki the Citizens.
Berada di bawah arahan Pep Guardiola yang terbukti peduli pada pemain muda dan penuh prestasi mungkin pilihan terbaik Rice jika hengkang dari West Ham. Hal serupa juga dapat dikatakan untuk Tottenham. Bedanya, di Tottenham ada peluang Declan Rice akan menjadi pilihan utama secara instan.
Foto: AirtelFootball
Setelah dua periode transfer tidak mendatangkan muka baru, musim 2019/20 jadi momen yang tepat untuk Tottenham menekan tombol reset. Rice bisa menjadi wajah utama baru di Tottenham. Sama seperti Guardiola, Mauricio Pochettino juga jitu mengasuh talenta muda.
Transfermarkt mencatat Tottenham sebagai kesebelasan Premier League yang paling banyak mengirimkan talenta ke tim nasional (16). Khusus untuk tim nasional Inggris, empat dipanggil the Three Lions untuk pertandingan Kualifikasi Piala Eropa pada Maret 2019, besama Declan Rice.
Nama-nama lain seperti Josh Onomah dan Kyle Walker-Peters disebut akan menyusul. The Lilywhites bisa dikatakan pilihan terbaik jika Rice ingin ke tim nasional, tapi prestasi, butuh usaha keras.