Menilik Era Baru Real Madrid

Foto: Qlur

Selama beberapa dekade terakhir, raksasa Spanyol, Real Madrid, sangat identik dengan transfer-transfer yang mewah. Dari Luis Figo dan David Beckham hingga Cristiano Ronaldo dan Gareth Bale, presiden klub Florentino Perez tidak pernah sekalipun sungkan untuk mengeluarkan biaya besar demi mengumpulkan koleksi superstar-superstar paling glamor di percaturan sepakbola dunia tersebut.

Namun, dalam beberapa tahun terakhir, persepsi semacam itu telah sedikit melenceng. Dengan pengecualian kedatangan Thibaut Courtois dari Chelsea musim panas lalu, Real Madrid sendiri sedang keluar jalur dari pembelian pemain bintang sejak 2014 lalu, ketika mereka merekrut Toni Kroos dan James Rodriguez dengan tersentak.

Maka sejak saat itu, deretan manajer Madrid seperti Carlo Ancelotti, Rafael Benitez, Zinedine Zidane, Julen Lopetegui, Santi Solari dan sampai sekarang –Zidane lagi– hanya terus memainkan pemain yang hampir sama sekelas Keylor Navas, Sergio Ramos, Raphael Varane, Dani Carvajal, Marcelo, Kroos, Casemiro, Luka Modric, Isco, Bale, Ronaldo dan Karim Benzema. Mereka-mereka inilah yang terus-menerus bermain di tim utama setiap musimnya.

Tapi tampaknya, hal seperti itu tidak akan muncul lagi di musim 2019/2020. Evolusi skuad telah membuka jalan bagi bentuk baru Real Madrid, dengan Perez yang sampai saat ini telah mengeluarkan lebih dari 300 juta euro untuk mendatangkan pemain bintang sejak akhir musim panas lalu. Ia melampaui jumlah pengeluaran pada jendela transfer klub sebelumnya, yaitu sebesar 254 juta euro, ketika mereka merekrut Ronaldo, Benzema, Kaka dan Xabi Alonso pada 2009.

Maka bukan sebuah kebetulan mengapa perubahan pola belanja secara drastis di musim panas ini akan menjadi pertanda munculnya era baru di Real Madrid. Dan tidak menuntut kemungkinan akan ada bintang-bintang baru lagi yang bisa jadi didatangkan Los Blancos sampai jendela transfer musim panas ini ditutup.

Zinedine Zidane adalah aset krusial Real Madrid

Kendati begitu, selain soal perekrutan pemain bintang di musim panas ini, Real Madrid juga memiliki potensi kuat untuk membangun era baru dari aspek manajernya, yaitu Zinedine Zidane. Ia adalah seorang yang visioner dan tangguh dalam membangun skema memukau di tim utama Madrid selama beberapa tahun terakhir.

Meski memang sebelumnya ia mengambil langkah yang tidak biasa dengan mengundurkan diri setelah berhasil menjungkalkan Liverpool pada Mei 2018 untuk mengangkat trofi Liga Champions ketiga kalinya secara berturut-turut, akan tetapi ia memiliki alasan yang kuat untuk itu. Ia beranggapan bahwa ia tidak bisa terus memberikan kesuksesan kepada Madrid hanya dengan sumber daya terbatas yang ada pada skuadnya.

Bahkan, Zidane sendiri telah secara teratur menyatakan keyakinannya bahwa kesuksesan di liga domestik adalah ujian terbesar bagi Real Madrid, dan ia merasa kemenangan Liga Champions 2018 hanyalah topeng untuk sebuah penurunan tajam yang tercermin dari gagalnya mereka di di La Liga. Sederhananya, Zidane tidak dapat membuat perubahan seperti yang ia inginkan, dan itu berarti sudah waktunya untuk keluar dari klub.

Dalam beberapa minggu setelah pengunduran diri Zidane, menjadi sangat jelas bahwa semua pendapatnya benar. Ia benar-benar seorang yang visioner. Musim 2018/2019 adalah musim yang terburuk dalam sejarah klub asal Ibukota Spanyol itu, karena mereka hanya berhasil finis di tempat ketiga di La Liga dengan 19 poin di belakang sang juara Barcelona. Mereka juga gagal meraih gelar Copa del Rey dan Liga Champions.

Wajar rasanya, Perez akhirnya kembali ke Zidane setelah dipecatnya Lopetegui dan Solari yang keduanya hanya bertahan tidak lebih dari beberapa minggu. Meski terlambat menerima pandangan visioner Zidane, setidaknya saat ini Real Madrid sudah sadar bahwa eks pemainnya itu adalah aset krusial bagi klubnya.

Maka bisa jadi, kedepannya Perez mungkin akan lebih tunduk pada keinginan Zidane di pasar transfer musim panas ini. Bahkan, sekarang pun Zidane sudah berhasil membuat manuver yang super berani dengan menekan petinggi klub untuk merekrut pemain-pemain yang ia inginkan.

Keberhasilan Real Madrid merekrut Eden Hazard dan empat pemain baru

Sebetulnya, inti dari perekrutan pemain musim panas Real Madrid, tentu saja, adalah Eden Hazard. Pemain asal Belgia itu sudah diincar oleh Perez selama lebih dari setahun, dan akhirnya ia berhasil untuk membawanya ke Bernabeu.  Dengan banderol sebesar 100 juta euro (89 juta paun), mantan pemain Chelsea itu tampaknya akan mendapat status starter di musim depan nanti. Bahkan tak sedikit juga yang menilai bahwa prospek Hazard sangat besar untuk menjadi tandem Benzema di lini serang.

Namun, Hazard sendiri bukanlah satu-satunya penguat lini depan yang direkrut Real Madrid musim panas ini. Karena terdapat juga pemain lain yang memiliki potensi sama, yang juga direkrut Los Blancos sekelas Luka Jovic. Pemain internasional Serbia berusia 21 tahun itu berhasil mencetak 27 gol untuk Eintracht Frankfurt di musim lalu, dan ia diharapkan akan menjadi lebih dari sekedar opsi rotasi skuad di bawah asuhan Zinedine Zidane.

Selain itu, Real Madrid juga mengeluarkan uang sebesar 47 juta euro untuk merekrut bek kiri Ferland Mendy, yang berhasil menarik perhatian selama musim lalu ketika ia memperkuat Lyon. Mendy diperkirakan akan bersaing dengan pemain muda Spanyol Sergio Reguilon untuk mendapatkan tempat sebagai pelapis Marcelo.

Sementara itu, pada sektor bek, Real Madrid juga merekrut pemain yang dinilai akan menjadi penerus Sergio Ramos yang kini sudah berusia 33 tahun. Bek penerus tersebut adalah Eder Militao, yang direkrut seharga 50 juta euro dari Porto. Dan sejauh ini Madrid mengakhiri perekrutannya dengan membeli pemain sayap Brasil berusia 18 tahun bernama Rodrygo Goes seharga 60 juta euro dari Santos.

Namun, pembelian terakhir Madrid tersebut belum memastikan apakah mereka akan berhanti merekrut pemain baru atau tidak. Itu semua hanya sementara. Pasalna, setelah kedatangan Hazard, para suporter Madrid masih ingin menghibur diri mereka dengan sebuah narasi permohonan kepada petinggi klub yang berbunyi: “Kami ingin Mbappe.”

***

Kendati begitu, apa pun yang terjadi, jelas sekali bahwa perubahan skema belanja Real Madrid di bursa transfer musim panas ini adalah hal yang patut diperhatikan. Pasalnya, manuver mereka di bursa transfer sejak 2014 lalu tidak se-fantastis sekarang, di mana selama lima tahun terakhir mereka belum sama sekali merekrut pemain bintang –terkecuali Thibaut Courtois.

Namun, semua stigma itu sudah menjadi masa lalu. Karena sekarang, Real Madrid sudah tidak dapat menahan ambisi besarnya untuk kembali menguasai Spanyol dan Eropa dengan merekrut lima pemain baru, yang salah satunya adalah bintang Belgia, Eden Hazard. Maka, bukan tidak mungkin jika Los Galacticos era baru akan lahir di musim depan.