Paulo Dybala, Fernando Torres, dan Tottenham

Foto: Trome.pe

Sudah lima tahun Mauricio Pochettino menangani Tottenham Hotspur. Dalam jangka waktu tersebut, nakhoda asal Argentina tersebut berhasil mengubah banyak hal. Mereka nyaman empat besar Premier League, pesaing utama gelar juara 2016/2017, bahkan lolos ke final Liga Champions 2018/2019. Akan tetapi, masih ada satu hal yang tak berubah selama lima tahun Pochettino menangani the Lilywhites. Harry Kane selalu jadi topskorer klub.

Vincent Janssen, Fernando Llorente, hingga Son Heung-Min mendarat di White Hart Lane. Tapi tidak ada yang bisa menggeser posisi Kane sebagai juru gedor utama the Lilywhites.

Menjelang bergulirnya musim 2019/2020, Kane tetap terlihat sebagai tumpuan lini serang Pochettino. Meskipun ada beberapa nama diincar mantan gelandang Espanyol itu, mereka hanya diproyeksi sebagai pelapis Kane. Bukan pengganti.

Namun, berbagai sumber kemudian melaporkan bahwa Tottenham mengincar Paulo Dybala dari Juventus. Posisi Dybala di Turin memang terancam sejak Cristiano Ronaldo bergabung dengan Si Nyonya Tua. Agen sekaligus saudara kandung Dybala, Gustavo, bahkan sudah mengatakan bahwa kliennya tidak betah di Turin.

“Peluang untuk Dybala pergi cukup besar, dia butuh suasana baru. Dirinya sudah tidak lagi merasa nyaman di Italia. Ia sebenarnya tidak memiliki masalah dengan Ronaldo. Namun, dirinya masih muda dan ingin bermain,” kata Gustavo.

Sempat Ditawarkan ke London Utara

Foto: beINSports | Sarri lebih pilih Mandzukic.

Melihat pemain-pemain yang dipilih Maurizio Sarri dalam beberapa uji coba hingga 26 Juli 2019, Dybala sepertinya memang tak memiliki masa depan di Juventus. Sarri lebih memilih Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic sebagai ujung tombak La Vecchia Signora.

Meski demikian, Sarri mengaku memiliki peran untuk Dybala. “Saya rasa dia bisa bermain sebagai false 9. Kita juga bisa mengubah formasi menjadi 4-3-1-2 agar Dybala mendapat tempat di lini serang,” kata Sarri. Akan tetapi sejak menangani Napoli, Sarri sudah terbiasa dengan skema 4-3-3. Ia beberapa kali menggunakan false 9. Namun lebih gemar melihat penyerang murni seperti Higuain memimpin lini terdepannya.

Bagaimana Dybala bisa dikaitkan dengan Tottenham juga menjadi bukti bahwa Pochettino sudah berhasil mengangkat derajat rival Arsenal tersebut. Pada 2017, Dybala merupakan pemain yang dikaitkan dengan Barcelona dan Real Madrid. Hanya dua tahun kemudian, the Lilywhites bisa masuk ke dalam perbincangan merekrut pemain berjuluk ‘La Joya’ tersebut.

Bahkan menurut Calciomercato, Juventus sebenarnya sudah sempat menawarkan Dybala kepada Tottenham. Namun ketika itu, mereka menolak. Membuat Paris Saint-Germain dan Manchester United disebut menjadi pelari terdepan untuk jasa Dybala.

Bukti Bahwa Tottenham Tak Boleh Diremehkan

Foto: La Capital | Dybala dan Lo Celso bukti keseriusan Tottenham. 

Hanya selang beberapa hari setelah laporan itu, Tottenham dikabarkan siap menyodorkan dana sekitar 90 juta Euro untuk mendaratkan Dybala di London. Presiden Tottenham Daniel Levy bahkan mendukung Pochettino untuk mengejar target yang ada di kepalanya.

“Dalam beberapa tahun terakhir kami melakukan banyak hal demi kepentingan klub secara jangka panjang. Sekarang saatnya meningkatkan hal itu. Bukan hanya secara komersil tapi juga di atas lapangan,” kata Levy setelah meresmikan kerja sama berdurasi delapan tahun dengan AIA, di mana Tottenham mendapat kucuran dana 360 juta Pauns (45 juta/tahun) dari perusahaan asuransi tersebut.

Jika melihat dari atas kertas, Dybala akan menjadi pembelian besar bagi Tottenham. Bukan secara finansial, melainkan dampak keseluruhannya. Dybala bisa menjadi pernyataan kuat bahwa Tottenham tak bisa diremehkan.

Gelar terakhir mereka mungkin hanya sebatas Piala Liga (2007/2008). Namun jika bicara soal proyeksi masa depan, Tottenham bisa berbangga diri dan Dybala akan menjadi ‘piala’ pertama mereka.

Bagaimana kesebelasan yang lama hanya dipandang sebagai perusak tatanan papan atas Premier League bisa merebut La Joya dari Barcelona, Real Madrid, PSG, dan Manchester United. Kesebelasan yang diagung-agungkan di berbagai belahan dunia.

Tidak Mengganggu Harry Kane

Foto: Standard | Pochettino selalu mencari rekan untuk Kane.

Walaupun Pochettino terkenal dengan pola 4-2-3-1, Dybala akan tetap bisa bermain di pos terbaiknya tanpa mengganggu Kane yang merupakan tulang punggung tim. Pasalnya, sejak ia pertama meninggalkan Southampton, Pochettino sudah punya bayangan untuk  bermain dengan dua penyerang di Tottenham.

“Saya ingat waktu pertama mengasuh Tottenham, ada keinginan untuk memberikan Kane seorang rekan di lini depan. Dirinya bisa bergerak lebih leluasa dengan kehadiran pemain lain di sebelahnya. Itu membuat Kane punya lebih banyak ruang dan peluang menembak,” aku Pochettino.

Sejak paruh kedua musim 2018/2019, Pochettino juga mulai sering menggunakan dua penyerang di berbagai kompetisi. Entah 4-4-2 permata, 4-3-1-2, 3-4-1-2, ataupun 3-5-2. Pengaruhnya juga positif. Terutama 4-4-2 permata yang menghidupkan kembali Moussa Sissoko dan menjadi kunci keberhasilan mereka mengalahkan Ajax Amsterdam di semi-final Liga Champions 2018/2019.

Pochettino sendiri sudah mengaku bahwa dirinya mengagumi Dybala. “Dia adalah pemain fantastis, talenta yang luar biasa. Senang bisa melihat dirinya bermain,” puji Pochettino.

Catatan Positif Argentina di Tottenham

Foto: Daily Mail | Argentina selalu memberi dampak positif.

Namun, bukan berarti tidak ada risiko bagi Dybala apabila ia memilih Tottenham. Sejak Osvaldo Ardiles dan Ricardo Villa didatangkan pada 1978, the Lilywhites memang terkenal sebagai kesebelasan yang ramah pada talenta Argentina. Ricky dan Ossie diakui sebagai legenda klub.

Bahkan mereka adalah alasan utama mengapa Erik Lamela tetap bertahan di Tottenham meski berkali-kali dirumorkan akan hengkang. “Saya ingin mengikuti jejak Ossie dengan menyumbangkan piala kepada klub ini,” kata Lamela.

Dengan seorang Argentina memegang kemudi klub, aroma Albiceleste semakin kental di Tottenham. Juan Foyth dan Paulo Gazzaniga diboyong Pochettino untuk menemani Lamela. Dia juga pernah mendaratkan Federico Fazio yang kemudian bergabung dengan AS Roma setelah dua tahun menetap di White Hart Lane. Bahkan target utama Tottenham sepanjang musim panas 2019, Giovani Lo Celso, juga seorang pemain Argentina.

Bedasarkan laporan La Nacion, Tottenham siap mengucurkan dana 150 juta Euro untuk Lo Celso (60 juta) dan Dybala (90 juta). Biaya transfer Lo Celso akan sama dengan Tanguy Ndombele yang mereka daratkan dari Olympique Lyon. Sementara Dybala akan menjadi pemain termahal yang pernah dibeli oleh the Lilywhites.

Torres milik Tottenham

Foto: Mirror | Adaptasi bukan hal mudah

Dengan catatan impresif selama membela Palermo dan Juventus, memiliki popularitas tinggi, serta status sebagai pemain termahal klub, ekspektasi terhadap Dybala pasti akan sangat besar.

Padahal, pemain-pemain Argentina selalu memiliki kesulitan untuk adaptasi di Tottenham. Erik Lamela cedera panjang. Ricky Villa terbentur kendala bahasa. Bahkan Ardiles mengaku kesulitan berdaptasi dengan gaya permainan Inggris.

Dybala tidak mungkin bernasib sama dengan Juan Foyth. Bek kelahiran 12 Januari 1998 itu mendarat ketika namanya masih asing di telinga. Dia juga datang langsung dari Argentina dengan dana yang relatif murah, 13 juta Euro. Bahkan lebih murah dibandingkan Fernando Llorente (15 juta Euro) yang didaratkan saat sudah berusia 32 tahun.

Dybala akan menjadi pemain termahal!

Banyak potensi untuk Dybala dan Tottenham meraih kesuksesan bersama jika transaksi ini benar terjadi. Dybala dapat menjadi Fernando Torres versi Tottenham apabila mendarat di London Utara. Entah Torres saat masih di Liverpool atau ketika membela Chelsea, 50:50.