Pertahanan adalah masalah utama Arsenal sepanjang 2018/2019. Meski sudah merekrut Bernd Leno, Sokratis Papastathopoulos, dan Stephan Lichtsteiner, the Gunners tetap saja kebobolan 51 kali di Premier League. Wolverhampton Wanderers dan Everton yang tidak masuk ke zona Eropa pun memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan anak-anak asuh Unai Emery.
Memasuki bursa transfer musim panas 2019, Gooners sepakat bahwa lini pertahanan harus jadi fokus utama Emery. Dari hasil pemungutan suara yang dilakukan Football.London, bek tengah baru menjadi keinginan utama para pendukung Arsenal.
Mantan penyerang the Gunners, Charlie Nicolas, bahkan mengatakan lini pertahanan Arsenal perlu dirombak. “Kita perlu mengganti semua pemain belakang yang ada,” aku penyerang asal Skotlandia tersebut.
Mungkin mereka kesal melihat Shkordan Mustafi yang beberapa kali melakukan kesalahan fatal di lini belakang. Sekalipun bek asal Jerman itu enggan hengkang dari London Utara. “Saya masih punya kontrak hingga 2021,” kata Mustafi.
Apakah Mustafi akan dipertahankan atau tidak hanya waktu yang bisa menjawab. Paling tidak ada AC Milan yang kabarnya siap menampung mantan bek Everton tersebut. Tapi, yang jelas Emery harus membedah lini pertahanannya.
Salah satu target utama Emery untuk memperbaiki kualitas pertahanan Arsenal adalah bek Getafe, Djene Dakonam. Djene adalah pemain tim nasional Togo yang berhasil membantu Getafe menembus lima besar La Liga pada 2018/2019.
Pernah Menolak Leicester City
Bermain 34 kali di liga, ia tercatat sebagai pemain yang paling sering memotong bola aliran lawan (74) sepanjang musim. Arsenal tergolong buruk dalam hal ini.
Sepanjang musim mereka hanya memotong bola lawan sebanyak 413 kali. Mustafi menjadi pemain yang paling sering menghentikan aliran bola lawan the Gunners (58) di Premier League 2018/2019. Tapi ada 24 pemain lain yang mencatat angka lebih baik dibandingkan dirinya.
Melihat hal ini, wajar jika Rishabh Zarapkar dari Last Word on Football mengatakan Djene adalah bek yang cocok untuk Emery. Apalagi dirinya sudah teruji melawan pemain-pemain kelas dunia seperti Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, dan Gareth Bale.
Diboyong dari Sint-Truidense pada musim panas 2017, Djene sebenarnya sudah menarik perhatian klub Premier League sejak pra-musim 2018/2019. Saat itu Leicester City disebut mengirim tawaran 25 juta pauns kepada Getafe. Tapi tawaran itu ditolak atas permintaan Djene.
“Ia tahu bahwa ada klub Premier League yang menginginkan jasanya. Tapi dirinya meminta kami untuk menolak. Ia masih mau bertahan di Spanyol. Agennya juga hanya bernegosiasi dengan kesebelasan asal Spanyol,” kata Presiden Getafe Angel Torres.
Memori Kelam Adebayor
Kondisi mungkin sudah berubah. Pasalnya dalam satu bulan terakhir, Arsenal selalu disebut sebagai pelari terdepan untuk mendaratkan jasa Djene. Namun, keinginan Emery bisa saja terhalang oleh mantan pemain Arsenal, Emmanuel Adebayor.
Adebayor membela the Gunners selama tiga musim (2006-2009) sebelum hengkang ke Manchester City. Dibeli dari AS Monaco seharga 10 juta euro, Adebayor tampil cukup baik di London Utara. Mencetak 62 gol dari 142 penampilan bersama Arsenal. Dia bahkan jadi topskorer klub pada 2007/2008.
Meski demikian Adebayor mengaku mendapatkan serangan rasial dari para pendukung the Gunners. “Saat kembali ke sana dengan seragam Manchester City, mereka menghina orang tua saya. Mengatakan ibu saya seorang pelacur. Sementara ayah saya adalah seekor gajah. Selebrasi saya merupakan respon dari hinaan itu. Tapi FA justru memberikan hukuman ke saya dan Manchester City. Suporter Arsenal lolos,” aku Adebayor.
Adebayor membuka hal ini satu dekade setelah melakukan selebrasi di hadapan suporter Arsenal. Saat isu rasisme sedang mendapatkan perlawanan kuat dari para pesepakbola profesional setelah kasus Raheem Sterling dan Moise Kean.
Mungkin ada saja publik yang melihat perkataan Adebayor sebagai cara untuk mendapat sorotan media. Namun mengingat rasisme adalah isu sensitif, pemikiran skeptis itu perlu dipertanyakan lagi.
Pengaruh Adebayor Kepada Djene
Foto: Ducor Sport
Isu rasisme sedang tinggi di Inggris dan sialnya untuk Arsenal, Adebayor adalah sosok yang dekat dengan Djene. Bek kelahiran 31 Desember 1991 itu bahkan mengaku dirinya memilih Getafe karena saran Adebayor.
“Saya berdiskusi dengan dirinya [Adebayor] sebelum menandatangani kontrak di Getafe. Ia punya pengalaman bermain di level tertinggi Eropa. Salah satunya di Spanyol. Dia memberi saya gambaran tentang sepakbola Spanyol. Menjelaskan mengapa saya harus ke Spanyol dibandingkan memilih negara lain,” jelas Djene.
Saran Adebayor itu terbukti jitu untuk Djene. Ia kini diakui sebagai salah satu bek terbaik di La Liga. Mengantar Getafe ke kompetisi antar klub Eropa untuk pertama kalinya sejak 2010/2011. Dengan kenangan pahit Adebayor, sulit bagi Arsenal mendatangkan Djene.
Peluang tentu ada, tapi sulit. Apalagi Djene melihat Adebayor lebih dari sekedar seniornya di tim nasional. “Adebayor bukan sekedar rekan saya di tim nasional. Ia juga seperti kakak bagi saya,” aku Djene.