Ramai-Ramai Mengejar Ruben Neves

Jika saja Premier League membuat penghargaan yang ditujukan bagi tim kuda hitam terbaik, maka musim ini gelar tersebut layak diberikan kepada Wolverhampton Wanderers. Musim ini, Wolves (tanpa Tangerang) tampil mengejutkan sepanjang musim 2018/2019. Hingga tulisan ini naik, mereka berada pada urutan kedelapan klasemen sementara. Mereka bahkan berpeluang mengakhiri kompetisi di zona tujuh besar.

Satu hal yang mengejutkan dari penampilan Wolverhampton adalah kemampuan mereka merepotkan tim-tim raksasa. Para penghuni enam besar dibuat kerepotan saban bertanding melawan mereka. Tidak percaya, tanyakan kepada Chelsea yang dalam dua pertemuan tidak bisa mengalahkan mereka. Manchester United bahkan tiga kali gagal menang melawan mereka untuk pertama kalinya sejak 1980. Bukti kalau klub ini memang tidak bisa dianggap remeh.

Layaknya Leicester City beberapa musim lalu, beberapa klub besar Eropa kini sudah mulai menjadikan Wolves sebagai tempat berburu pemain anyar. Tugas berat bagi Wolves karena mereka harus menjaga pemain-pemain pentingnya yang mulai digoda kontrak dengan nilai besar. Satu nama sudah berhasil mereka ikat secara permanen yaitu Raul Jimenez yang merupakan top skor mereka musim ini. Namun, masih ada beberapa nama lain yang diisukan akan pindah. Salah satunya adalah Ruben Neves.

Nama Neves melejit ketika masih bermain bagi FC Porto pada musim 2015/16. Dalam pertandingan Liga Champions melawan Maccabi Tel Aviv, Neves ditunjuk sebagai kapten. Yang mengejutkan adalah usia Neves saat itu masih 18 tahun 221 hari. Dibanding pemain senior lainnya, ia ditunjuk untuk menggantikan kapten utama Maicon Pereira.

Saat itu, Neves memecahkan rekor termuda sebagai kapten yang bermain di Liga Champions. Sebelumnya, rekor tersebut dibuat oleh Rafael Van Der Vaart saat masih membela Ajax Amsterdam.

Incaran Klub-klub Besar Eropa

Neves adalah seorang gelandang bertahan. Ia memiliki kelebihan dalam pengambilan keputusan, intersep, serta merusak serangan lawan. Selain itu, ia juga memiliki kelebihan dalam hal akurasi operan, penjagaan daerah, dan visi bermain. Meski seorang gelandang bertahan, namun Neves tidak mengecewakan jika diminta untuk membantu serangan. Satu-satunya kekurangan Neves adalah jumlah gol dan asisnya yang terbilang minim. Musim ini, ia baru membuat empat gol dan tiga asis saja.

Namun, kekurangan tersebut tidak menutup para tim-tim peminat untuk mendatangkan Neves. Liverpool adalah kesebelasan yang berminat kepada pemain asal Portugal ini. Asisten pelatih Liverpool, Pep Lijnders, mengaku tertarik untuk mendatangkan Neves. Lijnders adalah orang yang pernah bekerja cukup lama bersama Neves ketika masih bermain untuk Porto.

“Saya mengenal Neves dengan sangat baik. Ia adalah pemain yang memiliki ambisi, hasrat, dan profesionalisme. Saya tahu apa yang selalu ia berikan kepada tim dan tipe pemain seperti ini selalu menarik minat kami,” tuturnya.

The Reds sendiri sudah menaruh minat kepada Neves sejak 2015. Saat itu, ia dijadikan kompetitor bagi Lucas Leiva dan Emre Can. Saat ini, kebutuhan Liverpool di lini tengah sudah terpenuhi dengan kehadiran Naby Keita dan Fabinho. Namun tidak menutup kemungkinan, mereka akan mencoba merekrut Neves yang memiliki kemampuan yang jauh lebih bagus dari kapten favorit mereka, Jordan Henderson.

Pesaing Liverpool di liga yaitu Manchester City juga menaruh minat yang sama. Mereka masih penasaran atas kegagalan mereka mendatangkan Jorginho musim panas lalu. Neves diproyeksikan untuk menggantikan peran Kevin De Bruyne yang mulai terpinggirkan sekaligus sebagai penerus Fernandinho yang mulai berumur.

Manchester United juga menaruh minat yang sama. Menurunnya performa Matic dan terancam kehilangan Ander Herrera, membuat United membutuhkan sosok gelandang cerdas namun berusia muda sesuai filosofi seorang Ole Gunnar Solskjaer. Nama Neves kemudian masuk dalam daftar incaran. Peminat Neves tidak hanya di sekitar Inggris. Juventus bahkan ingin merekrutnya bersama Diogo Jota.

Harga yang Menjadi Kendala

Upaya tim-tim peminat untuk mendatangkan Neves sedikit menemui kendala. Wolves dikabarkan membanderolnya dengan harga 100 juta paun. Sebuah harga yang sangat tinggi bagi pemain yang hanya memperkuat klub medioker macam Wolves. Pep Guardiola bahkan mengatakan kalau mereka tidak mau mengeluarkan uang ratusan juta untuk Neves.

“Dia pemain sempurna. Tapi, ada banyak klub di dunia yang memiliki gelandang tengah terbaik dunia. Kebanyakan dari mereka bisa bemain di sini. Kami tidak akan membayar 100 juta untuk seorang gelandang bertahan. Tentu saja, di setiap lini kami harus memiliki empat sampai enam pemain yang bisa bermain di setiap posisi. Kami juga harus melihat beberapa hal seperti usia dan juga harganya,” kata Pep Guardiola.

Secara tidak langsung, United juga keberatan dengan harga tersebut. Ole dikabarkan hanya diberikan dana belanja sekitar 200 juta paun saja. Mengingat mereka masih punya masalah di lini pertahanan, besar kemungkinan Ole tidak akan merekrut gelandang lagi pada musim ini. Apalagi mereka mempunyai Scott McTominay dan Fred yang perlahan mulai menemukan ritmenya.

Belum Terpikir untuk Pindah

Neves sendiri belum memikirkan apakah dia ingin pindah atau tidak. Pada awal musim lalu, ia mengatakan kalau komitmennya saat ini adalah membela Wolverhampton hingga kontraknya berakhir pada 2023 mendatang.

“Jujur, saya tidak melihat masa depan saya ada di mana. Komitmen saya masih membela Wolverhampton dan saya ingin membantu klub mencapai hal-hal yang baik. Kita ingin membawa klub ini ke tempat yang layak. Ini adalah tahun pertama klub bermain di Premier League setelah sekian lama. Kami harus melakukan segala yang kami bisa agar klub ini finis setinggi mungkin,” kata Neves.

Saat ini, mungkin Neves belum kepikiran untuk pindah. Namun melihat posisi Wolverhampton saat ini sudah berada dalam posisi yang bagus, tidak ada salahnya bagi Neves untuk mulai mempersiapkan diri berkarier di kesebelasan yang lebih besar.

Lagipula, bukankah Premier League kerap memberikan contoh kalau tim-tim kuda hitam yang sukses pada musim tersebut kerap mengalami penurunan kekuatan yang signifikan pada musim berikutnya. Kalau tidak percaya, tanyakan saja kepada Leicester City, Swansea City dan Ipswich Town.