Transfer Lukaku ke Inter Milan yang Tak Akan Mudah

Akhir Juni lalu, The Guardian, melansir bahwa Inter Milan telah bertemu dengan perwakilan Romelu Lukaku, Federico Pastorello, di London. Dalam pertemuan tersebut, diketahui bahwa Lukaku ingin pindah ke Inter dan bekerja bersama pelatih baru mereka, Antonio Conte.

Kebetulan, Inter juga memerlukan Lukaku. Apalagi kondisi pemain berkebangsaan Belgia tersebut tak begitu bagus di Manchester United. Di musim debutnya bersama The Red Devils, Lukaku sanggup mencetak 27 gol di semua kompetisi, sedangkan musim lalu, ia cuma mencetak 15 gol dari 45 pertandingan. Anehnya, penampilan Lukaku tetap stabil bersama timnas. Ini membuat banyak pihak merasa kalau kesalahan bukan pada sang pemain.

Untuk itu, Inter menyiapkan tawaran senilai 62,8 juta paun dengan rincian 9 juta paun untuk dua tahun masa peminjaman, dan sisa 53,8 juta paun dibayar dua kali per tahun di masa peminjaman untuk dipermanenkan. Menurut Fabrizio Romano di The Guardian, hal ini dilakukan agar Inter tetap bisa berbisnis pada bursa transfer kali ini, tapi tetap tak kehilangan target utama mereka: Lukaku.

Inter pun menyiapkan pertemuan dengan United pada awal Juli ini. Mereka harus mendatangkan Lukaku dengan status pinjaman agar mereka tak terlalu tertekan untuk menjual Mauro Icardi senilai 60 juta paun.

Lukaku sendiri ingin pergi dari Old Trafford karena kian berkurangnya menit bermain di bawah arahan Ole Gunnar Solskjaer. Di sisi lain, Conte begitu menyukai permainan Lukaku dengan pernah mencoba mendatangkannya ketika menangani Chelsea pada 2017 silam, tapi akhirnya disalip Jose Mourinho yang membuat Lukaku mendarat di United.

Seperti diberitakan The Guardian, pekan lalu, Direktur Olahraga Inter, Piero Ausilio, terbang ke London untuk bertemu dengan perwakilan Manchester United untuk melihat peluang transfer Lukaku.

Namun, ada sesuatu yang mengganjal pihak Inter yang tak lain karena perbuatan mereka sendiri. Dua tahun lalu, Manchester United sudah begitu dekat untuk mendatangkan Ivan Perisic. Kabar soal transfer ini berhembus begitu kencang meski tak pernah terjadi. Kabarnya, Inter meminta 50 juta paun, dan menolak tawaran MU senilai 45 juta paun.

Musim ini, Inter sudah mendatangkan lima pemain dengan total belanja senilai 54,8 juta paun. Mereka adalah Valentino Lazaro (Hertha Berlin, £19,7 juta), Matteo Politano (Sassuolo, £18 juta), Eddie Salcedo (Genoa, £7,2 juta), Gabriel Brazão (Parma, £5,9 juta) dan Lucien Agoumé (Sochaux, £4 juta) sementara Stefano Sensi datang dari Sassuolo dengan status pinjaman.

Dari pertemuan tersebut, kedua pihak tak mencapai kata sepakat. 70 juta euro yang ditawarkan dianggap kurang, karena Lukaku dihargai senilai 83,5 juta euro. Inter pun harus memutuskan apakah mereka akan melepas Lukaku atau tetap mengejar pemain yang diinginkan Antonio Conte ini.

Sementara itu, CEO Inter, Giuseppe “Beppe” Marotta, mengonfirmasi optimisme Inter dalam mendatangkan Lukaku. Berdasarkan Sempre InterLukaku sudah menjalin kata sepakat dengan Nerazzuri. Kini tinggal menyelesaikan biaya transfer dengan Manchester United.

“Apakah saya optimis soal Lukaku? Ya, saya optimis tentang segalanya,” kata Marotta.

United sendiri tak begitu tertarik untuk melepas Lukaku. Oleh karena itu, The Red Devils menghargai Lukaku senilai 90 juta paun. Selain itu, United juga dikabarkan tak tertarik dengan skema yang ditawarkan Inter dengan peminjaman terlebih dahulu, juga kalau Inter menawarkan pemain untuk dibarter.

Menurut Metro, awal pekan ini, Solskjaer berusaha untuk membujuk Lukaku agar tetap tinggal di Manchester. Namun, pemain berkebangsaan Belgia tersebut tak begitu senang dengan perlakuan yang ia terima dari sang manajer, sehingga memutuskan untuk pergi.

Kalau pun akhirnya harus melepas Lukaku, United ingin angka yang dikeluarkan Inter melebihi angka 75 juta paun yang dikeluarkan United kala mendatangkannya dari Everton dua tahun lalu. Dengan bursa transfer yang mengalami inflasi gila-gilaan, United jelas ingin mendapatkan keuntungan dari penjualan Lukaku. Lebih bagus lagi kalau uangnya bisa digunakan untuk memperkuat tim pada sektor lain.

Inter sendiri sedang pada fase sulit mengingat mereka harus menjual pemain terlebih dahulu, untuk bisa mendatangkan pemain mahal agar tak melanggar aturan Financial Fair Play.