Ditebus dengan dana 22 juta Euro dari Hertha Berlin, Valentino Lazaro resmi mendarat di Inter Milan dengan kontrak empat tahun. Inter seperti memiliki harapan besar pada Lazaro. Menyebut dirinya sebagai pemain dengan teknik tinggi dan tahu cara meraih kemenangan.
“Seperti banyak pemain hebat lainnya, Lazaro mengenal dan berkembang sebagai seorang pesepakbola di usia muda ketika dirinya masih main di jalanan. Dia dibekali dengan teknik, pemahaman taktik yang tinggi. Lazaro tak egois dan tahu cara meraih kemenangan,” tulis pihak klub dalam pengumuman mereka.
Kemampuan Lazaro memang menarik perhatian sejak dmasih muda. Gelandang kelahiran 24 Maret 1996 itu sempat jadi incaran berbagai kesebelasan top Eropa pada 2012. Entah dari Bayern Munchen, Chelsea, Inter, dan AC Milan sudah memantau dirinya. Padahal saat itu Lazaro masih berusia 16 tahun.
Pada usia muda itu, Lazaro sudah menjalani debut bersama Red Bull Salzburg. Ia tercatat sebagai pemain termuda yang pernah menjalani pertandingan Bundesliga Austria. Dirinya disebut sebagai pemain muda Austria paling menarik setelah David Alaba. Wajar banyak klub menginginkan jasanya. Namun, atas saran Sang Ayah, Lazaro bertahan di Salzburg.
Foto: T-Online
Keputusan itu juga terbukti tepat. Lazaro lima kali menjuarai Bundesliga dan mengangkat empat piala OFB-Cup bersama RB Salzburg. “Kita tidak tahu posisi terbaik Lazaro, namun dirinya jelas memiliki potensi. Ia akan sangat berguna bagi klub,” ungkap Adi Hutter yang mengorbitkan Lazaro ke tim utama Salzburg.
Bersama Hutter, Lazaro masih beberapa kali bermain sebagai bek. Mengisi posisi Gary Neville yang menjadi panutannya ketika kecil. Setelah Hutter pergi, barulah Lazaro jadi gelandang sayap dengan teknik tinggi. Meskipun kemampuannya mengisi berbagai posisi tetap dimanfaatkan, Garcia memaksimalkan Lazaro sebagai gelandang.
Penampilannya sebagai gelandang membuat Hertha tertarik. Direktur Olahraga Hertha Michael Preetz bahkan mengatakan Lazaro akan menjadi tulang punggung Die Alte Dame di masa depan. “Kami tahu kualitas dan potensi yang dimiliki Lazaro. Kami yakin ia cocok untuk Hertha dan akan menjadi tumpuan dalam jangka panjang,” kata Preetz.
Pujian itu tidak berlebihan. Lazaro memang jadi andalan Hertha sejak pertama mendarat dari Salzburg. Selama dua musim di Ibu kota Jerman, dirinya terlibat dalam 18 gol dari 65 pertandingan. Namun, Hertha gagal mempertahankan jasa Lazaro. Tidak bisa memenuhi janji bahwa ia akan menjadi tumpuan masa depan klub karena Antonio Conte datang ke Inter Milan.
Mempertaruhkan Reputasi Prohaska
Foto: Die Presse
“Saya sudah berbicara dengan Conte. Tahu apa ekspektasinya. Saya akan berusaha sekuat mungkin untuk membayar kepercayaan itu. Ini jelas tantangan besar, tapi saya siap untuk menguji kemampuan dan berkembang menjadi pemain yang lebih baik lagi,” janji Lazaro.
Conte adalah alasan Lazaro menolak Paris Saint-Germain dan Arsenal untuk Inter dan dirinya benar, pindah ke Italia adalah tantangan besar. Bukan hanya karena dirinya sudah dipantau Inter sejak remaja. Tapi juga karena reputasi pemain-pemain Austria yang lebih dulu mendarat di Giuseppe Meazza.
Menurut catatan Transfermarkt, sebelum Lazaro Inter sudah pernah mendaratkan lima pemain asal Austria. Dari lima pemain itu, hanya satu yang berhasil memberi kontribusi positif: Herbert Prohaska.
Prohaska didaratkan dari Austria Wien pada 1980 oleh Eugenio Bersellini. Menjadi pemain asing pertama yang mendarat di Negeri Pizza setelah Asoasiasi Sepakbola Italia (FIGC) menutup diri mereka dari pemain asing selama 14 tahun (1966-1980).
Inter sebenarnya bisa mendaratkan Michel Platini ketika itu. Namun, Bersellini memilih Prohaska. Prohaska sendiri menolak Barcelona untuk Inter. “Ketika itu Kota Milan sudah seperti surga,” akunya.
Bersama Inter, nama Prohaska dikenal sebagai pemain terbaik Austria dalam satu dekade terakhir. Setidaknya itulah yang disebut oleh situs resmi Inter. Meskipun Ayahnya sendiri merasa Matthias Sindelar, legenda Austria di era 1920-30an adalah yang terbaik.
Dibayangi Kegagalan Arnautovic dan Spendlhofer
Foto: Telegraph
Tapi setelah Prohaska hengkang ke AS Roma, Inter tak pernah lagi mendatangkan pemain Austria hingga Marko Arnautovic datang pada 2009. Arnautovic gagal menjaga nama baik Prohaska. Ia sering terlambat datang latihan dan hanya tampil tiga kali dengan seragam biru-hitam.
Agen Arnautovic, Rob Groener, menyalahkan Mario Balotelli atas kegagalan kliennya. “Sejak pertama datang ke Inter, kondisinya sudah sulit karena ia baru cedera. Butuh pemulihan selama tiga bulan. Tapi kemudian ia berteman dengan Balotelli. Itu jelas tak membantu. Sepakbola jadi nomor dua dan dirinya lebih sering bersantai,” kata Groener.
Penampilan Arnautovic di West Ham sempat membuat Inter tertarik untuk mendatangkan kembali mantan penyerang Twente tersebut. Akan tetapi Arnautovic bukanlah satu-satunya kegagalan pemain Austria yang pernah dilihat Inter. Nerazzurri juga pernah mendatangkan jasa Lukas Spendlhofer dari St.Polten. Spendlhofer bahkan dibentuk oleh Primevera Inter. Tapi ia tetap gagal mendapat tempat di tim utama Inter. Hanya tampil 13 menit!
Lazaro datang dengan ekspektasi tinggi. Inter juga terlihat siap memulai era baru bersama Antonio Conte. Namun beban yang ditanggung oleh dirinya lebih besar daripada pemain-pemain lain. Jika Lazaro yang sudah diakui di Jerman saja gagal memberikan kesan positif di Giuseppe Meazza, mungkin tidak akan ada lagi pemain-pemain Austria yang berpeluang mengikuti jejak Prohaska.