William Saliba, Cerita Lama, Cara Baru Arsenal

Foto: Le Parisien.

Kembali gagal menembus Liga Champions, perjuangan Unai Emery melakukan revolusi di Arsenal masih terhambat. Meski ada beberapa aspek positif seperti produktivitas Pierre-Emerick Aubameyang, masalah utama the Gunners belum diatasi oleh Emery.

Awalnya dengan mendatangkan Bend Leno dari Bayer Leverkusen, masalah Arsenal akan selesai. Sama seperti Manchester City yang menyelesaikan masalah lini pertahanan dengan Ederson Moraes. Secara popularitas dan performa, Leno bisa dibilang lebih baik ketimbang Lukasz Fabianski dan Wojciech Szczesny.

Perlahan, ia pun menggeser Petr Cech dari bawah mistar gawang the Gunners. Tapi Arsenal masih tercatat sebagai penghuni lima besar Premier League yang paling sering kebobolan di 2018/2019 (51). Everton, Leicester City, dan Wolverhampton Wanderers bahkan punya rekor pertahanan lebih baik daripada the Gunners.

Padahal Leno sudah melakukan 105 penyelamatan dari 32 laga. Lebih banyak ketimbang Rui Patricio (97), Jordan Pickford (94), dan Kasper Schmeichel (90). Hugo Lloris yang ada di empat besar bahkan kalah dibandingkan Leno (101). Terlepas dari asumsi awal, penjaga gawang ternyata bukanlah masalah utama di pertahanan Arsenal.

Masalahnya adalah pagar yang ada di depannya. Bedasarkan hasil pemungutan suara yang dilakukan Football.London, 90,6% mengatakan bahwa bek tengah adalah masalah utama the Gunners. “Kami sudah bertahan dengan baik. Buktinya kami mengakhiri musim dengan 70 poin. Itu tidak akan didapatkan dengan hanya menyerang tapi juga bertahan,” bela the Gunners, Skhordan Mustafi.

“Sebagai pemain bertahan, kami bertugas menghalangi tim lawan mencetak gol. Sialnya, sekalipun sudah melakukan 90% tugas itu. Publik akan melupakannya karena ada 10% di mana kami gagal,” lanjut Mustafi.

Meski Mustafi berusaha membela diri, kenyataanya Arsenal masih punya rekor buruk soal bertahan. Unai Emery pun kabarnya mengincar bek tengah Saint-Etienne, William Saliba, sebagai target utamanya di musim panas 2019. Mencontek Wenger, Emery mengandalkan Prancis sebagai tempat mencari talenta.

Dilatih Ayah Mbappe

Bek berusia 18 tahun itu merupakan salah satu bintang baru di Ligue 1. Mulai jadi pilihan utama Les Verts sejak Februari 2019. Handal dalam menghalau bola di daerah berbahaya, memotong aliran bola lawan, dan memiliki konsentrasi tinggi, Saliba disebut sebagai ahli waris Lilian Thuram dan Raphael Varane.

Memulai karier di AS Bondy, Saliba dibentuk oleh ayah Kylian Mbappe, Wilfried. “Dia tidak takut untuk menguji dan terus mendorong saya,” kata Saliba mengingat masa-masanya di bawah asuhan Wilfried. Alhasil, Saliba pun jadi salah satu bek paling menarik selama Ligue 1 2018/2019. “Saliba memiliki semuanya untuk menjadi pemain hebat. Mirip dengan Kurt Zouma saat saya beli untuk Chelsea,” puji Jose Mourinho.

Arsenal juga bukan satu-satunya kesebelasan yang menginginkan jasa Saliba. Kabarnya, Real Madrid juga tertarik memboyong jasanya ke Santiago Bernabeu. Tapi Saint-Etienne menginginkan 25 juta pauns dan peminjaman kembali selama 18 bulan.

Guendouzi Sebagai Umpan

Foto: Standard

Artinya apabila ia pindah, Saliba baru akan meninggalkan Saint-Etienne di Januari 2021. Sementara Arsenal membutuhkan Saliba secepat mungkin untuk mengatasi masalah di lini pertahanan mereka. Untungnya, the Gunners memiliki Matteo Guendouzi sebagai umpan.

Arsenal memang sudah sering mendatangkan pemain dari Prancis. Menurut Transfermarkt, sudah ada 40 pemain Prancis yang didaratkan the Gunners sepanjang sejarah klub. Meski mayoritas didatangkan saat usia matang, bukan ketika masih remaja, Guendouzi bisa jadi bukti bahwa Arsenal sudah tidak lagi seperti masa-masa Wenger.

Saat Wenger masih menangani Arsenal, banyak remaja asal Prancis yang ia angkut ke London. Tapi mungkin hanya Nicolas Anelka yang mendapat kesempatan bermain di sana. Sisanya seperti Jérémie Aliadière dan Francis Coquelin tidak dimaksimalkan oleh Wenger.

Ketika Arsenal mulai mencanangkan ‘Young Guns’ dengan Samir Nasri dan Bacary Sagna sebagai pilihan utama, mereka juga sudah tidak lagi remaja. Masih muda, bukan berarti remaja. Guendouzi yang didatangkan saat masih berusia 19 tahun adalah fenomena baru.

Ia menjadi pemain yang krusial di lini tengah the Gunners di bawah asuhan Emery. Tampil 2.000 menit lebih di Premier League, mencatat 17 operan kunci dan 88% akurasi dalam distribusi bola. Ia adalah salah satu bintang baru di Premier League. Itu bukti bahwa Emery peduli kepada pemain remaja, tidak seperti Wenger.

Lebih dari 25 Juta Paun

Foto: ASSE

Sekarang tinggal menunggu langkah perjudian Arsenal saja. Hak peminjaman 18 bulan yang diminta Saint-Etienne bukanlah opsi untuk the Gunners. Jadi mungkin mereka harus mengeluarkan uang lebih banyak daripada 25 juta pauns yang diminta Les Verts.

Pasalnya bagi Saliba, pindah ke Arsenal bukanlah prioritas. “Saya ingin melanjutkan karier di Saint-Etienne. Ini adalah tempat saya memulai karier dan petualangan belum berakhir,” kata Saliba.

Tiket Liga Europa juga tidak cukup untuk menghasut Saliba. Ia akan tampil di kompetisi yang sama bersama Saint-Etinne pada 2019/2020. Dirinya saat ini sudah digadang punya masa depan cerah. Menjadi penerus Thuram dan Varane. Jadi pindah ke Arsenal atau tidak bukanlah masalah baginya. Tapi masalah bagi Arsenal.