Turki berhasil menang 3-1 atas Georgia pada laga grup F Piala Eropa 2024. Meski tampak dominan, tapi laga Turki melawan Georgia sebenarnya adalah sajian yang menyenangkan.
Total 36 attemps dilepaskan yang 22 di antaranya milik Turki. Sejak menit-menit awal, peluang sudah bermunculan. Turki yang punya skuad lebih baik, mengambil inisiatif serangan. Sementara Georgia lebih memilih menunggu dan bereaksi lewat serangan balik.
Peluang utama Turki muncul pada menit ke-10 lewat tendangan Kaan Ahyan. Namun, tendangannya membentur tiang gawang. Satu menit kemudian, giliran Georgia yang mengancam gawang Turki lewat tendangan Anzor Mekvabishvilli.
Gol bagi Turki hadir pada menit ke-25. Berawal dari umpan silang Ferdi Kadioglu, bola dibuang bek Georgia keluar kotak penalti. Namun, bola langsung disambar oleh Mert Muldur lewat tendangan voli kaki kanannya. Bola pun meluncur dengna keras ke pojok gawang Georgia yang dikawal Giorgi Mamardashvili.
Turki sempat menambah keunggulan dua menit kemudian. Arda Guller menyisir sayap kiri pertahanan Georgia. Ia lalu memberikan umpan datar yang disambar Kenan Yildiz dengan kaki kirinya. Stadion bergemuruh sampai akhirnya wasit membatalkan gol tersebut karena Yildiz berada dalam posisi offside.
Georgia tersulut. Giorgi Kochorasvili mengirimkan umpan mendatar dari sisi kiri pertahanan Turki. Bola mengarah pada Georges Mikautadze. Tendangannya mengecoh kiper Turki, Mert Gunok.
Usai gol tersebut, Georgia hampir mencetak keunggulan. Sebuah serangan dari sisi kanan berakhir dengan bola yang mengarah pada Mikautadze. Namun, tendangan pemain Ajax Amsterdam tersebut melenceng tipis di sisi kanan gawang Gunook.
Babak pertama pun ditutup dengan skor 1-1.
Di awal babak kedua, Georgia sempat membuat sejumlah peluang. Namun, semuanya mentah oleh pertahanan Turki.
Pada menit ke-57, Turki mendapatkan peluang tendangan bebas dari luar kotak penalti. Bola pun dieksekusi oleh Hakan Calhanoglu. Tendangannya melesat dengan kencang tapi satu tangan Mamardashvilli berhasil menahannya.
Pada menit ke-65, Arda Guller berhasil mendapatkan bola lepas. Ia menggiring bola ke depan kotak penalti, lalu melepaskan tendangan melintir dengan kaki kirinya. Bola melesat dengan fantastis tanpa bisa ditaham Mamardashvili.
Usai gol tersebut, giliran Georgia yang mengambil alih serangan. Mereka mencoba segala cara agar bisa menyamakan kedudukan.
Pada menit ke-70, misalnya. Kochorasvili melakukan kerja sama apik dengan Mikautze yang membuatnya bisa berhadapan langsung dengan kiper Turki. Peluang yang terbuka ternyata tak berhasil ia maksimalkan karena bola membentur mistar.
Turki juga punya peluang emas pada menit ke-87. Yusuf Yazici yang baru masuk mendapatkan peluang emas. Umpan silang Mehmet Zeki Celik mengarah kepada kepalanya. Bola matang disundul Yazici. Namun, ia berhadapan dengan salah satu kiper terbaik di Liga Spanyol. Bola pun berhasil ditepis Mamardashvili dengan susah payah.
Pada menit ke-90+3, Georgia mendapatkan peluang emas. Khvicha Kvaratskhelia melepaskan umpan silang. Bola ditendang Mikautze yang berebut dengan Kochorasvili. Karena tak sempurna, bola hanya lewat beberapa sentimeter saja di sisi kanan gawang Turki.
Pada menit ke-90+6 atau menit terakhir di laga itu, Georgia mendapatkan peluang dari tendangan bebas. Hampir semua pemain Georgia ikut menyerang, termasuk Mamardashvili. Bola lalu disundul Lasha Dvali yang sayangnya bola membentur tiang. Tendangan lanjutan dari Zuriko Davitashvili juga berhasil diselamatkan Samet Akaydin.
Namun, Turki masih belum bisa bernafas lega karena Georgia masih punya satu peluang dari tendangan penjuru. Mamardashvili pun masih di sana. Bola ditinju Gunok dan mengarah pada Sandro Altunashvili. Terlalu lama berpikir, bola pun bisa direbut oleh Akaydin dan mengarah pada Muhammed Karem Akturkoglu. Ia berlari menuju gawang Georgia yang kosong dan berhasil menutup laga itu dengan skor 3-1.
Sepakbola yang Menyenangkan
Laga Turki melawan Georgia menjadi menyenangkan untuk ditonton karena kedua tim memilih peran masing-masing: ada yang bertahan dan ada yang menyerang.
Tim yang menyerang fokus mencetak gol, bukan memutar-mutar bola di belakang sambil menunggu celah. Tim yang bertahan mencari cara untuk merebut bola dan melancarkan serangan balik.
Turkey-Georgia, proper game of football: kamikaze tactics, no inverted positions, UFC looking players, incredible atmosphere. Heritage
— Martin VII (@Nedao454) June 18, 2024
Pertandingan ini dianggap sebagai salah satu yang paling menghibur dalam gelaran Piala Eropa 2024 ini. Apalagi, sebelumnya publik dikecewakan dengan laga Inggris vs Serbia ataupun Prancis vs Austria. Kedua laga tersebut jauh dari kata menarik.
Banyak pula khalayak di Twitter yang merasa kalau sepakbola yang membosankan ini karena efek dari Pep Guardiola. Soalnya, ia yang bikin sepakbola menjadi rumit dan tak menyenangkan.
This game showed the world that pep ruined this beautiful sport
— Yash (@BrawlYash) June 18, 2024
Banyak yang merasa kalau ke-chaos-an yang terjadi di laga tersebut justru menyenangkan untuk ditonton. Apalagi kedua suporter juga bernyanyi sepanjang laga. Sebelum laga, sempat terjadi gesekan antar kedua suporter sebelum berhasil diredam.
Close up footage of the fight between Turkey and Georgia fans 🙈🇬🇪🇹🇷 pic.twitter.com/6yOJ9aeYQM
— Football Fights (@footbalIfights) June 18, 2024