Liga Inggris sebagai salah satu liga dengan reputasi permainan menyerang nan kompetitif, tentu membutuhkan pemain depan dengan kemampuan mencetak gol yang mumpuni. Sejak identik dengan permainan Kick n’ Rush hingga kini mulai memainkan permainan operan dari kaki ke kaki, kebutuhan akan penyerang tajam selalu tinggi.
Berbagai cara untuk mendapatkan penyerang tajam dilakukan dari mengorbitkan pemain muda, mencari talenta lokal dari klub lain, hingga berburu penyerang dari luar Inggris.
Persoalannya, Inggris dikenal memiliki kultur yang berbeda dengan negara Eropa daratan. Hal ini berarti menuntut kemampuan beradaptasi yang baik bagi si pemain. Tidak jarang, penyerang yang dikenal tajam sekalipun, tak serta merta mampu mengulang raihan gol yang sama ketika mereka memilih hijrah ke Inggris.
Tercatat banyak nama striker tajam seperti Andriy Shevchenko serta Radamel Falcao gagal untuk mendulang banyak gol seperti yang mereka raih di klub sebelumnya. Berikut kami sajikan 5 Penyerang yang Tetap Tajam di Musim Debutnya di Premier League.
-
Hernan Crespo
Reputasinya sebaga striker tajam di Serie A selama tujuh musim dan pindah ke klub kaya baru saat itu, Chelsea, membuat ekspektasi publik juga tinggi kepadanya. Namun, striker kelahiran Buenos Aires tersebut mampu membuktikannya dengan instan. Ditebus dengan mahar sekitar 17 juta paun dari Inter Milan, Crespo mampu mencetak 12 gol dari 31 penampilan di Liga Primer Inggris.
Di musim sebelumnya Crespo mencetak 16 gol dari 30 laga bagi Internazionale. Banyaknya pilihan pemain depan bagi Inter saat itu sebenarnya membuat Crespo lebih banyak diturunkan di ajang Eropa ketimbang di liga domestik. 7 gol dari 14 laga menjadi starter (rasio gol 0,5 per laga) bukanlah catatan buruk.
-
Ruud van Nistelrooy
Siapapun pasti bisa menebak pemain bernama lengkap Ruutgerus Johannes Martinius van Nistelrooij ini masuk kedalam daftar ini. Van Nistelrooy saat itu menjadi buah bibir publik sepakbola Belanda karena catatan spektakulernya.
Bagaimana tidak, 62 gol berhasil ia lesakkan dalam total 67 penampilan bagi PSV, termasuk 10 penampilan terakhirnya di musim 2000/01 sebelum pindah ke Manchester United pada musim yang sama.
Meskipun sempat terkendala cedera panjang dan sempat mengalami pembatalan transfer, Nistelrooy mampu membayar kepercayaan yang diberikan oleh Sir Alex Ferguson kala itu. Sebanyak 23 gol dari 29 penampilan di liga plus 3 kali bermain dari bangku cadangan pada musim perdananya di Premier League.
Di Inggris juga, ia juga mencatatkan rekor spektakuler dengan mencetak gol di 10 laga beruntun, yang membuatnya kala itu memecahkan rekor Mark Stein, Alan Shearer, dan Thierry Henry. Rekor itu kini dipecahkan oleh Jamie Vardy di Leicester City.
-
Mark Viduka
Striker timnas Australia berdarah Kroasia ini ditebus oleh Leeds musim 2000/2001 dari Celtic dengan nilai 6,5 juta paun. Harga yang tentunya tidak bisa dibilang murah pada saat itu. Namun, Leeds rupanya terpukau dengan catatan 30 gol dari 37 laga semusimnya bersama The Hoops.
Bersama Leeds di musim debutnya, Viduka mampu mencetak 17 gol di liga Primer dengan total 22 gol di semua ajang, termasuk Liga Champions. Sebenarnya raihan golnya bisa saja lebih banyak, mengingat pemain kelahiran Melbourne tersebut terganggu oleh cedera menjelang akhir musim.
-
Zlatan Ibrahimovic
Seperti wine yang makin bagus seiring bertambahnya usia, agaknya tepat mengungkapkan penyerang gaek asal Swedia ini. Bergabung dengan Manchester United di usia 35 tahun, membuat sebagian orang mengernyitkan dahi mereka. Akan tetapi, pemain berdarah Bosnia tersebut bisa cepat beradaptasi dengan liga yang dikenal memiliki permainan cepat meskipun usianya tak lagi muda.
Bermain di 28 laga, ‘Ibracadabra’ dengan spektakuler mampu membuat 17 gol di musim debutnya di Inggris. Ini juga membuktikan bahwa pemain didikan akademi Malmo FF tersebut bisa beradaptasi dengan baik di 6 liga berbeda yakni Swedia, Belanda, Italia, Spanyol, Prancis, serta Inggris.
-
Gabriel Jesus
Sejujurnya, nama Gabriel Jesus cukup mengagetkan untuk masuk ke dalam daftar ini. Bagaimana tidak, hijrah ke Inggris hanya berusia 19 tahun dengan klub dengan kekuatan besar Manchester City membuat ekspektasi para penikmat sepakbola tidak terlalu tinggi terhadapnya.
Memulai debut profesionalnya bersama Palmeiras, Tetinha -julukannya- mampu menarik perhatian para pemandu bakat klub-klub besar Eropa. Di musim terakhirnya bersama Palmeiras, pemain bernomor punggung 33 tersebut mencetak 12 gol dari 27 penampilannya di Serie-A Brazil. Prestasi itu pulalah yang membuat The Citizens rela merogoh koceknya sebesar 27 juta paun untuk pemain kelahiran Sao Paulo, 3 April 1997.
Debutnya bersama tim asuhan Pep Guardiola dimulai musim lalu, tepatnya di paruh kedua musim 2016/17. Secara mengejutkan, Gabriel Jesus mampu mencetak 7 gol dari 10 laga yang ia mainkan. Di musim 2017/18, meskipun ia bisa dibilang belum jadi pilihan utama, ketajamannya tidak bisa dianggap remeh.
8 gol sudah ia catatkan dalam 16 laga hingga 19 Desember 2017. Legenda Brazil Ronaldo, menyebut Gabriel adalah masa depan timnas Brazil. Sementara, pelatihnya semasa di Brazil, Jose Francisco Mamede menyebut Gabriel akan meraih trofi Ballon D’Or dalam 3 tahun kedepan.