Cerita Axel Witsel Menunggu 13 Jam di Turin tapi Gagal Gabung ke Juventus

Ada banyak kisah menarik yang sering kali tidak banyak diketahui dalam proses perpindahan setiap pemain selama bursa transfer setiap musim; baik saat musim panas maupun ketika musim dingin. Kisah ini mulai dari perjuangan klub mendapatkan tanda tangan pemain incaran–bahkan dengan cara yang tak diduga–hingga kisah unik dari masing-masing pemain dalam proses kepindahannya ke klub baru.

Salah satunya adalah cerita Axel Witsel yang sampai menunggu 13 jam di Turin untuk pindah ke klub Serie A, Juventus. Namun, dia malah gagal bergabung dengan klub peraih Scudetto terbanyak itu. Alhasil, sang pemain yang saat itu masih terikat kontrak dengan tim Rusia, Zenit Saint Petersburg, terpaksa harus menempuh waktu 3,5 jam perjalanan udara untuk pulang lagi ke markas klubnya.

Gelandang Kompleks

Cerita itu terjadi pada musim panas 2016 silam. Ketika itu, sudah bukan rahasia lagi bahwa Juventus kepincut berat dengan kemampuan Axel Witsel di lapangan hijau. Bahkan, mereka dikabarkan sudah mengincar pesepakbola internasional Belgia itu sejak musim sebelumnya. Pada saat itu, Massimiliano Allegri menjabat sebagai pelatih Juventus pada periode pertamanya sejak awal musim 2014/2015.

Axel Witsel sendiri pada masa itu sedang berada dalam titik puncak kariernya di usia 27 tahun. Tak heran jika banyak klub besar yang memburunya, bukan hanya Juventus. Apalagi, kemampuannya cukup lengkap sebagai seorang gelandang dengan menguasai banyak posisi di lini tengah. Dia bisa bermain sebagai gelandang bertahan, gelandang murni, gelandang serang, hingga di posisi sayap.

Rupanya, Axel Witsel mengawali kariernya dengan bermain sebagai winger kanan di akademi klub Belgia, Standard Liege, hingga promosi ke tim senior pada 2006. Setelah itu, dia berevolusi menjadi gelandang tengah sebagai mesin penggerak tim. Gaya permainannya berani, selalu berusaha untuk memenangkan, menguasai dan membawa bola, hingga merangsek ke dalam kotak penalti lawan.

Kemampuannya itu dilengkapi dengan keterampilan teknis mendikte permainan dan menggiring bola, hingga melepaskan tendangan jarak jauh. Bakat itulah yang membawa Axel Witsel pindah ke Portugal bersama Benfica setelah lima musim di klub lokal. Permainannya semakin terasah dan matang setelah menyeberang ke Rusia pada 2012, hingga diincar oleh banyak klub besar Eropa.

Perjalanan Panjang

Pada 2015, Axel Witsel mengaku sudah ada pembicaraan dengan pihak Juventus. “(Pembicaraan) ada di tahap lanjutan dan terus berlanjut,” katanya saat itu, dilansir oleh ESPN.

“Mereka adalah tim super dengan proyek luar biasa, yaitu kembali menjadi seperti di era (Zinedine) Zidane dan (Pavel) Nedved. Sudah ada kontak, baik dengan saya maupun dengan Zenit,” tambah pemain setinggi 1,86 meter itu.

Dia pun tampaknya sudah tak sabar untuk segera pindah ke klub baru. Namun, tak ada kelanjutan soal pembicaraan tersebut. Meski begitu, Juventus ternyata tidak berhenti. Semusim kemudian, mereka kembali melakukan pendekatan. Bahkan, pada musim panas 2016 itu, pergerakannya jauh lebih agresif, hingga Axel Witsel hanya tinggal selangkah lagi untuk mengenakan jersey hitam-putih.

Menjelang ditutupnya bursa transfer musim panas pada akhir Agustus 2016, akhirnya tercapai kesepakatan antara dua klub; transfer senilai 18 juta Euro plus bonus 3 juta Euro. Axel Witsel pun terbang ke Turin untuk menjalani pemeriksaan medis di markas Juventus. Kemudian, dia menunggu di sebuah hotel sepanjang hari itu, selagi dokumen kepindahannya diselesaikan oleh pihak Zenit.

Namun, setelah 13 jam, Axel Witsel tak kunjung dipanggil dan diperkenalkan sebagai pemain baru Juventus. Rupanya, pelatih Zenit saat itu, Mircea Lucescu bersikeras menunggu pengganti yang cocok sebelum benar-benar melepas pemain andalannya itu. Ketika persetujuan diberikan, semuanya sudah terlambat, karena tidak cukup waktu lagi untuk menyelesaikan dokumen transfer tersebut.

Pindah ke China

“Saya kecewa karena saya pergi ke sana (Turin) dan lulus tes medis. Jadi, saya melihat diri saya di Juventus dalam kepala saya, tapi itu tidak terjadi,” ucap Axel Witsel ketika itu, dilansir Football Italia.

Dia terpaksa kembali ke Rusia, meski kontraknya bersama Zenit akan berakhir pada musim panas 2017. Meski telah gagal sekali, namun I Bianconeri masih belum berhenti mengejar sang pemain.

Pada bursa transfer musim dingin 2017, Juventus kembali mengajukan penawaran. Tapi, bersama sebuah ultimatum, “ambil atau tidak” dengan tawaran hanya 6 juta Euro. Kepindahan itu lagi-lagi gagal, dan Axel Witsel tak pernah sampai berseragam hitam-putih hingga kini. Dia sendiri akhirnya terbang ke China dan bergabung bersama Tianjin Quanjian dengan tawaran gaji besar. Pada Agustus 2018, pindah ke Borussia Dortmund, sebelum mendarat di Atletico Madrid pada awal musim ini.

Sumber: ESPN, Football italia (1) (2) (3), Wikipedia.