Ditunjuk sebagai nakhoda Chelsea pada awal musim 2018/2019 sebagai pengganti Antonio Conte, Maurizio Sarri sejatinya memiliki masa depan cerah bersama the Blues. Kesebelasan asal London Barat itu memiliki catatan bagus dengan manajer-manajer Negeri Pizza seperti Sarri. Mulai dari Gianluca Vialli sampai Conte semuanya hampir pasti menyumbang piala.
Pada awal musim, Sarri juga terlihat akan melakukan hal serupa. Sekalipun Olivier Giroud dan Alvaro Morata tidak menyumbang banyak gol, ia memiliki Eden Hazard. Pemain Belgia itu sempat dijagokan Sarri untuk mencetak 40 gol sepanjang 2018/2019. “Saya rasa dia bisa memenangkan sepatu emas. Saya sudah berkata kepadanya bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki, tapi dia bisa mencetak 40 gol musim ini,” kata Sarri.
Harapan Chelsea untuk melihat Sarri mengubah gaya main the Blues menjadi salah satu kesebelasan paling atraktif di Eropa seperti Napoli memiliki potensi untuk terjadi. Namun seiring perjalanan waktu, performa Jorginho dan kawan-kawan menurun. Hubungan Sarri dengan para pemain pun mulai merenggang.
Sarri awalnya mengaku tidak masalah melihat Giroud dan Morata tidak mencetak gol karena mereka bekerja keras di atas lapangan. Tapi kemudian Morata dibuang. Gonzalo Higuain didatangkan dan Giroud mulai membangkang.
Giroud merasa posisinya diambil oleh Higuain. Sarri gerah dan mengatakan dirinya sudah sering memainkan Giroud. “Dia sudah bermain 39 kali! 39! Bukan 19. Bukan 20. Tapi 39 kali!,” kata Sarri geram. Kepercayaan Sarri pada Hazard juga sudah menurun. Ia bahkan rela melepas Hazard pada musim panas 2019. “Anda bisa menanyakannya sendiri kepada Hazard,” kata Sarri saat ditanya soal peluang mantan pemain Lille itu ke Real Madrid.
Kehilangan kepercayaan diri, Sarri mulai dirumorkan akan pergi dari Stamford Bridge pada 2019/2020. Sekalipun pada dasarnya tidak semua yang dilakukan Sarri salah. Untuk dapat menjalankan gaya ‘Sarriball’ ia belum memiliki semua pemain yang dibutuhkan. Tapi untuk berbelanja di musim panas 2019, Chelsea juga akan kesulitan.
Hal paling mungkin bagi the Blues adalah mendatangkan Luis Campos sebagai direktur teknis. Tapi kini justru masa depan Sarri yang terancam. Beberapa nama kabarnya sudah disiapkan untuk menggantikan mantan nakhoda Empoli tersebut. Sementara dirinya sendiri diincar oleh AS Roma.
Pilihan Sempurna
Foto: Versus
Salah satu nama yang disebut masuk ke dalam daftar incaran Chelsea untuk menggantikan Sarri adalah nakhoda Bournemouth, Eddie Howe. Mantan pemain Arsenal, Paul Merson ikut mendukung spekulasi ini. “Jika Roman Abramovich masih menjadi pemilik Chelsea. Eddie Howe akan sangat bagus untuk the Blues. Ia memainkan sepakbola yang mahal. Peluang hal ini terjadi memang tipis, tapi Howe memainkan sepakbola yang sama seperti Sarri di Napoli,” kata Merson.
Gaya permainan yang diterapkan Howe memang atraktif. Cepat, menguasai bola, tak takut menyerang sekalipun status Bournemouth bukanlah penghuni enam besar Premier League. Lebih dari itu, ia juga gemar memaksimalkan talenta pemain muda. Selama diasuh Sarri, setidaknya ada dua pemain akademi Chelsea yang seakan disia-siakan the Blues: Ruben Loftus-Cheek dan Callum-Hudson Odoi.
Keduanya sudah berstatus pemain tim nasional. Namun Sarri masih ragu menjadikannya sebagai pilihan utama di Chelsea. Beberapa kesebelasan seperti Crystal Palace dan Bayern Munchen pun mulai mengintai jasa mereka. Padahal keduanya bisa dikatakan sebagai calon pemimpin generasi emas Chelsea.
Mantan bek Chelsea, Ashley Cole, memperingatkan the Blues untuk mulai menjaga talenta muda di dalam klub. Terutama Hudson-Odoi. “Banyak yang membicarakannya. Dia adalah pemain muda yang masih memiliki banyak hal untuk diberikan kepada klub dan suporter ingin melihatnya bertahan di Chelsea,” kata Cole.
Terlalu Sempurna Sampai Tidak Layak
Foto: BBC
Chelsea juga mulai sadar dengan hal itu. Mereka bahkan menolak tawaran Brighton & Hove Albion untuk meminjam Reece James karena dianggap memiliki masa depan di tim senior the Blues. Jika Eddie Howe datang menggantikan Sarri, James, Hudson-Odoi, dan Loftus-Cheek pasti akan mendapat tempat utama. Melihat catatan Howe di Bournemouth yang bisa membuat nama Ryan Fraser, Matt Ritchie, dan Nathan Ake diperhitungkan di Premier League.
Howe sempurna bagi Chelsea. Terlalu sempurna bahkan. Sampai ada perasaan tidak rela melihatnya pergi ke Chelsea. Kesebelasan yang sebelumnya pernah membuang-buang talenta berkelas seperti Lucas Piazon, Marco van Ginkel, dan Ake, mendapatkan manajer sekelas Howe. Manajer yang peduli pada pemain muda dan memainkan sepakbola atraktif.
Mungkin di masa depan hal itu bisa terjadi. Tapi untuk saat ini, ada baiknya Chelsea fokus menanamkan Sarriball ke dalam DNA mereka. Mulai memainkan talenta-talenta muda yang ada dalam generasi emas akademi mereka dengan gaya tersebut.
Jika mereka sudah bisa membuktikan diri bahwa ada kepedulian terhadap pemain muda, barulah Howe datang dan mengangkat ke level berikutnya. Jika hal itu tidak bisa dilakukan Sarri dan Chelsea, lebih baik Howe bertahan di Bournemouth. Besar bersama the Cherries seperti apa yang ia impikan saat ini.
“Jika membicarakan impian Bournemouth mewakili Inggris di kompetisi antar klub Eropa lima atau enam tahun lalu, semua pasti tertawa. Tapi sekarang, tidak ada yang mustahil,” kata Howe.