Kisah Ali Dia, Pemain Antah Berantah yang Berhasil Kelabui Southampton

“(Graeme) Souness secara mengejutkan membawa pemain internasional Senegal, Ali Dia untuk debutnya di Premiership setelah pemain tersebut berada di klub dalam uji coba hanya seminggu,” demikian laporan pertandingan Sunday Mirror, dikutip The Guardian pada 2016. Laga itu terjadi di Premier League Inggris 1996/1997 antara Southampton menjamu Leeds United, 23 November 1996.

Graeme Souness yang menjadi pelatih Southampton masa itu memasukkan Ali Dia pada menit ke-33, menggantikan gelandang serang andalannya, Matt Le Tissier, yang mengalami cedera. Sang manajer menurunkan striker untuk menambah daya gedor timnya, di mana laga masih imbang tanpa gol. Dia sendiri tak punya pilihan lain, karena banyak pemainnya yang mengalami cedera jelang laga tersebut.

“Tapi (Ali) Dia, teman dekat superstar AC Milan George Weah, melewatkan peluang emas dengan tendangan pertamanya dan digantikan oleh Ken Monkou di akhir pertandingan,” tambah laporan itu.

Pemain tersebut hanya bertahan selama 53 menit di lapangan, sebelum ditarik lagi keluar dan diganti seorang bek lima menit sebelum pertandingan berakhir. Saat itu, Southampton baru saja kebobolan tiga menit sebelumnya, hingga akhirnya harus menelan kekalahan memalukan 0-2 dari tamunya itu.

Jual Nama George Weah

Kisah Ali Dia benar-benar di luar dugaan. Dia berhasil mengadali Southampton, salah satu klub liga utama Inggris. Pasalnya, klub berjuluk The Saints itu merekrutnya setelah ditolak oleh banyak klub. Pemain yang saat itu berusia 31 tahun tersebut bergabung dengan kontrak jangka pendek pada 1 November 1996. Graeme Souness menerima Ali Dia, karena skuatnya sedang diterpa badai cedera.

Namun, alasan utama legenda Liverpool itu mau memakai Ali Dia, karena telepon seseorang yang mengaku sebagai “George Weah”, bintang Liberia yang saat itu bermain di AC Milan. Pemain Terbaik Dunia FIFA 1995 itulah yang memberi rekomendasi pada Graeme Souness untuk mengontrak Ali Dia.

“Dia bermain dengan George Weah di Paris Saint-Germain, dan tahun lalu (1995) dia bermain di divisi dua Jerman (bersama VfB Lubeck). Kami mengatakan, ‘Turun dan berlatih bersama kami selama seminggu atau lebih’, dan lihat apa… Ketika seseorang seperti itu memberi Anda rekomendasi, Anda cenderung duduk dan memperhatikan,” kata sang pelatih pula menjelaskan keputusannya saat itu.

Banyak Klub Jadi Korban

Rupanya, sebelumnya beberapa pelatih dan manajemen sejumlah klub di Inggris pun juga sempat menerima panggilan telepon yang sama seperti Graeme Souness sekitar periode akhir tahun 1995.

“Saya terus menerima panggilan telepon di tempat latihan dari seorang pria, ‘George Weah.’ George Weah adalah pesepakbola terbaik dunia tahun ini. ‘George yang keren, kamu ingin bermain untuk West Ham?’ Dia berkata, ‘Tidak, saya punya pemain untukmu’,” cerita Harry Redknapp pula saat itu.

“Saya terkejut menerima telepon dari seseorang yang mengaku sebagai George Weah yang merekomendasikan temannya. Saya tidak mengira orang seperti dia akan pernah mendengar tentang Gillingham, tetapi kami memberi anak itu percobaan dan dia adalah sampah,” ucap Tony Pulis.

Bahkan, Ali Dia sempat bermain bersama tim cadangan Port Vale dengan cara yang sama. “Dia direkomendasikan kepada kami oleh seseorang yang sangat penting, dan dia memainkan satu pertandingan cadangan melawan Middlesbrough. Sejujurnya dia tidak mengesankan, dan terakhir kali kami mendengar dia di Rotherham,” kata sekretaris klub tersebut pada masa itu, Bill Lodey.

Dari Level Rendah

Setelah gagal beberapa kali, Ali Dia akhirnya bergabung dengan Blyth Spartans pada 1 Januari 1996. Sebuah klub amatir yang bermain di Liga UniBond, jauh dari papan atas Liga Inggris. Sebelumnya pun dia hanya bermain di klub-klub level rendah Prancis dan Finlandia, enam klub selama delapan tahun.

Meski begitu, “agennya” yang fiktif ternyata tak berhenti. Hingga akhirnya, dia mendapat kontrak dari Southampton. Karena rekomendasi George Weah, Graeme Souness sempat punya harapan besar pada Ali Dia sebagai pelapis dalam skuatnya. Namun, tak butuh waktu lama bagi klub tersebut untuk menyadari bahwa mereka sudah melakukan kesalahan, setelah pertandingan melawan Leeds United.

“Dia masuk dan jelas tidak memenuhi standar, dan kami melepaskannya minggu depan,” kata Lawrie McMenemy, direktur sepak bola Southampton saat itu. Tetapi, tak ada yang mengetahui kepergian Ali Dia hingga Sunday Mirror memberitakan bahwa The Saints telah dikadali pada 15 Desember 1996.

Pengakuan Ali Dia

George Weah yang telah dikonfirmasi mengaku tak mengenal siapa pun bernama Ali Dia. Dia juga tak pernah berbicara dengan Graeme Souness. Federasi Sepak bola Senegal pun menolak memberikan informasi, meski salah satu laporan The Guardian menyebut Ali Dia memiliki 13 caps dengan lima gol.

Sementara paling menarik, pengakuan Ali Dia setelah peristiwa itu terungkap. “Saya tahu George Weah, tapi saya jelas bukan teman terbaiknya. Dia (Graeme Souness) memberi tahu saya bahwa George Weah meneleponnya dan mengatakan saya adalah pemain yang bagus. Saya tidak takut untuk mengatakan, ‘Saya pemain yang bagus, saya bisa membuktikannya’,” katanya menjelaskan.

Lalu, siapa yang sebenarnya telah mengadali Southampton, hingga membuang 2.000 paun untuk seorang pemain antah berantah, yang kontraknya hanya bertahan selama dua minggu tersebut?

Sumber: The Guardian, Transfermarkt, Wikipedia