Salah satu kisah sukses dalam karier Gianluca Vialli selama 19 tahun sebagai pesepakbola profesional dan empat tahun menjadi pelatih, ditorehkannya di Stamford Bridge, markas Chelsea. Dia datang sebagai pemain pada musim panas 1996, lalu dipercaya sebagai pelatih meski masih aktif bermain, hingga akhirnya ditendang dari kursinya jelang akhir 2000 sebelum genap tiga tahun menjabat.
Gianluca Vialli datang ke London di era Ruud Gullit, mantan pesaingnya di Serie A selama beberapa musim. Ketika itu, sejak diangkat di awal musim 1996/1997, legenda Belanda itu tengah membangun kembali skuat Chelsea yang terpuruk. Sayangnya, meski tampil baik di lapangan, mantan bintang Timnas Italia dan eks kapten Juventus itu malah dipinggirkan, karena berseteru dengan sang pelatih.
Tapi, dia berkontribusi mempersembahkan Piala FA. Pada musim kedua, selepas jeda musim dingin, secara mengejutkan Ruud Gullit dipecat. Gianluca Vialli malah dipercaya menggantikannya. Jabatan sebagai player-manager di Chelsea pun mulai dijalankannya sejak 12 Februari 1998. Tak hanya peran yang tak biasa, Gianluca Vialli juga jadi orang Italia pertama yang melatih di Premier League Inggris.
Bukan yang Pertama
Gianluca Vialli bukanlah yang pertama jadi player-manager. Bahkan, Rudd Gullit pun juga sempat memegang jabatan ganda tersebut. Dia direkrut pada 1995, dan diberi kepercayaan lebih semusim kemudian. Tetapi, hanya mampu mempersembahkan satu trofi, Piala FA 1996/1997. Itu pun tak pernah jadi full time manager, karena ketika dipecat, dia juga masih terdaftar sebagai pemain.
Sebelumnya, Chelsea mengawali tren pekerjaan rangkap ini dengan Glenn Hoddle pada musim panas 1993. Awalnya, dia sukses memimpin Swindon Town sebagai player-manager hingga promosi ke First Division 1992/1993, sebelum berganti nama jadi Premier League di musim berikutnya. Lalu, “The Blues” merekrutnya untuk menjalankan peran yang sama, sebelum menjadi pelatih penuh pada 1995.
Jauh sebelumnya, ada nama Kenny Dalglish yang menjadi player-manager di Liverpool pada 1985-1990, Bryan Robson (Middlesbrough, 1994-1997), dan Peter Reid (Manchester City, 1990-1993). Nama pertama terbilang paling sukses, dengan menghasilkan tiga trofi Divisi Utama Liga Inggris, dua Piala FA dan tiga trofi Charity Shield. Sedangkan Bryan Robson sempat juara Divisi Utama 1994/1995.
Dua Trofi Eropa dan Satu Piala Domestik
Pada kesempatan perdana sebagai pelatih sekaligus pemain; yang hanya berjalan setengah musim, Gianluca Vialli langsung sukses mempersembahkan dua trofi sekaligus. Piala Liga Inggris jadi yang pertama diraihnya, menyusul Piala Winners UEFA. Pada final pertama, dia turut turun ke lapangan. Sedangkan pada final kedua, sang pemain hanya menjalankan peran pelatih di pinggir lapangan.
Tak cukup hanya itu, Gianluca Vialli menambahkan trofi Piala Super Eropa ke lemari tim asal London Barat itu, setelah mengalahkan juara Liga Champions asal Spanyol, Real Madrid. Mereka mencatat treble dalam tahun kalender 1998 itu. Total tiga trofi yang berhasil direbutnya di awal karier player-manager Chelsea; dua trofi Eropa dan satu piala domestik, dalam waktu tidak sampai tujuh bulan.
Gianluca Vialli melanjutkan double job itu di musim berikutnya, meski bermain lebih sedikit dari sebelumnya, sebagian besar di kompetisi piala. Meski gagal meraih trofi lagi, tetapi mereka nyaris memenangkan Premier League setelah puasa sejak 1955; sebelum akhirnya finish di posisi tiga, hanya empat poin dari Manchester United yang menjadi kampiun Liga Inggris musim 1998/1999 itu.
Sang bintang sendiri menutup musim itu dengan mencetak gol kemenangan dalam laga terakhir di liga; menang 2-1 atas Derby County. Itulah penampilan terakhirnya di lapangan sebagai seorang profesional. Musim berikutnya, 1999/2000, Gianluca Vialli memilih fokus memimpin tim dari pinggir lapangan. Di akhir musim, Piala FA berhasil di bawah pulang, sebelum merebut trofi Charity Shield.
Sayangnya, di awal musim 2000/2001 dia diberhentikan usai berselisih dengan sejumlah pemain. Total dua tahun tujuh bulan masa pengabdiannya sebagai pelatih di Chelsea; lebih dari separuhnya sebagai player-manager. Dia termasuk salah satu manajer tersukses di Stamford Bridge dalam jumlah trofi yang diangkat. Sejauh ini, hanya Jose Mourinho yang telah memenangkan lebih banyak darinya.
Serangan Kanker
Gianluca Vialli lahir di Cremona, 9 Juli 1964 dan mengawali karier di klub lokal, Cremonese. Dia terus berkembang di Sampdoria hingga meraih Scudetto 1990/1991 sekaligus gelar top skor liga. Lalu, memenangkan trofi Liga Champions 1995/1996 bersama Juventus. Memasuki usia 32 tahun pada 1996, ternyata larinya belum berhenti. Dia menerima tawaran dari Chelsea dan pindah ke Inggris.
Tetapi kini, sang legenda telah pergi. Gianluca Vialli menghembuskan nafas terakhir pada 6 Januari 2023 dalam usia 58 tahun. Pria yang juga sempat melatih Watford musim 2001/2022, serta Timnas Italia sebagai asisten pelatih hingga juara Euro 2020 itu didiagnosis menderita kanker pankreas pada 2017. Setelah sempat dinyatakan sembuh, serangan kanker itu kembali lagi hingga akhir hayatnya.
Sumber: Chelsea FC (1), (2); Football-Italia, Premier League Heroes, Wikipedia.