Bournemouth berhasil mengejutkan Tottenham Hotspur pada pekan ke-37 Premier League 2018/2019. The Cherries menang tipis 1-0 berkat gol semata wayang Nathan Ake di menit ke-90 dan memastikan diri mereka lolos dari degradasi.
Sebelum meraih kemenangan dari The Lilywhites, anak-anak asuh Eddie Howe masih mungkin terdegradasi. Tapi tiga poin di Vitaly Stadium ditambah kekalahan Cardiff City ketika menjamu Crystal Palace menjamin tempat mereka di Premier League.
Kemenangan Bournemouth atas Tottenham mungkin bisa dilihat dari dua kartu merah yang diterima anak-anak asuh Mauricio Pochettino. Namun bukan berarti the Cherries tidak layak mendapat pujian.
Dalam pertandingan itu, penjaga gawang Bournemouth, Mark Travers ditunjuk sebagai pemain terbaik. Bukan Ake yang memecah kebuntuan. Bukan juga Ryan Fraser yang jadi arsitek gol Ake. Melainkan pemain debutan berusia 19 tahun.
Menurut data Opta, Traves melakukan lima penyelamatan, sekali membersihkan bola dari daerah berbahaya, dan 11 kali merebut bola dari penguasaan Tottenham. Penampilan itu membuat dirinya menjadi buah bibir di sosial media.
“Meski beberapa debutan sudah diprediksi akan tampil, Travers memperlihatkan permainan yang luar biasa. Melakukan penyelamatan penting dari upaya Lucas. Membuang bola dari daerah berbahaya dengan kepalanya. Seakan-akan Pat Jennings terlahir kembali,” tulis Dan Kilpatrick, koresponden untuk Evening Standard.
“Jika terus begini, harga Travers akan naik jadi 8,5 juta pauns,” kata akun resmi Fantasy Premier League. “Apabila Travers bisa konsisten, ia akan jadi kapten Republik Irlandia di masa depan,” tulis Paddy Powers.
Pujian juga datang dari Manajer Bournemouth Eddie Howe. “Penampilannya sangat bagus di bawah mistar. Ia benar-benar sosok yang bisa kami percaya,” kata Howe. “Sikap Travers sangat baik, ia terpanggil untuk melakukan penyelamatan-penyelamatan penting, dan juga nyaman menggunakan kakinya,” lanjutnya.
Namun, pujian paling tinggi yang didapat Travers mungkin dari Wikipedia. Ensiklopedia dunia maya yang bisa disunting oleh publik itu langsung memberikan pujian besar pada Travers setelah penampilannya melawan Tottenham. “Dia dijagokan untuk memenangkan Ballon d’Or di masa depan,” tulis Wikipedia Mark Travers.
Penantian 3 Tahun Bournemouth
Foto: Daily Mail
Travers adalah penjaga gawang pertama yang tampil di pertandingan Premier League setelah Joe Hart. Masa depannya masih panjang. Namun memang potensi Travers sudah tercium sejak didatangkan Bournemouth pada 2016.
“Bukan hanya saya saja yang terkesan melihat Travers. Semua pihak di tim senior juga memiliki opini yang sama. Dirinya adalah sosok yang menyenangkan dan memiliki segala atribut untuk menjadi pemain besar,” kata Manajer Bournemouth U-21 Stephen Purches.
Diboyong dari Shamrock Rovers, Travers awalnya disekolahkan ke tim semi-profesional Inggris, Weymouth. The Terras bukanlah kesebelasan National League atau liga teratas dalam level semi-profesional. Mereka masih bermain di Southern Premier Division alias divisi tujuh dan delapan Inggris.
Sekalipun masa pinjamannya bersama Weymouth bisa dibilang sukses. Seharusnya Mark Travers belum bisa menembus tim senior Inggris. Jika melihat kebiasaan-kebiassan peserta Premier League, dirinya seharusnya membuktikan diri dulu di level Championship, League One ataupun Two. “Itulah keindahan sepakbola. Semua dapat mengalami perubahan dalam waktu yang singkat,” jelas Howe.
“Travers selalu ikut latihan bersama tim utama. Saat kami menjalani laga tandang, dirinya juga ikut berangkat. Itu membuat dirinya siap untuk tim utama,” lanjutnya. Meski demikian Howe masih menunggu Travers berkembang lebih jauh lagi. Ia tak akan langsung memberi tempat utama bagi penjaga gawang Republik Irlandia tersebut.
“Lihat Arthur Boruc dan Asmir Begovic. Mereka sudah merasakan asam-garam kompetisi ini. Mereka juga memiliki pengalaman di level internasional. Travers harus belajar dari dua seniornya itu. Selama pikirannya terbuka dan mentalitas dia terjaga, ia memiliki peluang,” ungkap Howe.
Bukan Pilihan Pertama Travers
Foto: RTE
Penantian tiga tahun Bournemouth nampaknya akan terbayar lunas. Travers masih muda, tapi ia sudah dijuluki sebagai reinkarnasi Pat Jennings. Mungkin dalam waktu singkat, the Cherries akan dipaksa untuk menjual dirinya.
Melihat performa melawan Tottenham, Eddie Howe harus memaksimalkan talenta Travers untuk mendapatkan harga setinggi mungkin. Pasalnya, mereka harus menerima kenyataan bahwa bergabung dengan Bournemouth sebenarnya bukanlah pilihan pertama Travers.
Travers mengakui dirinya telah membuat keputusan yang benar dengan pindah ke Vitaly Stadium. Namun sebelumnya ia sudah melakukan tes masuk bersama Preston North End, Crystal Palace, dan Sheffield United.
“Saya sudah mencoba sepakbola Inggris sejak berusia 15 atau 16 tahun. Saya seorang suporter Chelsea dan selalu mengidolai Petr Cech. Crystal Palace, Preston, dan Sheffield United sebelum dicoba sebelum memutuskan untuk masuk akademi Shamrock Rovers. Untung saya mengambil keputusan yang benar,” aku Travers.
Mungkin nanti ada masanya Travers dikaitkan dengan tim favoritnya. Namun untuk saat ini, akan lebih baik baginya untuk belajar di Bournemouth. Pasalnya, belajar adalah salah satu alasan dirinya dipanggil ke tim nasional senior Republik Irlandia.
“Saya sudah memiliki Darren Randolph dan Kieran Westwood. Jadi mungkin akan lebih baik untuk memberi penjaga gawang muda pengalaman internasional. Pilihan saya adalah Mark Travers. Sementara Stephen Kenny yang menangani U21 meminta Caoimhin Kelleher,” kata Kepala Pelatih Republik Irlandia Mick McCarthy.