Perjalanan karier David Platt di Italia sebenarnya tidak terlalu cepat, tetapi tak bisa juga dikatakan periode yang panjang. Pesepakbola asal Inggris itu menetap di “Negeri Pizza” selama empat musim sejak 1991, dengan membela tiga klub Serie A berbeda. Sampdoria jadi salah satu momen terbaik baginya. Masa yang terbilang singkat, tapi paling berkesan dalam 17 tahun karier profesionalnya.
“Dua tahun yang saya habiskan di (kota) Genoa bersama Sampdoria adalah yang terbaik dalam karier saya,” ucap David Platt dilansir Goal Italia pada 2022.
Semuanya berawal dari Piala Dunia 1990 Italia; salah satu penampilan terbaik Inggris dalam turnamen sepak bola terbesar dunia tersebut, dan David Platt tampil sebagai bintang yang tak pernah diduga hingga diburu banyak klub Serie A di masa itu.
Dibuang Manchester United
Karier David Platt benar-benar mulai berjalan dari nol. Pemain kelahiran Lancashire, 10 Juni 1966 itu sempat dibuang akademi Manchester United setelah tiga tahun menimba ilmu. Dia dilepas ke klub Divisi Empat, Crewe Alexandra, pada 1985. Namun, sang gelandang berhasil menunjukkan bakat besarnya. Bahkan, dia berhasil mencatatkan 22 gol dalam 43 pertandingan liga musim 1986/1987.
Pertengahan musim berikutnya, David Platt direkrut oleh Aston Villa yang saat itu tampil di Divisi Dua. Mereka pun sukses promosi ke Divisi Utama, kini disebut Premier League Inggris. Torehan 19 gol dan finish sebagai runner-up liga 1989/1990 telah “memaksa” Bobby Robson memanggilnya ke Timnas Inggris untuk Piala Dunia 1990. Meski dia bukan pilihan pertama di skuat “The Three Lions”.
Dalam perjalanan di Italia, David Platt rupanya mampu muncul sebagai pahlawan. Dia jadi penentu kemenangan Inggris atas Belgia di babak 16 besar. Kemudian, ia mencetak gol pertama saat melawan Kamerun untuk lolos ke semi final. Sayangnya, mereka akhirnya gagal mengatasi Jerman Barat, dan takluk di tangan tuan rumah dalam perebutan juara tiga meski David Platt turut mencetak satu gol.
Bari Jadi Awal Baru
Sepulang dari Italia, David Platt malah mulai disingkirkan dari starting line-up Aston Villa oleh pelatih baru. Meski masih mampu membukukan 19 gol dalam 35 penampilan di Divisi Utama, dia akhirnya memilih pergi. Menariknya, dia kembali ke Italia yang sudah terhipnotis dengan kemampuannya, dan mendarat di San Nicola, Bari, stadion yang jadi saksi golnya ke gawang Azzurri di Piala Dunia 1990.
Dia pun langsung menjadi bintang. Nomor punggung 10 diberikan padanya. Sayangnya, Bari terpaksa degradasi di akhir musim. Tapi, nama David Platt yang tampil gemilang dengan mencetak 11 gol dalam 29 laga dari total 26 gol klubnya di Serie A sudah terlanjur jadi buah bibir jelang musim 1992/1993. Kapten Sampdoria saat itu, Roberto Mancini, bahkan sampai menelepon untuk bergabung dengannya.
Tetapi, pemain setinggi 1,78 meter itu memilih pindah ke Juventus. Sayangnya, dia gagal mendapat tempat reguler, salah satunya karena cedera panjang. Padahal, David Platt juga sempat memukau publik Turin dengan mencetak gol debut di liga. Namun, dia turut menjuarai Piala UEFA musim itu, meski tak tampil dalam dua leg final; dan hanya 28 penampilan dengan empat gol di semua ajang.
Momen Terbaik di Sampdoria
Memasuki musim 1993/1994, David Platt akhirnya menerima ajakan Roberto Mancini ke Sampdoria. Dia bergabung dengan Ruud Gullit yang juga ikut direkrut. Pelatih Sven Goran Eriksson memberinya kebebasan di lini tengah, tepat di belakang dua striker dengan tidak banyak tugas defensif. Kapten Timnas Inggris itu pun kembali menemukan permainan terbaiknya; juga mencetak gol lagi saat debut.
Di akhir musim, mereka sukses memenangi Coppa Italia dan finish di posisi ketiga, salah satu musim terbaik bagi I Blucerchiati setelah Scudetto 1990/1991. Musim berikutnya, mereka tampil di ajang Eropa, Piala Winners. David Platt mampu membawa timnya menembus semifinal, sebelum kalah dari wakil Inggris, Arsenal, klub yang kemudian jadi pilihannya untuk pulang kampung pada 1995.
Total 21 gol dalam 72 penampilan bersama Sampdoria telah menjadikan David Platt sebagai legenda klub, sekaligus kisah sukses dari sedikit pemain Inggris yang pernah berkarier di Italia.
“Sampdoria adalah klub fantastis dengan sejarah hebat dan bintang seperti Gianluca Vialli (1984-1992) dan David Platt (1993-1995) bermain di masa lalu,” kata legenda Inggris dan Arsenal, Sol Campbell pada 2017.
David Platt sendiri mampu membuktikan ucapannya dalam salah satu konferensi pers, “Ingin menjadi orang Italia, berbicara seperti orang Italia, hidup dan makan seperti orang Italia.”
Bahkan, dia sudah fasih berbahasa Italia pada tahun pertamanya di negara tersebut. Dia sempat kembali ke Sampdoria pada 1998/1999 sebagai pelatih, usai tiga musim membela Arsenal. Tapi, dipecat setelah enam laga karena dinilai tak punya kualifikasi kepelatihan yang tepat di Serie A. David Platt juga sempat bekerja sama lagi dengan sahabatnya, Roberto Mancini sebagai asisten pelatih Manchester City 2010-2013.
Sumber: Goal, These Football Times, Premier League Heroes, Sampdoria, Wikipedia.