Resmi sudah, Barcelona bisa disebut sebagai Messi FC! Asumsi ini mungkin terdengar usang. Namun akhirnya pihak Blaugrana sendiri mengakui hal tersebut. Setelah berhasil menyelamatkan satu poin lawan Villarreal (3/4), Kepala Pelatih Barcelona Ernesto Valverde mengakui bahwa kesebelasan asal Katalunya tersebut memang bergantung pada Lionel Messi.
“Jelas Barcelona bergantung pada Messi. Semua kesebelasan juga akan merasakan hal yang sama. Kami selalu berusaha untuk menang, tapi Messi sangat krusial untuk gaya permainan tim. Dirinya dikenal sebagai pemain terbaik dunia bukan tanpa alasan,” kata Valverde.
Unggul cepat berkat gol Philippe Coutinho dan Malcom di 15 menit pertama pertandingan, Barcelona kemudian tertinggal 2-4 dari Villarreal. Gol The Yellow Submarines –julukan Villarreal- masing-masing dicetak oleh Samuel Chukwueze (23’), Toko Ekambi (50’), Vicente Iborra (62’) dan Carlos Bacca (80’).
Messi masuk tepat setelah satu jam pertandingan, menggantikan Countiho. Dengan 10 menit waktu normal tersisa, Blaugrana membutuhkan dua gol. Lalu Messi membuka harapan itu di menit akhir sebelum digenapkan oleh Luis Suarez di masa tambahan waktu. Skor imbang 4-4 gagal menjauhkan Villarreal dari zona degradasi dengan hanya unggul satu poin dari Celta Vigo hingga pekan ke-30 La Liga.
Waktu bermain Messi pada musim 2018/2019 memang lebih sedikit dibanding sebelumnya, setidaknya di La Liga. Pada musim 2017/2018, hingga pekan ke-30, Messi hanya dua kali tak tampil 90 menit bagi Blaugrana. Kali ini Messi empat kali turun dari bangku cadangan dan absen dua pekan akibat cedera. Namun dalam empat kesempatan itu, Messi juga selalu datang sebagai penyelamat.
Saat tertinggal dari Athletic Bilbao, Messi diturunkan dan menjadi arsitek gol penyeimbang untuk mengakhiri laga dengan skor 1-1. Menjamu Leganes di Camp Nou, Barcelona ditahan imbang 1-1 sampai satu jam waktu pertandingan. Messi turun empat menit kemudian dan menyumbang gol serta menjadi arsitek bagi Suarez. Barcelona menang 3-1.
Sebelum cedera lawan Sevilla, ia menjadi arsitek gol Coutinho dan memasukan namanya ke papan skor 10 menit kemudian. Tanpa Messi laga itu mungkin akan berakhir 2-2 atau berbeda sama sekali. Ketika Valverde buntu, Messi adalah jawabannya. El Messiah!
Presiden Barcelona Josep Bartomeu pun menggunakan Messi sebagai alat kampanyenya. Siap mempertahankan jabatannya pada 2021, Bortomeu berjanji akan memberikan Messi perpanjangan kontrak.
“Messi punya kontrak hingga 2021 dan kami akan berusaha memberikan opsi bertahan di Barcelona. Fisik dan mental Messi saat ini jauh lebih kuat dari sebelum-sebelumnya dan dia punya ambisi untuk memenangkan piala,” kata Bartomeu.
Mempertahankan Messi bukanlah sesuatu yang salah. Ia sudah menjadi bagian penting bagi klub. Tumbuh berkembang bersama Barcelona dan memang dibentuk untuk menjadi pemain Blaugrana. Messi seperti John Cena untuk WWE di dunia gulat profesional.
Masalahnya, mau sampai kapan Barcelona bergantung pada Messi? Terhitung sejak 2008/09, La Pulga menjadi tumpuan tim. Selepas Ronaldinho pergi, Messi adalah pesulap utama di Camp Nou. Sekarang siapa yang akan menggantikan Messi jika ia pergi?
Pendamping Bukan Pengganti
Foto: Le10sport
Semenjak Messi menjadi poros utama Barcelona, setiap nakhoda tim selalu mencari pemain yang bisa meringankan bebannya. Entah itu David Villa, Alexis Sanchez, Luis Suarez, Ousmane Dembele, Malcom, bahkan Coutinho. Mereka bukan datang untuk menjadi pengganti Messi, hanya serdadu untuk meringankan tugas.
Sekalinya kedatangan pemain yang bisa menjadi wajah baru Barcelona, mereka antara merasa tertutup oleh Messi (Neymar) atau sebaliknya, La Pulga merasa ditutup pemain itu (Ibrahimovic).
Ketika Ronaldinho menjadi bintang utama Barcelona, Messi datang lewat sistem akademi. Diberi debut oleh Frank Rijkaard dan ternyata handal dan layak diberi kesempatan utama. Namun nama yang saat itu disebut-sebut sebagai pengganti Ronaldinho bukanlah Messi. Giovanni Dos Santos serta Bojan Krkic yang disiapkan untuk menjadi tulang punggung berikutnya.
Kedua nama tersebut tentu akhirnya gagal memenuhi ekspektasi. Setidaknya Barcelona sudah mencoba. Menyiapkan tulang punggung baru bagi tim apabila pada masanya, daya magis ‘The Smiling Angel’ pudar. Hal itu tidak lagi dilakukan oleh Barcelona.
50 Tahun Sekali
Foto: Sport
Perlahan tapi pasti, jebolan La Masia hengkang meninggalkan Barcelona. Jeffren tersesat di Liga Siprus. Isaac Cuenca pergi ke Sagan Tosu dan main dengan Fernando Torres. Cristian Tello menjadi salah satu tumpuan Real Betis. Gerard Deulofeu kembali ke Premier League setelah dipulangkan selama satu tahun dari Everton.
Deulofeu secara terbuka mengakui bahwa beban menjadi penerus Messi membuatnya sulit berkembang di Barcelona. “Sangat sulit untuk main di Barcelona. Semua orang mengamati Anda. Mengira Anda adalah Lionel Messi. Setiap langkah di sana harus sangat hati-hati,” aku Deulofeu.
Memang sulit mencari talenta seperti Messi. Pelatih asal Italia, Antonio Conte bahkan menyebut talenta Messi hanya ada satu setiap setengah abad. Lalu, apa yang mau Barcelona lakukan saat Messi memutuskan untuk gantung sepatu? Kehilangan identitas selama 50 tahun?
No Mas Que Un Messi?