Memahami Alasan Mourinho “Menantang Bahaya” di Masa Karantina  

Bukan Jose Mourinho jikalau tidak mendapatkan sorotan media. Di tengah masa karantina dimana semua orang di Inggris (juga sebagian besar negara) diperintahkan untuk melakukan kegiatan di rumah, Mourinho terlihat sedang mengawasi latihan dadakan di kawasan konservasi alam Hadley Common, Barnet – di utara London.

Mengutip Guardian, seorang saksi kala itu melihat Tanguy Ndombele, Davinson Sánchez, dan Ryan Sessegnon, berjalan pergi setelah mereka menyelesaikan latihan mereka dan mereka berjarak 20 meter. Saksi tersebut juga mengatakan dia melihat bek Spurs, Juan Foyth berjalan sendirian dan diikuti Serge Aurier setelahnya.

Bukti ini juga diperkuat setelah bek kanan mereka, Serge Aurier memposting video di Instagram story tengah berlari mengenakan pakaian latihan Spurs diikuti pemain Spurs lain. Foto Mourinho sedang berlatih di suatu lapangan bersama para ketiga pemain dan staf pelatihnya pun ramai diperbincangkan.

Tindakan berani ini tentu menjadi sorotan, tanpa terkecuali pengurus klub. Melalui juru bicara klubnya, Tottenham Hotspur telah mengkonfirmasi bahwa semua pemain Spurs telah diingatkan untuk menghormati jarak sosial ketika berolahraga di luar ruangan. Spurs akan terus memperkuat pesan ini.

Mourinho pun langsung membuat pernyataan bahwa ia telah menyesali tindakannya. Namun di balik itu semua, ada beberapa hal yang membuat kita bisa memahami tindakan pelatih berjuluk The Special One ini.

“Saya menerima bahwa tindakan saya tidak sesuai dengan protokol pemerintah dan kami hanya harus memiliki kontak dengan anggota rumah tangga kami sendiri,” ucap manajer dengan dua gelar Liga Champions ini.

“Sangat penting kita semua memainkan peran kita dan mengikuti saran pemerintah untuk mendukung para pahlawan kita di NHS (program layanan kesehatan masyarakat Britania Raya) dan menyelamatkan nyawa,” ujar Mourinho, dikutip dari Guardian.

Wajar kemudian tindakan yang digagas Mourinho ini mendapat sorotan tajam, pasalnya Inggris adalah salah satu negara yang terkena dampak Corona. Sampai saat ini ada kurang lebih 65 ribu kasus (data WHO per 11 April), termasuk Pangeran Charles dan Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson.

Ketidakpuasan Mourinho Terhadap Performa Pemain Spurs

Bukan rahasia kalau performa Spurs kembali melempem di bawah asuhan pelatih berkebangsaan Portugal tersebut. Sebelum kompetisi dihentikan, The Lilywhites mencatatkan 6 laga tanpa kemenangan: 5 kali kalah dan 1 kali imbang melawan Burnley.

Hal ini tentu saja membuat Mourinho pusing. Di Spurs, ia diwarisi pemain-pemain “lungsuran” Pochettino, ditambah minimnya stok penyerang memperparah keadaan saat itu. Reputasi Mourinho tentu berada di ujung tanduk.

Ditambah lagi, tipikal Mou yang gemar mencari “kambing hitam” atas kegagalan pencapaian timnya. Kali ini pemain rekrutan musim ini, Tanguy Ndombele yang mendapat sorotan Mourinho. Maka tak heran, gelandang yang direkrut senilai 55,5 juta paun tersebut terlihat ada dalam sesi “terlarang” ini. Mourinho memang pernah secara terbuka mengkritik Ndombele sejak November lalu dan menyebut kebugaran dan performa Ndombele tak pantas untuk nilai rekor transfer termahal Spurs.

Patut dipahami bahwa situasi karantina memang sulit bagi pesepakbola dan juga pelatih. Di kala seluruh pesepakbola diwajibkan berlatih di rumah, tentu pelatih sulit mengawasi kebugaran para pemainnya.

Sulit pula bagi pesepakbola untuk kembali ke performa terbaiknya ketika tidak berlatih secara layak dan juga berlatih secara kolektif demi memperkuat chemistry di dalam tim. Plus, Spurs ada di dalam performa buruk sebelumnya. Hingga pekan ke-29, mereka hanya berada di peringkat ke-8 Premier League dengan 41 poin. Lebih naasnya, posisi mereka ada di bawah 2 klub kuda hitam, Wolves serta Sheffield United.

Memahami Alasan Kontroversial Mourinho (Kali Ini)

Di balik pemberitaan tentang sesi latihan ilegal ini, beberapa pesohor sepakbola tak heran atas tindakan yang dilakukan Mourinho. Dimitar Berbatov, yang juga pernah bermain untuk Spurs punya komentar terhadap pelatih yang kini membesut mantan timnya.

Mengutip laman Goal US, Berbatov punya pandangan lain mengenai cara kerja Mou yang menurutnya selalu bertindak “out of the box”.

“Saya tidak bisa mengatakan saya sangat terkejut dengan perilaku Mourinho. Dia selalu bekerja (dengan cara) out of the box dan itulah salah satu alasan dia sukses dan penggemar mencintainya,” ujar pemain yang pernah memperkuat Spurs 2006-2008 ini.

Patut dimengerti bila pelatih sukses seperti Mourinho memiliki sikap over demanding yang kepada para pemainnya, salah satunya dengan cara melakukan sesi latihan rahasia (yang berakhir tidak rahasia). Namun bila kita melakukan kilas balik dengan segala tindakan-tindakan kontroversialnya di klub-klub sebelumnya, aksi Mourinho kali ini (harusnya) tak mengherankan.

Kejadian ini setidaknya menjadi bukti kalau Mourinho sedang tak baik-baik saja. Untuk seorang ambisius sepertinya, rasa-rasanya posisi 8 di klasemen, dan 6 laga terakhir tanpa kemenangan bukanlah prestasi yang bisa ia banggakan.

Beban Mourinho juga bertambah berat karena di Spurs, kebiasaan belanja besar-besaran yang bisa ia lakukan di klub-klub sebelumnya tak bisa ia lakukan lantaran terbatasnya anggaran Spurs yang baru saja “tersedot” pembangunan stadion baru Tottenham Hotspur.

Juga ditambah dengan dua kekalahan memalukan (dalam kurun 60 hari) atas mantan anak asuhnya, Frank Lampard yang kini membesut Chelsea. Dan, untuk alasan inilah kita bisa memahami bahwa Mourinho bahkan rela hingga membahayakan nyawa karena ambisinya menjadi seseorang yang benar-benar spesial bukanlah julukan (yang diberikan kepada dirinya) semata.