Menarik Pelajaran dari Drama Inter Milan

Kemajuan Internazionale Milan di final Liga Eropa 2019/2020 menghidupkan kembali hubungan asmara yang telah lama hilang. Yaitu dengan kompetisi yang mereka cintai di tahun 1990-an. Memang ada suatu masa ketika kesebelasan-kesebelasan Italia menjadi penguasa dalam kompetisi Eropa.

Tetapi mereka telah lama dijauhkan dari trofi Liga Champions maupun Liga Eropa. Inter yang pernah menjadi raksasa di Eropa, mencoba menemukan diri mereka lagi. Awalnya diperkirakan bahwa penantian selama satu dekade bagi kesebelasan Italia untuk memenangkan kompetisi Eropa akan segera berakhir.

Untuk benar-benar menghidupkan kembali romantisme itu, kualitas Romelu Lukaku dan Lautaro Martinez diharapkan jadi pembeda. Tapi bukan Inter jika tanpa drama. Hasrat mereka di Eropa justru dihancurkan Sevilla pada partai Final Eropa musim lalu.

Keunggulan awal melalui Lukaku seharusnya menjadi pondasi menuju kemenangan. Tapi sebaliknya, mereka membiarkan Sevilla membalikan keadaan begitu cepat melalui dua gol Luuk de Jong. Di sisi lain, ada juga unsur paling menggembirakan, yaitu cara inter kembali ke level yang sama setelah tertinggal.

Selama 45 menit pertama itu, mereka menampilkan karakter yang diperlukan untuk bertukar serangan dengan Sevilla. Hanya saja babak kedua yang ceroboh menyoroti kekurangan Inter yang tidak bisa diabaikan. Salah satunya Lukaku melewatkan peluang-peluang sebelum memasukkan bola ke gawangnya sendiri.

Dalam pandangan yang lebih luas, Serie-A tetap tertinggal beberapa langkah dari yang terbaik di Eropa. Pertandingan ini menunjukan bahwa kompetisi terbaik kedua di benua Eropa itu untuk sementara masih berada di luar jangkauan Inter.

Seharusnya, kesebelasan yang hebat menemukan cara untuk mengatasi hal-hal ini. Atau mungkin trofi Liga Eropa tidak terlalu penting bagi Inter? Samir Handanovic mengatakan bahwa kekalahan tersebut memberikan pelajaran yang lebih besar daripada kemenangan. Juga semakin memungkinkan untuk membuat Inter kembali lebih kuat.

“Sangat disayangkan di gol ketiga. Jadi itu adalah nasib buruk dan akhirnya menentukan pertandingan. Kami bisa membangun fondasi yang kokoh untuk musim depan. Sevilla menunjukan diri mereka sangat tangguh untuk dikalahkan dan kami bisa belajar dari pengalaman,” katanya seperti dikutip dari Football-Italia.

Itu adalah interpretasi yang optimis dari Handanovic. Inter telah meningkat baik di dalam maupun luar negeri. Dengan tambahan dan lebih banyak waktu bersama, mereka pasti bisa semakin meningkat.

Langkah Inter harus menjadi pelajaran bagi kesebelasan mana pun di Serie-A. Untuk itu setidaknya Inter pantas mendapatkan sedikit pujian. Dan siapa tahu mungkin lebih banyak lagi kesebelasan Italia yang akan mengikuti jejak mereka di tahun-tahun mendatang.

Drama Antonio Conte Harus Dihentikan Musim Depan

Kekalahan di Liga Eropa justru diikuti dengan cepatnya rumor kepergian pelatihnya, Antonio Conte. Ia tidak mampu menahan dirinya untuk mengutarakan isi pikirannya. Conte justru meledak kepada media tentang tidak adanya perlindungan dari pihak klub kepadanya.

Komentarnya setelah Final Liga Eropa itu juga memperparah hal ini karena ia berbicara seolah-olah sudah pergi dari Inter. Tapi yang paling jelas bahwa cara demikian juga pernah dilakukannya dengan sukses sewaktu meninggalkan Juventus. Conte yang membawa Juventus kembali ke puncak Serie-A, justru berselisih dengan pihak klub.

Rencana masa depan Inter yang sebenarnya sederhana pun jadi membingungkan. Ada argumen bahwa Inter harus berusaha mempertahankan Conte. Memang kesebelasan ini semakin membaik di tangan Conte karena jaraknya dengan Juventus semakin dekat. Ia diperkirakan bisa membawa Inter lebih tinggi lagi pada musim berikutnya.

Tapi seorang pria yang menuntut seperti Conte, akan merasa putus asa. Baginya, tempat kedua seperti bukan apa-apa. Cuma hampir meraih beberapa trofi tidak akan menjadi penghiburan sama sekali baginya. Maka dari itu masih ada tanda tanya tentang apakah hubungannya dengan klub akan bertahan lama?

Tidak diragukan lagi bahwa kesebelasannya sekarang telah berkembang. Tetapi apakah dia orang yang bisa menyelesaikan perkembangannya? Masih harus dilihat lagi musim depan. Jangan sampai Inter terlihat sedikit konyol lagi karena kembali berada di tempat kedua.

Harus ada beberapa tambahan pemain yang masuk akal ke skuat ini agar membuat skuatnya kompetitif. Eriksen, Sensi dan Barella pun seharusnya menjadi lebih penting untuk rencana Conte musim depan. Mereka harus siap memberikan yang lebih baik dalam pertandingan-pertandingan penting.

Hal itu seharusnya memberikan penghiburan bagi para pendukung Inter. Sebab Inter masih punya peluang untuk mengakhiri kekecewaan selama satu dekade dengan beberapa gelar musim depan.