Mengapa Nama Pemain di Bundesliga Berada di Bawah Nomor Punggung?  

Pernahkah terlintas dalam benak mengapa saat menonton pertandingan sepakbola Jerman, terdapat nama kesebelasan di atas nomor punggung dan malah bukan nama pemain?

Hingga musim 2019/2020 lalu saja ada 13 tim Bundesliga memiliki nama pemain di bagian bawah jersey dan nama tim di bagian atas nomor punggung pemain. Pemandangan ini tentu tidak lumrah dijumpai.

Lalu bagaimana awal mula hal unik ini bisa terjadi?

Bayern München Sebagai Pionir

Awalnya, pada 1970-an, ragam tulisan pada kostum kesebelasan sepakbola mulai marak digunakan. Kecanggihan teknologi pada dunia fashion dan apparel kala itu mulai memungkinkan sebuah kesebelasan untuk menuliskan huruf pada seragamnya, termasuk di sepakbola Jerman. Sejak musim Bundesliga 1979/1980, Bayern mulai menaruh nama klub di atas nomor punggung.

Bayen München terhitung sebagai kesebelasan pertama yang menuliskan nama kesebelasan di belakang kostum. Ini yang membuat mereka menjadi pelopor yang pada akhirnya diikuti oleh kesebelasan lain meskipun penempatannya kadang berbeda-beda.

Keputusan asosiasi sepakbola Jerman, DFB (Deutsher Fussball Bund) yang mewajibkan tiap kesebelasan menaruh nama pemain di bagian belakang jersey pada musim 1993/1994 tidak menjadikan Die Rotten untuk melepaskan tulisan “Bayern Munchen” dari bagian belakang seragamnya. Mereka tetap menaruhnya di atas nomor punggung, sementara nama pemain di bawah nomor punggung.

Bagi penggemar yang memiliki kostum kesebelasan yang berlaga di Bundesliga, penempatan nama klub dan nama pemain di bawah ini terbilang menguntungkan. Pasalnya, karena nama klub selalu berada di atas, maka tidak perlu khawatir jika bagian bawah kostum dimasukkan kedalam celana ketika dipakai.

Penulisan Bayern München dengan umlaut (ü) digantikan dengan tulisan “BAYERN MÚNCHEN” dengan irisan atau di atas huruf “u”, pada beberapa tahun terakhir.

Regulasi UEFA Tak Memperbolehkan “Ciri Khas” Ini

Kalian jangan heran bila kalian melihat penampakan jersey tim-tim asal Bundesliga di ajang kontinental seperti UEFA Champions League atau Europa League. Bila melihat penampakan belakang kostum sama seperti kesebelasan lain pada umumnya. Nama klub tidak tertera pada bagian bawah atau atas.

Peraturan UEFA dalam  Article 11.03 yang mengatur tentang Equipment Regulation (regulasi perlengkapan) mengharuskan kesebelasan untuk mencantumkan nama pemain di atas nomor punggung. Ini membuat kesebelasan Bundesliga termasuk Bayern harus rela menggusur tulisan di atas nomer punggung di ajang resmi UEFA.

Presiden Bayern, Uli Hoeneß berkomentar atas keputusan UEFA yang tidak menolerir “ciri khas” Bayern di laman resmi klub mereka: “Klub lebih penting daripada pemain, karena itulah nama klub dipasang di bagian atas.”

Menaruh nama klub pada bagian belakang menjadikan inspirasi bagi klub-klub Jerman untuk memakai hal serupa pada seragam timnya. Hingga kini, hampir semua klub di Bundesliga maupun tim Regionalliga mencantumkan nama tim pada bagian belakang jersey-nya.

Tradisi menaruh nama pemain di bawah nomor punggung ini pun menular ke kompetisi negara tetangga, Bundesliga Austria. Bedanya, kesebelasan asal Austria sudah tidak lagi menaruh nama kesebelasan mereka di atas nomor punggung. Alih-alih, mereka malah menaruh sponsor di atasnya. Klub top dari kompetisi Bundesliga Austria seperti RB Salzburg, Rapid Wien, atau LASK Linz rela “memindahkan” nama pemainnya ke atas nomor punggung ketika berkompetisi di ajang UEFA.

Beberapa di antaranya lebih memilih mengikuti style yang lebih umum: menaruh nama klub diatas nomor punggung seperti Schalke, Werder Bremen, St Pauli, Augsburg, dan masih banyak lagi. Di ajang Champions League musim 2020/021, dari 4 kesebelasan wakil Bundesliga, hanya Borussia Monchengladbach tim yang tidak melakukan perubahan “format” pada nameset mereka. Sementara Bayern, RB Leipzig, dan Dortmund, masih tetap mempertahankan ciri khas kesebelasan asal Jerman di kostumnya.