Perjalanan Indonesia Jadi Negara Asia Pertama yang Tampil di Piala Dunia

Dalam sepakbola era modern, Indonesia memang belum pernah berkiprah di ajang Piala Dunia. Bendera Merah Putih pun malah belum sekalipun berkibar sepanjang sejarah turnamen sepakbola terbesar dunia tersebut.

Berbeda dengan Korea Selatan atau Jepang yang sudah bolak-balik tampil di Piala Dunia. Bahkan, Korea Selatan menjadi wakil Asia terbaik dengan pernah menembus semi final.

Namun, jika menilik sejarah panjang Piala Dunia sejak 1930 silam, ternyata Indonesia tercatat pernah bermain dalam event akbar ini. Bahkan, Federasi Sepakbola Dunia, FIFA, pun telah mengakui nama Indonesia sebagai negara Asia pertama yang tampil di Piala Dunia, tepatnya dalam Piala Dunia 1938. Meskipun, pada saat itu memang masih membawa nama Dutch East Indies atau Hindia Belanda.

“Faktanya, tim Asia pertama yang ambil bagian di Piala Dunia ketiga pada tahun 1938 di Prancis, tetapi sejak itu penampilannya agak memudar. Itu seharusnya sedikit mengejutkan karena negara yang dimaksud adalah Hindia Belanda, yang sekarang dikenal sebagai Indonesia,” tulis situs resmi FIFA dalam artikel berjudul Dutch East Indies: Asia’s first World Cup participants pada 5 Juni 2020.

Perjalanan Panjang

Saat itu, seharusnya Hindia Belanda mesti menghadapi Jepang dulu dalam kualifikasi; sistem yang mulai diberlakukan di Piala Dunia 1934. Laga kualifikasi Grup 12 ini akan menentukan negara yang mendapatkan tiket ke Piala Dunia 1938. Namun, Jepang memilih mundur, karena sedang bertikai dengan China dalam Perang Dunia II. Selanjutnya, ada satu pertandingan lagi yang harus dilewati.

Menurut buku 100+ Fakta Unik Piala Dunia karya Asep Ginanjar dan Agung Harsya, Hindia Belanda harus berhadapan lagi dengan Amerika Serikat dalam play-off kualifikasi. Laga ini rencananya akan digelar di Rotterdam, Belanda pada 20 Mei 1938, 15 hari sebelum pembukaan Piala Dunia 1938. Skuat Hindia Belanda pun berangkat dari pelabuhan Tanjung Priok beberapa minggu sebelumnya.

Mereka menempuh perjalanan laut sekitar satu bulan menaiki kapal MS Johan van Oldenbarnevelt. Ada 17 pemain yang dibawa oleh pelatih Johannes van Mastenbroek. Pemilihan skuat ini pun penuh kerumitan. Pasalnya, saat itu ada dua asosiasi sepakbola di Nusantara; Nederlandsh Indische Voetbal Unie (NIVU) di bawah Belanda dan PSSI milik Indonesia yang berselisih paham soal keberangkatan ini.

“Anehnya, saat itu bahkan ada dua asosiasi sepakbola di Hindia Belanda; satu untuk pemain Belanda dan satu untuk pemain lokal. Pilihan pemain dari kedua federasi akhirnya melakukan perjalanan ke Eropa, tapi itu jauh dari pengalaman yang mulus, karena sejumlah pemain pribumi menolak bermain untuk penguasa kolonial,” demikian keterangan tambahan dalam artikel dilansir situs resmi FIFA itu.

David vs Goliath

Sehari sebelum laga play-off kualifikasi, skuat Hindia Belanda sampai di Den Haag. Mereka berlabuh di Genoa, Italia, sebelum melanjutkan perjalanan dengan kereta api. Namun, Amerika Serikat malah tak datang. Hindia Belanda kemudian resmi lolos ke putaran final Piala Dunia 1938. Menjelang itu, tim melakukan persiapan di Belanda, dan sempat mendapat masukan dari manajer Timnas Belanda.

Minggu, 5 Juni 1938, tim Hindia Belanda memulai perjuangan di Piala Dunia 1938. Mereka melawan Hungaria di Stadion Velodrome Municipal, Reims. Tetapi, jersey yang digunakan para pemain saat itu berwarna oranye, sama seperti Timnas Belanda. Lagu kebangsaan yang berkumandang juga “Het Wilhelmus”, terdengar pula saat skuat “Oranje” melawan Cekoslowakia di hari yang sama beda kota.

Pemain tengah, Achmad Nawir, yang tampak berkacamata tampil sebagai kapten memimpin rekan-rekannya. Bersamanya di lini tengah, ada Anwar Sutan dan Frans Meeng, membantu duo bek Frans Hu Kon dan Jack Samuels yang akan mengawal kiper Mo Heng Tan. Sedangkan di depan, ada lima pemain; Hans Taihuttu, Henk Sommers, Hong Djien Tan, Suvarte Soedarmadji, dan Tjaak Pattiwael.

Sebanyak sembilan ribu pasang mata menjadi saksi penampilan Hindia Belanda menghadapi Hungaria di Piala Dunia 1938. Namun, menurut wartawan Belanda, CJ Goorhoff yang meliput pertandingan tersebut, skuat Hindia Belanda kesulitan mengembangkan permainan di babak pertama. Apalagi, mereka juga kalah fisik. Bahkan, sejumlah laporan menyebut Wali Kota Reims menjuluki tim ini “mirip kurcaci”.

Hindia Belanda akhirnya harus mengakui keunggulan lawan dengan skor 6-0. Tapi, mereka rupanya juga sempat menyulitkan Hungaria, seperti diakui oleh Gyorgy Sarosi yang mencetak dua gol dalam laga itu. Bahkan, Tjaak Pattiwael sempat mencetak satu gol, namun dianulir oleh wasit. Oleh karena saat itu turnamen masih dalam format sistem gugur, perjuangan mereka langsung berakhir. Meski begitu, penampilan Hindia Belanda telah menarik perhatian banyak orang di Piala Dunia 1938 itu.

Sumber: FIFA, Historia, BBC, Transfermarkt