Persebaya Buntu, Apa Sebabnya?

Foto: Persebaya.id

Kekalahan Persebaya Surabaya dari Persib Bandung dalam laga pekan 23 Liga 1 2019 bukan sekadar kekalahan biasa. Kekalahan itu menunjukkan ada sesuatu yang salah di tubuh ‘Bajul Ijo’.

Dalam laga yang dihelat di Stadion I Wayan Dipta, Jumat (18/10/2019) malam WIB, Persebaya takluk dari Persib dengan skor telak 1-4. Hal ini jadi sebuah ironi, mengingat pada musim lalu, justru mereka yang sukses mengalahkan Persib dengan skor sama.

Tapi, kali ini pertahanan mereka yang diluluh-lantakkan oleh ‘Maung Bandung’. Dua gol Febri Haryadi, satu gol Kevin van Kippersluis, serta satu gol Achmad Jufriyanto hanya mampu dibalas sekali oleh Persebaya lewat penalti Diogo Campos.

Sekilas, memang terlihat jika di pertandingan ini, biang keladi kekalahan Persebaya adalah kerapuhan lini pertahanan mereka. Namun, jika ditelisik lagi, ada hal lain yang pada akhirnya menyebabkan kekalahan Persebaya. Apakah itu?

***

Sebelum bertemu Persib, sebenarnya Persebaya sudah memiliki masalah tersendiri. Dalam tiga laga terakhir sebelum bersua ‘Maung Bandung’, Persebaya hanya mampu mencetak 1 gol saja, yakni saat mereka bertemu Bali United.

Kesulitan mereka mencetak gol ini berpengaruh terhadap hasil yang mereka dapat. Dari tiga laga teraktual, Persebaya hanya mampu mencetak satu hasil imbang dan dua kali kalah. Lalu, mengapa mereka belakangan ini sulit mencetak gol?

Secara materi, Persebaya sebenarnya memiliki pemain-pemain depan yang terbilang mumpuni. Ada David Da Silva Diogo Campos, Osvaldo Haay, serta Oktafianus Fernando. Jangan lupakan pula apiknya Irfan Jaya.

Namun, meski memiliki pemain-pemain depan mumpuni, tampak bahwa para pemain tersebut jarang berkombinasi untuk menembus lini pertahanan lawan. Kebanyakan, peluang-peluang Persebaya berakhir menjadi sepakan yang melebar.

Bukan cuma jarang berkombinasi, terlihat bahwa para pemain Persebaya kerap terburu-buru menyelesaikan peluang. Alhasil, peluang mereka lebih banyak berwujud sepakan dari luar kotak penalti.

Di laga melawan Persib, hal ini kembali terlihat. Terlepas dari absennya para pemain kunci Persebaya macam Osvaldo maupun Irfan, penyakit mereka dalam hal penyelesaian akhir tampaknya belum sirna benar.

Da Silva dan Campos turun sebagai pemain kunci di pertandingan ini. Mereka memimpin lini serang, ditopang oleh sosok-sosok macam Muhammad Hidayat, Oktafianus, serta Aryn Williams di lini tengah.

Pada awal laga, semuanya tampak menjanjikan bagi Persebaya. Mereka bahkan mampu mencetak dua peluang lewat Oktafianus dan Da Silva. Apalagi, kehadiran Campos yang absen karena akumulasi kartu menambah kekuatan lini serang ‘Bajul Ijo’.

Meski begitu, seiring berjalannya laga, ketajaman lini serang Persebaya semakin berkurang. Para pemain Persebaya tidak menyerang secara kolektif, tapi lebih kepada upaya individu. Da Silva-lah yang terlihat bekerja sendiri membongkar pertahanan Persib.

Campos yang didapuk sebagai pembantu Da Silva justru kesulitan menghadapi penjagaan Omid Nazari. Oktafianus juga pada akhirnya justru kewalahan menghadapi Ardi Idrus di sisi sayap.

Lini pertahanan Persib juga patut diberikan apresiasi di pertandingan ini. Mereka seakan sudah mempelajari kelemahan Persebaya, sehingga mampu mengendalikan laga dengan apik. Alhasil, selain unggul dari segi skor, mereka juga unggul dari segi permainan.

Tercatat, Persib mampu melepas 17 tembakan di laga ini, berbanding Persebaya yang hanya mampu mencetak 6. Secara penguasaan bola, Persib unggul dengab persentase 56%, berbanding Persebaya yang hanya 44%.

Satu aspek permainan Persebaya yang kurang, nyatanya mampu berpengaruh terhadap aspek permainan yang lain. Ya, itulah sepakbola.

***

Empat hasil buruk di empat laga terakhir setidaknya bisa jadi sinyal bagi Persebaya bahwa mereka harus segera berbenah. Paling tidak, mereka harus memperbaiki aspek serangan mereka terlebih dahulu.

Singkatnya begini. Saat mereka sulit menyerang dan mencetak gol, maka lini pertahanan akan naik untuk membantu penyerangan. Di sinilah petaka bagi Persebaya akan hadir, karena akan ada ruang yang bisa dieksploitasi lawan.

Persib mampu memanfaatkan hal itu. Memiliki pemain berkecepatan mumpuni macam Febri, serta pemain dengan kesadaran ruang yang apik macam Nazari, mereka mampu memaksimalkan kelemahan Persebaya ini.

Jika ‘Bajul Ijo’ tidak berbenah, bukan tidak mungkin apa yang sempat terjadi di laga lawan Persib akan kembali mereka alami di laga yang lain.