Turnamen pramusim adalah ajang yang kerap diadakan jelang bergulirnya kompetisi dalam satu musim. Ia jadi masa ketika pelatih membentuk skuat yang siap berkompetisi di musim tersebut nantinya.
Di Eropa sana, ada banyak ajang pramusim yang kerap diadakan. Beberapa di antaranya adalah Audi Cup, Trofeo TIM, Emirates Cup, dan yang paling sering diadakan adalah International Champions Cup. Ajang-ajang itu jadi masa ketika tim Eropa mempersiapkan diri, menguji kemampuan pemain, serta mengukur kekuatan tim.
Di Indonesia sendiri, turnamen pramusim memiliki banyak wujud. Dulu, pernah dihelat Piala Gubernur Jatim, lalu Piala Gubernur Kaltim sebagai ajang pramusim. Selain itu, ada juga ajang pengisi kosongnya kompetisi yang diadakan saat PSSI disanksi FIFA, seperti Piala Jenderal Sudirman, Piala Bhayangkara, Indonesia Soccer Championship, dan Piala Presiden.
Nah, di antara salah satu turnamen pengisi kekosongan kompetisi tersebut, ada satu turnamen yang mencuat ke permukaan. Pada akhirnya, turnamen ini menjadi turnamen pramusim yang rutin diadakan di Indonesia. Turnamen apakah itu? Namanya adalah Piala Presiden.
Apiknya, Piala Presiden ini pun menghadirkan sebuah mitos bernama Arema FC. Lah, mengapa Arema FC? Memang apa hubungan tim yang bermarkas di Malang ini dengan Piala Presiden?
***
Piala Presiden pertama kali diadakan pada 2015 silam. Pada awalnya, turnamen yang saat itu digagas oleh Mahaka Sports ini bertujuan sebagai pengisi kekosongan kompetisi. Maklum, PSSI baru saja disanksi FIFA akibat keterlibatan pemerintah. Intinya, PSSI dihukum karena adanya intervensi pemerintah.
Arema FC sebagai salah satu kontestan QNB League (liga yang dihentikan pada 2015 silam) turut serta dalam turnamen tersebut. Berbekal pemain yang kebanyakan merupakan pemain yang membawa mereka ke semifinal ISL 2014, Arema mampu tampil apik. Mereka kalah di semifinal, tapi mampu merebut tempat ketiga.
Di ajang Piala Presiden berikutnya, Arema ternyata mampu tampil apik. Pada 2017, setelah Piala Presiden malih rupa jadi turnamen pramusim resmi (Liga 1 sudah diadakan), Arema mampu keluar sebagai juara. Bahkan, mereka melakukan “comeback” ciamik di babak semifinal dengan menundukkan Semen Padang via lima gol Cristian Gonzales.
Pada tahun 2018, penampilan Arema di Piala Presiden tidak begitu baik, namun mereka masih bisa lolos di fase grup. Memasuki 2019, Arema kembali tampil bagus di Piala Presiden dan melaju ke laga final. Meski sempat terseok di fase grup, memasuki fase gugur, Arema tak terhentikan.
Keahlian Arema di ajang pramusim ini belum menghitung raihan mereka di ajang Bali Island Cup 2016 serta di ajang Piala Bhayangkara 2016. Dalam dua ajang tersebut, Arema sukses keluar sebagai juara dengan mengalahkan lawan yang sama: Persib Bandung.
Kini, Arema memiliki peluang untuk mengulangi raihan yang mereka capai pada 2017 silam. Pertanyaannya, mampukah Arema meraih lagi trofi Piala Presiden ini?
Lagi pula, Arema dihantui oleh penampilan buruk di liga yang mengiringi penampilan apik mereka di pramusim. Hanya pada 2016 saja ketika mereka tampil apik di liga dan pramusim. Usai menjuarai Piala Bhayangkara 2016 dan Bali Island Cup 2016, mereka menduduki peringkat dua Indonesian Soccer Championship.
Sisanya, usai juara Piala Presiden 2017, mereka malah tampil melempem di Liga 1 2017 dengan menduduki peringkat 9. Pada 2018, usai mereka menembus perempat final Piala Presiden 2018, mereka hanya mampu finis di posisi enam Liga 1 2018.
Akankah kejadian di 2019 ini terulang seperti 2017 silam?
***
Saat tulisan ini ditulis, laga leg pertama final Piala Presiden 2019 sudah digelar. Laga final Piala Presiden 2019 sendiri memang berlangsung selama dua leg. Leg pertama yang berlangsung di Gelora Bung Tomo menghasilkan skor 2-2 bagi kedua tim.
Dari segi skor, angka 2-2 ini jelas menguntungkan bagi Arema. Apalagi leg kedua nanti akan berlangsung di Kanjuruhan. Mereka akan mendapat dukungan berlimpah dari Aremania yang memadati stadion, sesuatu yang tidak mereka dapatkan kala bertanding di Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Namun, terlepas juara atau tidaknya Arema di akhir ajang nanti, setidaknya mereka sudah menunjukkan bahwa Piala Presiden, dan juga beberapa ajang pramusim serta pengisi kekosongan kompetisi lainnya, adalah ajang di mana mereka akan unjuk gigi kepada lawan-lawannya.
Meski begitu, pertanyaan ke depan bagi Arema bukanlah itu. Intinya, mampukah kelak mereka tampil apik juga di Liga 1 2019 setelah tampil apik di Piala Presiden 2019?