Robert Rene Alberts Bisa Bagus di Persib, Asal…

Foto: Persib.co.id

Persib Bandung menelurkan sebuah keputusan krusial jelang ajang Liga 1 2019 bergulir. Mereka memutuskan untuk merekrut pelatih baru. Robert Rene Alberts menjadi sosok yang mereka pilih.

Sebelumnya, Persib berada di bawah komando Miljan Radovic. Sosok asal Serbia itu memimpin Persib selama empat bulan. Ia berdiri di atas touchline Persib dalam laga Piala Indonesia menghadapi Persiwa, Arema FC, dan Borneo FC, serta di laga-laga Piala Presiden menghadapi TIRA-Persikabo, Persebaya, dan Perseru.

Menyitat dari situs resmi Persib, Radovic dilepas oleh manajemen karena ia akan mengikuti kursus kepelatihan UEFA Pro. Namun, jika melihat situasi yang terjadi, mundurnya Radovic ini juga bisa disebabkan oleh tekanan bobotoh–sebutan pendukung Persib–yang hebat. Bobotoh merasa tidak puas dengan hasil yang ditorehkan Radovic selama melatih Persib.

Robert sendiri bukanlah sosok sembarangan. Selain pernah melatih beberapa klub sepak bola Asia Tenggara, Robert juga pernah menangani klub Indonesia. Tercatat, ia menangani Arema dan PSM Makassar. Arema sukses ia antar jadi juara Liga Super Indonesia 2009/10. PSM berhasil ia bangkitkan, dan hasilnya, mereka mampu main di AFC Cup 2018/19.

Lalu, apakah kesuksesan itu akan ia tularkan ke Persib? Bisakah Robert mengantarkan Persib jadi juara? Terlepas dari kegagalan Persib melaju ke babak semifinal Piala Indonesia, kemenangan yang mereka dapat di leg kedua atas Borneo FC menghadirkan asa bagi ‘Maung Bandung’.

Keberhasilan bersama Robert bisa Persib raih. Asal, Persib bisa memenuhi syarat-syarat di bawah ini. Apa sajakah itu?

Robert Harus Diberikan Kebebasan

Sebagai sosok pelatih, Robert harus diberikan kebebasan oleh manajemen Persib. Ia tak boleh dikekang. Selama memimpin Arema dan PSM, ia diberikan kekuasaan penuh memegang tim. Bahkan, di PSM ia sampai mengatur asupan makanan untuk pemain.

Selama di Arema, kebebasan itu juga ia dapat. Ia bahkan bisa membentuk fisik para pemain Arema macam Ahmad Bustomi, Arif Suyono, Benny Wahyudi, serta Dendi Santoso (ketika itu ia masih muda) sedemikian rupa, sampai mereka semua terpanggil masuk skuat Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2010.

Robert percaya bahwa tim yang kuat itu fondasinya juga harus kuat. Maka, segala hal yang berhubungan dengan fondasi tim akan ia atur sedemikian rupa, termasuk soal fisik, stamina, dan asupan gizi. Ia bahkan pernah marah pada pemain PSM yang kedapatan makan nasi goreng.

Akankah di Persib ia dapat kebebasan untuk mengatur tim seperti yang ia dapat di Arema dan PSM?

Jangan Berusaha Mengintervensi Kebijakan Robert

Hal ini masih berkaitan dengan poin kebebasan yang dibahas di atas. Baginya, tim adalah miliknya. Ia berhak memutuskan apapun yang berkenaan dengan tim, termasuk soal siapa yang direkrut dan siapa yang dicoret.

Selain itu, Robert juga tak boleh diintervensi soal strategi maupun skema yang akan diterapkan di lapangan. Begitu juga dengan masalah pergantian pemain ketika pertandingan. Nah, untuk poin ini, sepertinya akan muncul masalah tersendiri.

Dulu, Persib pernah diguncang soal isu intervensi manajer terhadap pelatih. Bahkan, hal ini yang sempat mengganggu kerja Mario Gomez pada ajang Liga 1 2018 kemarin. Pertanyaannya, akankah ia mampu satu kepala dengan sang manajer Persib (tak perlu disebut nama) yang acap dikenal dominan?

Jika bisa satu kepala dan tak ada intervensi, Robert dijamin dapat memberikan hasil maksimal bagi Persib.

Jangan Menekan Robert

Tekanan adalah hal yang lumrah diterima pelatih, termasuk Robert. Tapi, jangan sampai juga memberikan Robert tekanan berlebih di Persib, seperti langsung juara di musim pertama. Ia adalah orang yang cinta proses.

Di PSM dan Arema, saat tidak ditekan dan dibiarkan berproses, Robert mampu membawa hasil maksimal bagi dua tim tersebut. PSM bahkan sabar berproses bersamanya sehingga akhirnya bisa tampil di AFC Cup 2019, meski akhirnya PSM gagal meraih gelar juara pada ajang Liga 1 2018.

Lalu, akankah di Persib ia mendapatkan hal yang sama, di tengah tekanan manajemen, apalagi bobotoh, yang kadang kelewat nafsu melihat Persib juara? Bisakah mereka tidak menekan Robert secara berlebihan?

***

Sempat meragukan di awal-awal bursa transfer Liga 1 2019, Persib akhirnya mulai menggebrak. Beberapa nama apik mereka rekrut, seperti Artur Gevorkyan, Fabiano Beltrame (masih menjalani proses naturalisasi) dan yang teraktual adalah Rene Mihelic. Achmad Jufriyanto juga mereka pulangkan dari Kuala Lumpur FA.

Dari gerak transfer di atas, tampak bahwa manajemen sudah menghadirkan dukungan tersendiri bagi Robert. Mereka tentu tak ingin Robert meraih hasil maksimal di musim ini, setelah musim lalu mereka yang hampir meraih trofi harus rela melihat Persib ketar-ketir di setengah akhir musim.

Namun, dukungan ini besar kemungkinan tak ada artinya, jika kelak manajemen Persib tidak bisa melakukan tiga hal di atas. Malah, kemungkinan terburuk, mereka bisa saja kehilangan Robert sebelum musim usai, ditandai dengan gesekan-gesekan yang tampak dalam ucapan saat wawancara.

Mampukah Persib memenuhi syarat-syarat di atas? Kita lihat saja nanti.