Sergio Ramos dan Fenomena Izin Buang Air Saat Pertandingan

Tak ada yang bisa menolak panggilan alam (baca: buang air, besar atau kecil). Setahan apapun kita untuk tidak cepat-cepat mengeluarkannya, tapi cepat atau lambat akhirnya akan keluar juga. Maaf, saya tak bermaksud menggiring para pembaca yang budiman untuk membayangkannya. Namun Anda tentu sudah tahu istilah ‘kebelet’ atau bahkan istilah ‘kecepirit’ dalam dunia per-buang-air-an ini.

Saya punya pengalaman pribadi. Bukan, bukan karena kecepirit di celana. Namun saya punya pengalaman perihal buang air dan kegiatan olahraga (futsal dan sepakbola). Meski bukan di tengah-tengah laga, saya ternyata mempunyai kegugupan sendiri sebelum berlaga dengan kerap keluar masuk ke toilet untuk sekadar buang air kecil. Kegugupan ini muncul biasanya jika saya bermain dalam suatu turnamen futsal/sepakbola yang cukup serius. Sergio Ramos

Untungnya, kebiasaan aneh saya itu muncul hanya di sebelum laga saja. Lagipula, jika Anda sedang bertanding futsal atau sepakbola dalam keadaan hepi-hepi-hore-hore biasa antar sejawat saja, mungkin jika di tengah laga anda ingin buang air, mudah saja minta izin keluar dan kawan Anda mengantikan posisi anda di lapangan. Fleksibel sekali tentunya. Jika sudah selesai, Anda berpeluang bermain lagi, atau setidaknya bisa beristirahat untuk beberapa saat terlebih dahulu.

Masalahnya, tentu berbeda posisinya jika keinginan buang hajat tersebut dialami oleh pemain yang benar-benar profesional, apalagi di tengah-tengah pertandingan. Baru-baru ini, kapten Real Madrid, Sergio Ramos, tertangkap kamera sedang ‘kebelet’ untuk buang air dan ia sampai harus izin kepada rekan dan perangkat pertandingan di sisi lapangan untuk sekadar pergi ke toilet untuk menuntaskan panggilan alam tersebut.

Kejadiannya begini; pada menit ke-73, Sergio Ramos sudah tak nyaman dengan dirinya sendiri. Mengerti bahwa panggilan alam adalah sesuatu hal yang tak bisa ditolak mentah-mentah, ia memutuskan berbicara kepada sang wasit, Jose Luis Munuera, yang memimpin laga Eibar vs real Madrid untuk mengizinkan dirinya pergi ke toilet. Ia juga tak lupa untuk memberitahu salah satu staf resmi Real Madrid, Miguel Noguera, atas tindakannya tersebut.

Beberapa menit kemudian, Miguel (staf resmi) penasaran dengaan kondisi Ramos. Ia sempat mengeceknya sebentar lalu kembali lagi. Sergio Ramos akhirnya kembali dengan perasaan yang lebih nyaman setelah hampir lima menit berlalu ia izin ke toilet di laga tersebut.

Zinedine Zidane, pelatih El Real sendiri tertawa di konferensi persnya pasca laga dengan menyebut; “benar, Ramos meninggalkan lapangan memang untuk buang air besar.”

Sergio Ramos sendiri tak menyangkalnya, dalam cuitannya pasca laga di jejaring Twitter, ia mendeskripsikan kejadian tersebut dengan sebutan “panggilan alam.”

Kita tentu bertanya, memangnya adakah aturan khusus tentang izin buang air ke toilet stadion/ruang ganti ketika laga sedang berlangsung?

Sejauh yang saya coba telusuri dalam dokumen Laws of the Game rilisan FIFA dan IFAB, hampir tak ada yang menyebutkan secara spesifik tentang izin ke toilet. Namun pada bagian Law 12 (foul and misconduct), disana tertulis mengenai peringatan dan pelanggaran mengenai pemain yang keluar masuk tanpa seizin wasit dan perangkat pertandingan.

Baca juga: Siapa Itu IFAB? Mengapa Mereka yang Membuat Aturan Sepakbola?

Logikanya, jika memang ingin keluar lapangan, entah ingin buang air, mengganti sepatu, mengganti kostum yang sobek, atau yang lainnya, sudah harus dalam persetujuan wasit dan perangkat pertandingan terlebih dahulu. Biasanya yang seperti ini, laga akan tetap berjalan seperti biasanya. Beberapa musim lalu, Jason Puncheon (gelandang Southampton) melakukan hal serupa saat melawan Everton di tengah-tengah laga berjalan seperti Ramos yang izin ke toilet di tengah laga.

Ramos dan Puncheon sudah melakukan sesuai prosedur dan ia pun bebas dari teguran ataupun hukuman. Selain itu juga, mereka tak hanya mematuhi aturan secara tertulis yang sudah baku, melainkan juga ia telah mematuhi aturan etika sosial yang tak tertulis. Coba bayangkan saja jika ada pemain di suatu laga profesional yang buang air kecil atau bahkan buang air besar sembarangan meski hanya di pinggir lapangan. Sudah pasti, menjijikan.

Kasus-kasus buang air di lapangan ini sebetulnya pernah ada sebelumnya. Mereka bahkan tak sempat untuk pergi ke toilet terlebih dahulu. Pada 2009 lalu, Jens Lehmann mengaku bahwa dirinya beruntung tak terkena hukuman setelah melakukan ‘kencing sembarangan’ di belakang papan iklan dekat gawangnya saat laga Stuttgart vs. Unirea Urziceni. Victor Kassai, wasit yang memimpin laga tersebut ternyata tak melihat tindakan Lehmann ini. Meski begitu, ia tetap ditegur oleh manajemen klubnya sendiri dan layak menerima hukuman kartu kuning.

“Saya (saat melakukan buang air tersebut) merasa lebih cemas dan nervous ketimbang kejadian-kejadian yang pernah saya alami sebelumnya,” ungkap Lehmann dilansir laman Guardian.

Momen gila Lehmann tersebut untung saja tak berakhir konyol dengan kebobolan. Masalahnya, tim lawan mampu mencuri bola dan melakukan serangan balik ke area pertahanan Stuttgart.

Meski sempat ditegur oleh pihak klub, namun direktur olahraga Stuttgart, Horst Held mengungkapkan, “Saya pikir ia (Lehmann) menangani situasi tersebut dengan cukup terampil,” ujarnya.

“Itu adalah momen yang rumit. Ia mungkin bisa saja lari ke ruang ganti saat laga berjalan, tindakannya itu mengingatkan saya saat kejadian Tour De France. Memang, untuk beberapa alasan, hal-hal tersebut memang tak punya pilihan yang lain selain melakukannya dengan terpaksa,” lanjutnya.

Jika Lehmann melakukannya di balik papan iklan pinggir lapangan, maka Douglas dos Santos, pemian Gremio pada 2015 lalu melakukannya di tengah lapangan. Uniknya ia buang air kecil dengan dikelilingi rekannya sejenak sebelum melakukan diskusi jelang babak kedua dimulai. Mundur dua dekade lalu, legenda sepakbola Inggris, Gary Lineker, melakukannya lebih gila lagi.

Pada partai perdana Inggris di Piala Dunia 1990 lalu, ia tak sengaja mengeluarkan fesesnya pasca ditekel oleh pemain Irlandia di lapangan. Ia terekam kamera sedang menggosok-gosokkan bokongnya di lapangan dan membersihkan tangannya sendiri di rumput lapangan.

Menjijikan? Tentu saja. Demi kenyamanan anda dan lingkungan sekitar, maka oleh karena itu, tirulah Sergio Ramos.

Sergio Ramos adalah panutan dalam pertoiletan.

Jadilah seperti Ramos.