Piala Dunia 2014 menjadi panggung besar di mana untuk pertama kalinya “water break” dilakukan. Kini, “water break” menjadi andalan bagi stasiun televisi untuk mendulang iklan, meski banyak pelatih yang menentang.
Sebenarnya “Aturan Water Break” sudah diwacanakan sejak Piala Dunia 2014. Alasannya karena suhu di Brasil yang tinggi membuat pemain butuh mengisi cairan di tubuh mereka. Akan tetapi, aturan ini sendiri tidaklah wajib. Semuanya tergantung wasit di atas lapangan yang memutuskan.
“Water break” pertama secara resmi dilakukan di pertandingan Belanda menghadapi Meksiko pada babak 16 besar. Di pertandingan yang dihelat di Fortaleza tersebut, suhu di stadion mencapai 39 derajat. Wasit Pedro Porenca kemudian memberi waktu istirahat selama tiga menit. Para pemain, pun dengan wasit memaksimalkan waktu tersebut untuk meminum air, sementara para pelatih memberikan instruksi.
Akan tetapi, di pertandingan fase grup antara Amerika Serikat menghadapi Portugal, wasit juga memberi waktu bagi para pemain untuk mengambil air minum. Namun, apa yang terjadi di fase grup tersebut tidak dianggap sebagai “water break” yang resmi, karena di saat yang sama, pemain Amerika, Jermaine Jones, mengalami cedera. Sehingga untuk menunggu perawatan, wasit memberi kesempatan bagi pemain untuk minum.
“Kondisi iklim akan dievaluasi dan saat suhu melebihi 32 derajat, maka tim medis FIFA akan merekomendasikan cooling breaks kepada Koordinator Umum FIFA serta match commissioner,” tulis pernyataan resmi FIFA.
“Cooling breaks berlangsung dalam durasi tiga menit lalu diimplementasikan oleh wasit pada sekitar 30 menit setelah pertandingan berjalan di kedua babak pertandingan (contohnya sekitar menit ke-30 dan menit ke-75). Tiga menit tadi lalu ditambahkan ke waktu tambahan di akhir setiap babak.”
FIFA sendiri menyebut kalau “Aturan Water Break” tidak akan diterapkan di semua pertandingan dalam sebuah kompetisi. Akan tetapi, ini bergantung pada kondisi tiap pertandingan itu sendiri.
Keputusan wasit untuk menghentikan pertandingan sendiri sebenarnya tak lepas dari aturan Pemerintah Brasil. Awalnya, FIFA menolak menerapkan “water break” di semua pertandingan di Piala Dunia 2014. Keputusan ini membuat FIFA dituntut ke pengadilan.
Pengadilan Tinggi Brasil menyebut “water break” menjadi wajib dilakukan apabila suhu udara mencapai 30 derajat selsius. Namun, FIFA kembali bernegosiasi dan meningkatkan batas suhu minimal menjadi 32 derajat selsius. Selain itu, FIFA juga menolak permintaan Asosiasi Pesepakbola Brasil yang meminta pertandingan pukul 1 siang diubah menjadi pukul 4 sore untuk melindungi para pemain.
Sumber: BBC, Independent.