Di sepakbola modern ini, penting bagi setiap stadion untuk memiliki lampu penerangan. Soalnya, jadwal kompetisi tidak selalu digelar pada sore hari. Apalagi, di negara sub-tropis, terkadang pukul tiga sore pun sudah gelap di musim dingin.
Buat kesebelasan yang memiliki stadion sendiri, penerangan mejadi penting buat bisnis klub ke depannya. Memiliki lampu yang layak membuat stadion bisa disewakan untuk pertandingan malam hari.
Pengertian Lampu Penerangan di Stadion
Sederhananya, lampu penerangan atau floodlights adalah alat yang membuat lapangan atau area yang luas, dibanjiri (flood) oleh cahaya (lights). Di era saat ini, lampu penerangan biasanya dipasang di atap sisi panjang lapangan. Cahaya yang dihasilkan cukup terang, bukan cuma untuk pesepakbola, tapi juga buat pemilik hak siar.
Namun, saat pertama kali digunakan, lampu penerangan jelas tak seterang sekarang. Saat lampu dipatenkan Thomas Edison, cahaya yang keluar tak lebih baik ketimbang lilin yang disatukan. Pertandingan malam hari merupakan sesuatu yang baru dan menarik, tapi menjadi tidak sejelas di era saat ini.
Saat ini, satu lampu metal-halide bisa berkekuatan 75 hingga 100 lumens/watt. Sementara lampu jenis sodium-vapor digunakan karena lebih efektif dalam rasio harga dan cahaya dengan sekitar 80 hingga 100 lumens/watt.
Pengembangan teknologi LED juga berpengaruh buat lampu penerangan. Soalnya, lampu LED menjadi yang lebih sering digunakan karena lebih mudah dan murah.
Pertama Kali Lampu Penerangan Digunakan
Olahraga pertama yang tercatat menggunakan lampu penerangan adalah polo. Ketika itu Ranelagh Polo Club menghadapi Hurlingham Club di Fulham pada 18 Juli 1878. Teknologi lampu penerangan membuat kedua kesebelasan bisa bertanding sampai malam hari.
Di tahun yang sama, pertandingan di Bramall Lane, Sheffield, juga diujicoba menggunakan lampu penerangan. Kala itu, lampu penerangan ditenagai baterai dan dinamo. Tujuan awalnya sebenarnya bukan untuk bermain di malam hari, melainkan menerangi siang yang sendu di musim dingin.
Seiring waktu berjalan, operator liga, memberi syarat bagi setiap klub untuk memasang lampu penerangan di stadion. Pemasangan lampu secara permanen menjadi hal yang umum dilakukan, sementara sedikit klub masih menggunakan lampu penerangan sementara sebagai alternatif.
Herbert Chapman merupakan salah satu inisiator pemasangan lampu penerangan di stadion di Inggris. Ia terinspirasi dari pertandingan malam hari yang digelar di Belgia pada 1930. Chapman kemudian menganjurkan Arsenal memasang lampu penerangan di Highbury yang selesai pemasangannya pada 1932.
Akan tetapi Arsenal tak bisa menggunakannya untuk pertandingan resmi dan cuma digunakan buat latihan. Soalnya, The Football League, tak merestui pemasangan lampu penerangan ini. Arsenal harus menunggu pada 1950-an sampai FA mengizinkan lampu penerangan digunakan dalam pertandingan resmi.
Berubah pikirannya FA bukan karena mereka sadar kalau lampu penerangan akan menjadi teknologi yang bagus buat sepakbola. Akan tetapi karena lampu penerangan sudah terlanjur digunakan di banyak pertandingan persahabatan. FA tak punya pilihan selain mengalah.
Apalagi, timnas Inggris juga menggelar pertandingan di malam hari, ketika main di Holly Park pada 1949. Bermain di kandang South Liverpool FC tersebut, timnas Inggris melakoni pertandingan persahabatan menghadapi Nigeria XI.
Pada 1950, The Dell, kandang Southampton, menjadi stadion pertama yang memasang lampu penerangan secara permanen di Inggris.
Pertandingan internasional pertama di bawah sinar lampu penerangan terjadi pada 30 September 1955 di pertandingan Inggris menghadapi Spanyol. Dalam laga yang digelar di Wembley tersebut, Inggris menang 4-1.
Pertandingan Portsmouth mengadapi Newcastle United di Fratton Park menjadi pertandingan resmi pertama di Football League yang dimainkan di bawah lampu penerangan. Pertandingan tersebut digelar pada 22 Februari 1956 dan menjadi awal dari kian menariknya industri sepakbola.