Sejarah Piala Dunia Antarklub

Usai menjuarai Liga Champions 2021 dengan mengalahkan Manchester City, Chelsea berhak mendapatkan satu tempat di Piala Dunia Antarklub. Bersama dengan wakil Amerika Selatan–yang menjuarai Copa Libertadores, Chelsea langsung lolos ke babak semifinal.

Lantas apa sebenarnya Piala Dunia Antarklub?

Tentang Piala Dunia Antarklub

Piala Dunia Antarklub atau nama resminya FIFA Club World Cup, merupakan kompetisi sepakbola internasional yang diselenggarakan FIFA. Pesertanya adalah juara kompetisi kontinental dari Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, Asia, Afrika, dan Oseania.

Piala Dunia Antarklub pertama kali diselenggarakan di Brasil pada 2000. Kompetisi ini nilai prestisenya sempat meredup karena dihadapkan dengan Piala Interkontinental, kompetisi yang mempertemukan juara Liga Champions dengan Copa Libertadores. Sampai akhirnya, kedua kompetisi ini merger pada 2005.

Sejarah Piala Dunia Antarklub

Kompetisi klub antarnegara awalnya digelar pada 1887 yang mempertemukan juara Piala FA, Aston Villa, dengan juara Scottish Cup, Hibernian. Ketika itu, hanya ada kompetisi “Piala” di dua negara tersebut.

Kompetisi antarjuara liga di Eropa baru terjadi pada 1895 ketika juara Inggris, Sunderland, menghadapi juara Skotlandia, Heart of Midlothian. Ironisnya, skuad Sunderland saat itu justru diisi para pemain dari Skotlandia.

Berdasarkan FIFA, upaya pertama untuk menggelar turnamen sepakbola secara global terjadi pada 1909. Sir Thomas Lipton Trophy digelar di Italia pada 1909 dan 1911, yang diikuti oleh tim dari Inggris, Italia, Jerman dan Swiss.

Gagasan untuk menggelar kompetisi sepakbola global secara resmi baru muncul pada awal 1950-an. Kala itu, Presiden FIFA, Jules Rimet, ditanya soal keterlibatan FIFA di Copa Rio, kompetisi “Piala Dunia” yang diikuti oleh klub. Rimet pun menegaskan kalau FIFA tak terlibat di sana, karena kompetisi itu digelar oleh Federasi Sepakbola Brasil, CBF.

Copa Rio berjalan dengan baik. Namun, CBF kesulitan untuk mendatangkan klub dari Eropa sehingga FIFA diminta terlibat di dalamnya.

Setelah Copa Rio, ada pula Pequena Copa del Mundo di Venezuela antara 1952 dan 1957, turnamen di Caracas juga digelar sejak 1958 dan diikuti oleh tim dari Eropa dan Amerika Selatan.

Pada 1957, digelar Tournou de Paris, kompetisi yang mempertemukan Vasco da Gama dengan Real Madrid di pertandingan final. Ini menjadi kompetisi interkontinental pertama Madrid usai menjadi juara Eropa dengan menjuarai Piala Champions 1956 dan 1957.

Lahirnya Piala Interkontinental

Pada 8 Oktober 1958, Presiden CBF, Joao Havelange, mengumumkan dalam rapat UEFA, untuk membuat Copa Libertadores dan Piala Interkontinental. Kompetisi yang disebut terakhir ini didukung oleh UEFA dan Conmebol sebagai pertandingan yang memperebutkan gelar klub terbaik di dunia.

Piala Interkontinental digelar pertama kali pada 1960 dengan Real Madrid sebagai juaranya. Ketika itu, juara Piala Interkontinental disebut sebagai juara dunia. Namun, FIFA berkata lain. Soalnya, Piala Interkontinental tidak mempertandingan juara dari kompetisi di benua lain.

Karena hal ini, FIFA melarang Piala Interkontinental digelar. Kecuali, penyelenggara menyebut kompetisi ini sebagai pertandingan persahabatan antara dua organisasi.

FIFA sendiri mengizinkan International Soccer League sebagai embrio Piala Dunia Antarklub. Kompetisi ini diakui oleh Sir Stanley Rous, yang dikemudian hari menjadi Presiden FIFA.

Namun, konfederasi seperti Concacaf justru lebih tertarik pada Piala Interkontinental. Saat konfederasi Amerika Utara dan Tengah tersebut dibentuk pada 1961, tujuan mereka adalah ikut Copa Libertadores agar bisa berpartisipasi di Piala Interkontinental. Sayangnya, keinginan mereka ditolak, dan lahirlah Concacaf Champions Cup pada 1962.

Pada akhir 1960-an, permainan brutal dari klub Argentina dan Uruguay membuat Presiden Sepakbola Skotlandia, Willie Allan, meminta FIFA mengakui Piala Interkontinental. Namun, FIFA tak mau mengatur kompetisi yang tak mereka akui. Selain itu, Conmebol juga menolak FIFA terlibat dalam Piala Interkontinenta.

Pada 1967, Sub Sekretaris Umum FIFA, Rene Courte, menyebut kalau Piala Interkontinental dianggap sebagai pertandingan persahabatan klub Eropa dan Amerika Selatan. Pernyataan ini dikonfimasi oleh Sir Stanley Rous yang sudah menjadi Presiden FIFA.

FIFA membuka gagasan untuk mengatur Piala Interkontinental, asalkan wakil Asia dan Amerika Utara diizinkan bergabung. Namun, UEFA dan Conmebol menolak.

Karena ini, pada 1970, Komite Eksekutif FIFA, membuat pembentukan Piala Dunia Antarklub yang tak terbatas pada wakil Eropa dan Amerika Selatan, tapi juga konfederasi lain. Namun, gagasan ini mentah karena UEFA menolak.

Harian Prancis, L’Equipe, pada 1973 pernah sukarela menjadi sponsor Piala Dunia Antarklub yang diikuti juara Eropa, Amerika Selatan, Amerika Utara, dan Afrika. Namun, UEFA kembali menolak. Pada 1975, gagasan serupa juga kembali ditolak.

Pada akhir 1970-an, Piala Interkontinental hampir bubar. Karena itu, UEFA dan Conmebol mempekerjakan perusahaan marketing, West Nally, untuk menghasilkan solusi pada 1980.

Solusi itu adalah membawa Toyota Motor Corporation sebagai sponsor utama dan mengubah nama kompetisi ini menjadi Toyota Cup. Pertandingan pun dilangsungkan di Jepang.

Toyota berinvestasi lebih dari 700 ribu USD untuk kompetisi 1980 dengan 200 ribu USD untuk setiap tim. Awalnya, perubahan ini diiringi dengan rasa skeptis. Akan tetapi, insentif yang besar, membuat klub UEFA dan Conmebol menyambut turnamen ini.

Agar turnamen ini terus berlangsung setiap tahun, UEFA, Toyota, dan tim yang berlaga di kompetisi Eropa menandantangani kontrak tahunan. Kontrak tersebut menyebut tim juara harus mengikuti Piala Interkontinental dengan ancaman tuntutan internasional dari UEFA dan Toyota.

Bersatunya Piala Interkontinental dan FIFA Club World Club

Berdasarkan Sepp Blatter, Piala Dunia Antarklub sudah digagas oleh Komite Eksekutif FIFA pada Desember 1993 di Las Vegas oleh Presiden AC Milan saat itu, Silvio Berlusconi. Gagasan awalnya berdasarkan setiap konfederasi yang punya kompetisi antarnegara yang stabil.

Baru pada 3 September 1997, FIFA menunjuk Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia Antarklub yang rencananya digelar pada 1999. Jadwal ini ditunda setahun. Juara pertamanya adalah Corinthians yang menang 4-3 atas Vasco da Gama.

Edisi kedua Piala Dunia Antarklub direncanakan digelar di Spanyol pada 2001. Namun, karena sejumlah faktor, utamanya karena bankrutnya partner marketing FIFA, International Sport and Leisure, kompetisi ini tak jadi diselenggarakan. Hal serupa juga terjadi pada kompetisi tahun 2003.

Kabar baik hadir ketika FIFA setuju dengan UEFA, Conmebol, dan Toyota, untuk menggabungkan Piala Interkontinental dan Piala Dunia Antarklub menjadi satu kompetisi. Inagurasi ini dilakukan pada Desember 2005 di Jepang.

Setelah itu, semua juara Piala Interkontinental dianggap sebagai juara dunia oleh FIFA pada 2017.

Format Baru Piala Dunia Antarklub

Piala Duna Antarklub edisi 2005 digelar lebih singkat agar jadwal setiap konfederasi tidak bentrok. Ada enam tim dari setiap konfederasi, dengan wakil Conmebol dan UEFA langsung menuju semifinal.

Sejak 2005 hingga 2008, Piala Dunia Antarklub selalu digelar di Jepang. Namun, Uni Emirat Arab menjadi tuan rumah pada 2009 dan 2010, sebelum kembali lagi ke Jepang selama dua tahun.

Pada 2013 dan 2014, Maroko menjadi tuan rumah. Di edisi 2013, rekor baru muncul setelah Raja Casablanca lolos ke final, menjadi tim Afrika kedua, setelah Mazembe, yang berhasil ke final.

Masa Depan Piala Dunia Antarklub

Pada akhir 2016, Presiden FIFA, Gianni Infantino, mengusulkan Piala Dunia Antarklub diperluas lagi menjadi 32 kesebelasan pada 2019. Kompetisi juga digelar pada Juni agar lebih imbang dan atraktif buat pemilik hak siar serta sponsor.

Pada 2017, FIFA menyiapkan kompetisi diikuti 24 tim pada 2021 dengan menggantikan Piala Konfederasi. Turnamen baru ini direncanakan digelar empat tahun sekali yang mempertemukan juara Liga Champions, runner-up Liga Champions, juara Europa League, dan juara Copa Libertadores.

Sayangnya rencana ini tak berjalan karena pandemi virus corona.