Saat kita bicara soal “Inggris” sejatinya ada tiga istilah yang sedang kita bicarakan: United Kingdom, Great Britain, dan England.
United Kingdom adalah adalah negara berdaulat yang tersebar di beberapa pulau di pesisir barat laut Eropa. UK terdiri dari Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Sementara itu, Britania Raya adalah pulau besar tempat sebagian besar wilayah Inggris, Skotlandia, dan Wales, berada.
Ada satu momen menarik di Olimpiade 2012, di mana FA mengirimkan satu tim yang merepresentasikan United Kingdom bernama Great Britain Olympic Football Team atau Team GB. Tim ini dibuat khusus untuk Olimpiade. Soalnya, di kompetisi lain, keempat Home Nations dari UK merepresentasikan negara mereka masing-masing.
Nyatanya, Team GB tidak hadir hanya di Olimpiade 2012. Jauh sebelum itu, 104 tahun sebelum itu, Team GB sudah berdiri dan mengikuti Olimpiade.
Sejarah Team GB
FA dibentuk di London pada 1863. Dari sini, asosiasi Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia, pun berdiri. Keempatnya mulai rutin bertanding satu sama lain membawa nama negara mereka.
Sepakbola sebenarnya sudah dipertandingan di Olimpiade Paris 1900. Namun, baru benar-benar dibuat turnamen resmi pada 1908 di London. Di dua turnamen sebelumnya, tim yang bertanding bukan timnas seperti yang kita kenal sekarang ini; melainkan tim amatir dan universitas.
Baru pada 1908, sepakbola di Olimpiade menjadi laga antar-negara dengan enam tim yang berkompetisi: Team GB, Denmark, Prancis, Swedia, Belanda, Bohemia, dan Hungaria. Di akhir kompetisi, Team GB berhasil meraih emas. Sempat ada protes dari Federasi Skotlandia soalnya dalam laporan panitia tertulis bahwa yang menang adalah “The English Team”. Padahal, mereka mewakili UK.
Keberhasilan Team GB di 1908 juga berlanjut di 1912 di mana mereka kembali meraih emas. Lagi-lagi mengalahkan Denmark di laga final. Pencetak golnya pun sama, Vivian Woodward.
Menjadikan Olimpiade untuk Pemain Amatir
Kalau bicara soal sepakbola, sudah pasti Inggris juaranya. Bagaimana tidak? Mereka yang sejak awal membikin aturan dan sudah bermain sejak lama.
Namun, sejak 1912, Inggris tak pernah lagi meraih emas. Salah satu alasannya adalah karena mereka menurunkan para pemain amatir. Di sisi lain, negara-negara lain justru memilih para pemain terbaik mereka.
Hal ini sejatinya merupakan keinginan FA yang ingin agar Olimpiade tetap menjadi kompetisi untuk para pemain amatir. Sementara FIFA ingin Olimpiade menjadi “turnamen antarnegara paling prestisius”.
Karena keretakan ini, FA pun memutuskan keluar dari FIFA dan tak mengikuti Olimpiade 1924 dan 1928. Karena hal ini pula Inggris tak mengikuti tiga Piala Dunia awal yang digelar FIFA, karena mereka keluar dari keanggotaan.
Sampai akhirnya ada kesepakatan di mana Olimpiade khusus untuk pemain amatir dan FIFA membuat Piala Dunia sebagai gantinya. Team GB pun kembali berpartisipasi dalam Olimpiade 1936.
Tanpa Prestasi dan Keriweuhan Usai Perang
FA kembali bergabung dengan FIFA pada 1946 atau setelah Perang Dunia II. Pun dengan Olimpiade yang baru kembali digelar pada 1948. Akan tetapi sejak saat itu, Team GB tak meraih prestasi bagus.
Pada 1974, FA menghapus status “profesional” dan “amatir”. Hal ini juga mengakhiri eksistensi tim amatir Inggris yang mana selalu menjadi basis untuk Team GB. Karena itu, FA pun berhenti mengirimkan tim sepakbola ke Olimpiade.
Olimpiade sendiri mengalami perubahan aturan. Pada 1984, pemain profesional diperbolehkan ikut serta. Namun, pemain Amerika Selatan dan Eropa yang pernah main di Piala Dunia dilarang tampil.
Aturan tersebut dicabut pada 1992 di mana semua boleh main tapi dengan usia maksimal 23 tahun. Olimpiade juga memperbolehkan tiga pemain di atas umur untuk ikut serta. Sejak 1992 pula, Piala Eropa U-21 sekaligus menjadi babak kualifikasi menuju Olimpiade.
Karena hal ini, tidak ada lagi Team GB. Soalnya masing-masing Home Nations juga bermain di Piala Eropa U-21. Tim yang lolos ke semifinal otomatis lolos ke Olimpiade. Hal ini bikin Skotlandia (seharusnya) lolos ke Olimpiade 1992 dan 1996, sementara Inggris ke Olimpiade 2008.
Namun, karena FA tidak mengirim tim, mereka pun tidak berangkat. Pada 1996, Partai Nasional Skotlandia ingin agar tim Skotlandia U-21 ke Olimpiade. Namun, Federasi Sepakbola Skotlandia menentang gagasan tersebut. Soalnya, mereka harus memakai nama “Great Britain”. Federasi menolak karena bisa membingungkan independensi status timnas Skotlandia itu sendiri.
Cerita serupa juga terjadi saat Inggris lolos kualifikasi Olimpiade 2008. Tim Pria-nya ditolak oleh Asosiasi Olimpiade Britania (BOA). Pun dengan tim perempuan Inggris karena ketiga Home Nations menolak memberi mereka persetujuan.
Team GB Hampir Lenyap
Usai berhasil terpilih sebagai tuan rumah Olimpiade 2012, UK mendapatkan hak untuk langsung lolos ke turnamen sepakbola tanpa kualifikasi. Olimpiade Britania (BOA)pun sepakat untuk mengirimkan tim.
Akan tetapi prosesnya tidak semudah itu. Federasi Skotlandia menolak mengikuti pertemuan. Federasi Wales menarik diri dari pertemuan, sementara Federasi Irlandia Utara menyatakan kalau mereka tak akan ambil bagian dari Team GB. Ini bikin cuma FA yang jadi satu-satunya mau ikut serta.
Federasi Skotlandia beralasan kalau mereka ikut, mereka takut kehilangan status sebagai Home Nations yang bisa mengirimkan timnasnya sendiri. Mereka tak ingin nantinya disatukan menjadi Team GB di semua kompetisi.
Perdebatan pun hadir, mulai dari fans, politisi, hingga Presiden FIFA sekalipun. Sepp Blatter saat itu memastikan kalau setiap Home Nations statusnya tak akan terpengaruh dengan memainkan tim gabungan. Sementara Federasi Skotlandia beralasan pendapat Blatter adalah pendapat pribadi. Kalau ia turun dari jabatan, pendapat itu tak bisa dipertanggung jawabkan.
Benar saja, pada 2008, Blatter bilang kalau mereka harusnya memainkan hanya satu tim yang terdiri dari para pemain Inggris. Soalnya, status independen keempat negara tersebut bisa tertanggu oleh tim gabungan tersebut.
Hal ini dipertegas oleh CEO UEFA, David Taylor yang merupakan mantan CEO Federasi Skotlandia. Taylor bilang kalau tim gabungan akan mengancam eksistensi masing-masing Home Nations.
Sampai akhirnya, digelar konferensi pada 2008 yang membahas soal Team GB. Komite Eksekutif FIFA memberikan persetujuan mereka, di mana tim gabungan tidak akan berdampak pada status dan eksistensi keempat Federasi UK yang lain. Untuk Olimpiade mereka harus bermain dalam satu entitas yaitu Team GB. Namun, semuanya dikembalikan lagi pada UK.
Team GB akhirnya diisi oleh para pemain Inggris. Namun, ketiga Home Nations mengirim surat pada FIFA bahwa mereka tak akan berpartisipasi dan menolak kalau hanya Inggris yang akan bertanding.
Sementara itu Olimpiade Britania (BOA) ingin memilih pemain dari keempat negara tersebut. Mereka merasa menjadi diskriminatif bila memilih pemian Inggris saja. Walau demikian, Federasi Skotlandia mengakui kalau tak ada landasan hukum untuk melarang para pemain Skotlandia berpartisipasi. Hal ini membuat pemain non-Inggris seperti Gareth Bale dan Aaron Ramsey mengemukakan keinginannya main di Team GB.
Team GB Jelang Olimpiade 2012
FA mengumumkan kalau Stuart Pearce yang akan menahkodai skuad Team GB. Setelah pengumuman, Pearce membuat daftar panjang pemain yang diinginkannya. Pemain yang tak mau ada dalam skuadnya, bisa langsung menolaknya saat itu juga. Dari 191 pemain, tujuh di antaranya menolak.
Team GB tergabung dalam Grup A bersama Uruguay, Uni Emirat Arab, dan Senegal. Dari dua laga ujicoba sebelum Olimpiade, semuanya berakhir dengan kekalahan Team GB. Pertama dari Meksiko 0-1 dan kedua dari Brasil, 0-2.
Di fase grup, Team GB ditahan imbang 1-1 oleh Senegal, menang 3-1 atas UEA, dan menang 1-0 atas Uruguay. Namun, di babak perempatfinal, Team GB kalah oleh Korea Selatan yang di akhir turnamen berhasil meraih perunggu.
Masa Depan Team GB
Sejatinya, usai kekalahan di Olimpiade 2012, tidak ada rencana apapun untuk Team GB di masa depan. Namun, pemain seperti Ryan Giggs mengungkapkan keinginannya untuk bisa masuk tim lagi.
CEO FA, Alex Horne, menyatakan kalau FA tak akan lagi mendukung masa depan Team GB di Olimpiade. Soalnya, tidak ada mekanisme bagi Team GB untuk mengikuti kualifikasi, sementara setiap Home Nations masing-masing punya peluang.
Gareth Southgate yang saat itu menjadi pelatih timnas Inggris U-21 serta Dan Ashworth yang menjabat Direktur Pengembangan Elit FA, menetapkan kebijakan bahwa Olimpiade adalah pengalaman berharga untuk pemain di bawah umur. FA pun menyarankan Home Nations lain untuk memasukkan tim pada Olimpiade 2016 andai mereka atau tim Inggris lolos.
Namun, Federasi Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara menolak. Jim Boyce dari Irlandia Utara bahkan menegaskan kalau Team GB nantinya harus mendapatkan persetujuan dari Home Nations.
Tidak hadirnya Team GB di Olimpiade 2016 bikin kesal Ketua BOA, Bill Sweeney. Ia ingin agar ada tim dari UK yang main di Olimpiade Tokyo 2020. Setelah pembicaraan dengan Home Nations pada 2016, FIFA menyetujui gagasan Team GB untuk Olimpiade 2020, tapi Wales, Skotlandia, dan Irlandia Utara tetap menentang.
Ketua FA, Martin Glenn bingung dengan sikap tiga Home Nations lain ini. Soalnya, penolakan dengan alasan akan memengaruhi status independen setiap negara tidaklah tepat. Soalnya, FIFA saja sudah mengizinkan.
Perdebatan ini terus berlanjut termasuk di Olimpiade 2024 ini. Inggris berhasil menjuarai Piala Eropa U-21 yang membuat mereka otomatis lolos ke Olimpiade. Namun, karena Team GB tidak memastikan siapa yang lolos, maka posisi mereka pun digantikan oleh semifinalis.