Sepakbola Inggris memiliki empat tingkatan liga profesional mulai dari Premier League, Divisi Championship, League One, dan League Two. Sementara itu, untuk kompetisi mulai dari divisi lima hingga ke bawahnya merupakan kompetisi semi-profesional.
Biasanya, setiap liga hanya menyuguhkan pertandingan menarik di kompetisi teratas, dalam hal Inggris, adalah Premier League. Namun, apabila ditelaah lebih dalam lagi, kompetisi divisi dua mereka yakni Divisi Championship, juga tak kalah menarik.
Managing Editor Ligalaga.id, Frasetya Vady Aditya, berbincang bersama pengamat sepakbola, Teguh R. Sutasman, untuk menjawab apa menariknya Divisi Championship Inggris.
Teguh sejatinya merupakan penggemar Leeds United yang kini berlaga di Divisi Championship sehingga ia mengikuti liga tersebut dengan seksama. Musim lalu, beberapa pertandingan di Divisi Championship disiarkan oleh TVRI. Namun, untuk musim ini hanya disiarkan lewat situs streaming.
Lantas, apa yang bikin Divisi Championship menarik?
Teguh menyandarkan fakta bahwa ketika penonton sudah begitu lama, bertahun-tahun, menyaksikan siaran sepakbola Inggris, umumnya mereka ingin menggali lebih dalam. Yang setiap tahun terjadi adalah promosinya tim dari divisi bawah ke Premier League. Ada yang berhasil, tak sedikit yang cepat kembali.
Kalau menilik sejarah, Divisi Championship sebenarnya merupakan liga Inggris yang asli, sebelum muncul Premier League sebagai liga tandingan. Pada 1992, First Division merupakan kompetisi tingkat teratas di Inggris. Namun, kehadiran Premier League membuatnya tergeser sebagai kompetisi tingkat kedua.
Secara sistem, Divisi Championship berbeda dengan sebagian liga tingkat kedua di negara lain. Di Divisi Championship, peringkat pertama dan kedua langsung lolos ke Premier League. Sementara itu, satu slot lainnya diperebutkan tim peringkat ketiga hingga keenam.
Empat tim tersebut bertarung lewat format semi-final dan final. Tim juara play-off akan mendampingi peringkat pertama dan kedua. Ini yang membuat Divisi Championship menjadi amat kompetitif. Pasalnya, tim papan tengah, tinggal mengincar satu spot di peringkat keenam, untuk bisa lolos ke babak play-off. Pasalnya, sejarah membuktikan kalau posisi di klasemen tak akan berpengaruh bagi juara play-off.
“Semifinal digelar dua leg di kandang masing-masing, baru finalnya digelar di Stadion Wembley. Stadion nasionalnya Inggris. Mekah-nya sepakbola, kalau kata orang Eropa,” tutur Teguh.
Teguh punya alasan lain mengapa ia tetap mengidolai Divisi Championship. Salah satunya soal gaya main. Sebelumnya, Championship masih menunjukkan gaya main yang “Inggris Banget” lewat bola-bola panjang. Akan tetapi semuanya berubah setelah kehadiran para pelatih dari negara lain. Mereka membawa gaya main yang berbeda sekaligus bikin Divisi Championship menjadi lebih berwarna.
Selengkapnya soal Divisi Championship, Anda bisa mengaksesnya di Youtube Ligalaga.id