Terlibat dalam 20 gol dari 42 pertandingan di semua kompetisi, Olivier Giroud merupakan ujung tombak terbaik yang dimiliki Maurizio Sarri. Lebih baik dibandingkan Gonzalo Higuain yang hanya terlibat dalam sembilan gol dalam 18 pertandingan. Atau Alvaro Morata, tujuh gol dari 17 pertandingan.
Giroud mungkin hanya mencetak dua gol di Premier League. Namun saat bermain di Liga Europa, Giroud berhasil membuktikan dirinya. Cetak 10 gol dan arsiteki tiga lainnya. Tapi, semenjak Higuain didatangkan Sarri dari Juventus, jam terbang Giroud semakin sedikit.
Per 9 Mei 2019, Giroud hanya bermain selama 1.964 menit untuk Chelsea. Sedangkan Higuain yang baru didatangkan di paruh kedua 2018/2019 sudah mencatatkan 1.655 menit. Sarri bahkan kadang lebih memilih Eden Hazard sebagai ujung tombaknya meski pemain asal Belgia itu mengaku tidak terlalu senang mengisi pos tersebut.
“Hazard mengatakan kepada saya bahwa ia senang-senang saja bermain sebagai false nine,” kata Sarri. Padahal Hazard sudah mengutarakan posisi terbaiknya kepada publik ketika ditangani Antonio Conte. “Saya merasa pas bermain sebagai playmaker,” ungkap Hazard. Tapi Sarri masih memaksakan kehendaknya. Alhasil, Giroud yang tersingkir.
Jasa Giroud saat ini diincar berbagai kesebelasan dari Prancis. “Orang-orang yang kenal dengan Giroud mengatakan bahwa dia adalah pemain yang tepat bagi kami,” buka Ketua Pemandu Bakat Girondins Bordeaux Hugo Valera. “Kami ingin mendatangkannya. Tapi dia bukanlah satu-satunya incaran kami. Pasalnya, sedikit sulit mendaratkan Giroud,” ungkap Varela.
Berbeda dengan Bordeaux, OGC Nice tidak percaya diri Giroud bisa mendarat di Allianz Riviera pada musim panas 2019. “Uang seharusnya bukan menjadi pertimbangan utama untuk Giroud. Hal penting baginya adalah menjadi prioritas. Bagi kami, Giroud akan jadi pembelian efisien. Ia bukan hanya penyerang handal tapi juga memiliki nama besar,” kata Direktur Olahraga Nice Gilles Grimandi.
Meski yakin Giroud tidak akan memperhitungkan uang, Grimandi ragu hal serupa juga diterapkan oleh Chelsea. “Dia ada di planet lain. Dirinya tidak bisa dijangkau,” ungkap Grimandi.
The Blues memang tidak memiliki rencana untuk menjual Giroud. “Dia masih punya opsi untuk bertahan satu tahun lagi. Saya yakin dia akan tetap di Chelsea dan memperpanjang kontraknya,” kata Mauruzio Sarri.
Giroud tidak masalah jika harus bertahan di Chelsea. Namun ia ingin diberi kepercayaan lebih. Mendapat jam terbang lebih banyak lagi, sebagai pemain penting di Stamford Bridge. Bukan penghangat bangku cadangan. “Opsi itu adalah hal sepihak. Chelsea tak perlu saya untuk mengaktifkan perpanjangan satu tahun,” kata Giroud.
Peluang Untuk Tammy Abraham
Foto: Football Transfer Tavern
“Saya tidak tahu apa yang akan terjadi. Tapi yang pasti saya membutukan peran yang lebih penting lagi musim depan,” lanjutnya. Dengan larangan berbelanja yang diterima Chelsea, akan masuk akal untuk mereka mempertahankan Giroud. Akan tetapi, larangan transfer itu hanya berlaku di tim senior.
Artinya, FIFA mengizinkan Chelsea untuk membeli pemain-pemain muda untuk bermain di akademi. The Blues saat ini sedang memiliki generasi emas di akademi mereka. Hukuman mereka terima akan sangat pas untuk mulai mengorbitkan pemain-pemain tersebut.
Apalagi di musim 2018/2019, the Blues meminjamkan 40 pemain mereka untuk membela kesebelasan lain. Beberapa di antara mereka adalah seorang penyerang. Tammy Abraham adalah salah satunya. Pemain yang dipinjam Aston Villa itu sudah menunjukkan kualitasnya sejak 2016/2017.
Saat itu ia dipinjamkan ke Bristol City. Menjadi pilihan utama The Robins, mencetak 23 gol dari 41 penampilan. Bersama Aston Villa, kualitas serupa juga ditunjukkan oleh Abraham. Mencetak 25 gol dari 37 pertandingan, membantu the Villans mengakhiri musim di zona playoff.
Abraham diincar Wolverhampton, Everton, dan RB Leipzig di musim panas 2019. Padahal dirinya bisa digunakan oleh Chelsea untuk kepentingan mereka sendiri. Senang atau tidak, larangan transfer pemain dari FIFA akan membuat the Blues kesulitan untuk bersaing raih gelar juara di 2019/2020. Sarri sendiri mengakui hal tersebut.
Melepas Beban Bersama
Foto: Il Mattino
“Kami adalah klub yang memiliki pemain-pemain bagus. Namun kami tetap membutuhkan pemain baru. Saya bukan sosok yang percaya dalam membeli 10 pemain sekaligus. Kami hanya butuh satu atau dua pemain baru untuk merasakan kemajuan. Tapi kami harus beli mereka. Jika tidak sangat sulit untuk menutup jarak dengan kesebelasan lain,” aku Sarri.
Begitu keras kepala Sarri untuk membeli pemain baru, ia bahkan meminta Chelsea untuk membawa kasus ini ke Pengadilan Abritasi Olahraga (CAS). Padahal dengan kondisi yang ada, mungkin akan lebih baik mereka pasrah.
Mengorbitkan pemain-pemain dari akademi, memaksimalkan talenta mereka yang sudah membuktikan diri di masa pinjaman, dan melepas mereka yang tak diperlukan. Terlepas dari pengakuan Sarri tentang Giroud, faktanya ia tidak terlalu dibutuhkan di Chelsea.
Akan lebih baik untuk melepasnya di musim panas 2019. Setidaknya selagi bisa. Mengingat usia Giroud (32) sudah tidak muda lagi. Sekarang berbagai kesebelasan Ligue 1 ingin beli Giroud, biarlah ia pergi.
“Giroud cocok untuk kesebelasan Ligue 1 apapun, kecuali Paris Saint-Germain. Entah itu Marseille, AS Monaco, Olympique Lyon, Bordeaux, tidak masalah. Ia memiliki mental baja dan berguna untuk mereka semua,” aku mantan gelandang tim nasional Prancis Christophe Duggary.
Dengan begitu, Sarri dan Chelsea juga melepaskan beban dari diri mereka. Jika mereka gagal meraih piala di 2019/2020, itu seharusnya tidak masalah. Memang mereka sedang dalam masa transisi. Itu lebih baik dibandingkan meminta CAS melepas hukuman FIFA, berbelanja, dan gagal lagi.