Terlalu mudah. Setelah Eintracht Frakfurt melepas Luka Jovic ke Real Madrid, penyerang Serbia lainnya didaratkan SGE ke Commerzbank-Arena. Namanya Dejan Joveljic. Sama-sama dibentuk oleh akademi Crvena zvezda atau Red Star Belgrade, terlalu mudah untuk menyebut Joveljic sebagai ‘the Next Jovic‘.
Setidaknya, beberapa media seperti Fox Sports dan Yahoo menggunakan judul ini untuk memberitakan kepindahan Joveljic ke Eintracht. Situs resmi Bundesliga bahkan mengakui bahwa gaya main Joveljic mirip dengan Jovic.
“Pasti ada sesuatu di air daerah Bijeljina. Pasalnya dalam beberapa tahun terakhir mereka menjadi pusat lahirnya penyerang-penyerang hebat seperti Jovic dan Joveljic,” tulis situs resmi liga sepakbola profesional Jerman itu. Namun mereka juga mengakui bahwa sangat mudah untuk membandingkan Jovic dan Joveljic.
“Apalagi setelah Jovic pergi, Joveljic akan dipastikan mendapatkan tempat di lini serang Eintracht bersama Ante Rebic dan Sebastian Haller,” katanya. Mereka lupa bahwa Eintracht belum tentu akan dibela Haller dan Rebic pada 2019/2020. Mengingat Haller masuk dalam daftar incaran Manchester United dan Rebic merupakan opsi Antonio Conte di Inter Milan.
⚽️ | Golgeteri U-21 selekcije Srbije 👊🇷🇸🦅
1️⃣8️⃣ Dejan Joveljić @Eintracht
0️⃣9️⃣ Luka Jović @RealMadrid
1️⃣1️⃣ Ivan Šaponjić @SLBenfica#SrcemSvim #Orlici #Srbija #FSS#U21EURO @UEFAUnder21 pic.twitter.com/DGZv1a1Bie— Fudbalski savez Srbije | FA of Serbia (@FSSrbije) June 17, 2019
Memang, keputusan Joveljic membela Eintracht ada kaitannya dengan Jovic. Ia merupakan rekan satu kamar Jovic saat mereka membela Crvena zvezda. Joveljic bahkan ikut angkat bicara saat rumor Jovic ke Real Madrid sedang kencang-kencangnya. “Mungkin Luka belum resmi jadi pemain Real Madrid. Namun saya tahu dia bisa bermain di sana. Tentu saya mau melihat yang terbaik untuk dirinya,” kata Joveljic.
Lewat situs resmi Eintracht, Joveljic juga mengakui bahwa Jovic membantunya membuat keputusan membela SGE. “Dia mungkin tidak lagi ada di sini. Akan tetapi, dirinya banyak memberi cerita positif tentang Eintracht,” aku Joveljic. Itulah mengapa ia memilih Eintracht dibandingkan Stuttgart dan Getafe yang lebih dulu menginginkan jasanya. Padahal Getafe juga akan bermain di Liga Europa 2019/2020 seperti Eintracht.
Joveljic adalah pemain dengan insting mencetak gol yang tinggi. Mampu mengeksekusi peluang dengan kepala atau kakinya dengan sama baik. Bahkan, beban Joveljic mungkin lebih berat dibanding Jovic. Ketika Jovic ‘gagal’ di Crvena zvezda, Joveljic adalah harapan baru mereka.
Ekspektasi Besar Sejak Anak-Anak
Foto: Twitter / @crvenazvezdafk
Mozzart Sport menyebutnya sebagai ‘Rambo’. Main tanpa kenal lelah dan takut di atas lapangan. Dia sudah memukau Crvena zvezda saat dirinya masih sembilan tahun!
“Saya saat itu menjalani uji coba melawan akademi Crvena zvezda bersama tim lokal. Kemudian Toma Milićević -pelatih akademi Crvena zvezda- datang ke bangku cadangan kami. Ia berbicara kepada pelatih saya: ‘Anak ini [Joveljic] harus jadi bagian tim kami’,” jelas Joveljic.
“Joveljic adalah pemain paling bertalenta di akademi kami. Saya sangat senang melihat dia bisa masuk tim utama. Sudah sangat lama kami tidak melihat pemain seperti dirinya. Dia adalah seorang predator sejati. Selalu haus dan ingin cetak gol,” ungkap Direktur Olahraga Crvena Zvezda Mitar Mrkela.
Beban seperti ini tidak dimiliki oleh Jovic. Sejak masih berusia 16 tahun, Jovic memang disebut akan menjadi pemain hebat. Ia masuk dalam daftar 40 pemain masa depan versi Guardian pada 2014, dua tahun sebelum Joveljic. Jovic yang saat itu ingin dibeli Atletico Madrid dengan dana 2,5 juta euro tidak dilepas Crvena zvezda.
Sialnya setelah Jovic gagal memenuhi ekspektasi, pihak klub yang sedang mengalami krisis finansial menjadikan anggota Los Galacticos itu sebagai tumbal. Dia dilepas dengan dana dua juta euro ke Apollon Limassol. Lebih murah dibandingkan tawaran Rojiblancos.
Sementara Joveljic memenuhi ekspektasi klub dan mendapat kontrak hingga 2023 sebelum dilepas dengan harga empat juta euro ke Eintracht. Lebih mahal dibandingkan tawaran dari Getafe dan Stuttgart yang melayangkan 3,5 juta euro ke Crvena zvezda.
Bayangan Luka Jovic
Tak perlu diragukan lagi, Joveljic punya masa depan cerah. Namun, memberikan label ‘the next Jovic’ tidak akan membantu itu. Jika melihat ucapan Joveljic tentang Jovic, dia justru tidak terlihat sebagai pengganti. Melainkan tandem yang sempurna untuk penyerang Real Madrid tersebut. Tumpuan masa depan Serbia.
Untuk sementara, Joveljic mungkin akan terus dibanding-bandingkan dengan rekan satu kamarnya. Tapi, pada akhirnya bukan itu tujuan ia datang ke Eintracht Frankfurt. Eintracht sedang dalam masa transformasi dan Joveljic merupakan sosok yang tepat untuk menjadi tumpuan lini depan mereka.
Dengan ataupun tanpa bantuan Haller dan Rebic. Joveljic berpotensi besar meraih sukses di Commerzbank-Arena. Mungkin akan lebih baik apabila Haller dan Rebic pergi. Pasalnya, dengan begitu ia benar-benar bisa menjauhkan diri dari perbandingan dengan Jovic.
Selama dua tahun membela SGE, Jovic selalu memiliki bantuan Haller dan Rebic. Andaikan Joveljic tidak mendapatkan hal itu tapi tetap bisa menjadi mesin gol Eintracht, publik pasti akan berhenti melihatnya sebagai penerus Jovic.