Jose Mourinho memberikan isyarat baru terkait masa depannya. Sebelumnya, ia berjanji akan kembali ke kursi panas pada 2019/2020. Entah kesebelasan apa yang akan ia asuh, yang pasti dirinya ingin tantangan baru.
“Saya akan kembali melatih musim depan [2019/2020]. Belum tahu di mana, menganggur juga sebenarnya tidak masalah, tapi saya ingin kembali. Saya butuh kesebelasan dan liga yang bisa memotivasi diri,” kata Mourinho.
The Special One juga menolak peluang kembali ke kesebelasan yang sudah pernah ia latih sebelumnya. Mengingat Real Madrid dan Inter Milan sempat memasukkan nama Mourinho ke daftar kepala pelatih mereka sebelum menunjuk Zinedine Zidane serta Antonio Conte.
Mourinho pun membuka diri untuk menangani klub Ligue 1. Kompetisi yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Olympique Lyon disebut berminat mendaratkan Mourinho. Namun kini mereka sudah menunjuk Sylvinho sebagai nakhoda baru. Paris Saint-Germain (PSG) bisa menjadi tempat yang pas. Tapi Mourinho mulai berubah haluan.
Ia mengaku ingin menjadi pelatih tim nasional dibandingkan mengasuh klub. “Saya ingin merasakan kompetisi baru. Seperti Piala Eropa dan Dunia. Sekarang saya lebih mengicar tim nasional dibandingkan klub,” kata Mourinho. “Tidak harus Portugal. Suatu saat nanti saya ingin menangani Portugal, tapi tidak sekarang,” akunya.
Jika melihat catatan Mourinho, Portugal memang pilihan paling masuk akal. Akan tetapi, sebagai negarawan, dirinya juga tidak mau merusak momentum A Seleção das Quinas. Fernando Santos menjuarai Piala Eropa 2016 dan UEFA Nations League 2018/2019. Tak mungkin dirinya diganti hanya karena Mourinho tertarik.
Lalu jika bukan Portugal, negara apa yang cocok diasuh Mourinho?
Foto: AS
Opsi di Amerika Selatan
Sejak memulai karier manajerialnya pada awal milenium ketiga, Mourinho telah mengasuh ratusan pesepakbola. Menurut data Transfermarkt, pemain Portugal memang paling sering jadi anak asuh the Special One. Total, 36 pemain dengan kewarganegaraan Portugal yang bermain lebih dari 90 menit di bawah Mourinho.
Brazil menjadi negara penyumbang talenta terbanyak untuk Mourinho (25). Menangani tim Samba juga tidak akan masalah buat Mourinho. Mereka sama-sama menggunakan Bahasa Portugis dan Mourinho mengenal cukup banyak pemain Brazil.
Tapi, peluang untuk Mourinho mengasuh tim Samba cukup minim. Asosiasi Sepakbola Brasil (CBF) masih percaya dengan Tite. Meski Brazil tersingkir di perempat-final Piala Dunia 2018, Tite tetap menangani Philippe Coutinho dan kawan-kawan di Copa America 2019.
Masa depan Tite mungkin bisa berubah, tergantung performa di Copa America. Tapi untuk saat ini, dirinya dikontrak CBF hingga akhir Piala Dunia 2022. Melihat Brazil yang menjadi pemuncak klasemen Grup A Copa America 2019, Tite kemungkinan besar akan tetap ada di tim Samba.
Peluang Mourinho justru lebih besar jika ia mengincar kursi panas di Argentina. Talenta-talenta Albiceleste juga merupakan salah satu andalan Mourinho. Entah itu Hernan Crespo atau Diego Milito, semuanya merasakan tangan emas the Special One. Total, 15 pemain Argentina berhasil dimaksimalkan Mourinho dalam 18 tahun karier manajerialnya.
Performa Argentina di bawah komando Lionel Scaloni kurang menjanjikan. Kalah 0-2 dari Kolombia dan ditahan imbang Paraguay di Copa America. Hingga 20 Juni 2019, Albiceleste adalah juru kunci Grup B. Bahkan ada di bawah Qatar karena selisih gol yang lebih buruk.
Foto: Sportskeeda
Kembali ke Spanyol
Akan menarik untuk melihat kesebelasan dengan penuh talenta menyerang diasuh Jose Mourinho yang dikenal difensif. Tapi, Mourinho mengatakan dirinya mengincar Piala Eropa. Artinya, meski ada peluang untuk menangani Argentina atau Brasil, ia akan mengutamakan tim Benua Biru.
Sayangnya, Portugal belum membuka pintu. Prancis yang juga masuk ke dalam salah satu distributor talenta terbanyak untuk Mourinho terlihat nyaman dengan Didier Deschamp usai menjuarai Piala Dunia 2018. Apalagi setelah drama Mourinho dan Paul Pogba di Manchester United, mustahil Les Blues membuka pintu bagi the Special One.
Dengan begitu, pilihan paling masuk akal adalah Spanyol. Mourinho pernah mengasuh Real Madrid dan terlibat di ruang ganti Barcelona. Ada 24 talenta Negeri Matador yang pernah diasuh Mourinho. Sejumlah dengan talenta Inggris yang sedang nyaman diasuh Gareth Southgate.
Spanyol baru saja ditinggal Luis Enrique karena lebih memilih urusan pribadinya ketimbang La Furia Roja. Roberto Moreno ditunjuk sebagai pengganti Enrique. Namun melihat catatan Moreno yang belum punya pengalaman sebagai kepala pelatih, nama Jose Mourinho pasti menarik minat Asosiasi Sepakbola Spanyol (RFEF).
Mourinho bukan hanya familiar dengan Spanyol dan pemain-pemainnya. Tapi ia juga bisa memaksimalkan keturunan Portugal, Brasil, dan Argentina yang cukup banyak di Spanyol. Sekalipun Mourinho mengatakan ingin mencari atmosfer baru, tim nasional tentu memberi tantangan yang berbeda dengan klub. Itu seharusnya sudah cukup menarik minatnya.
Tapi, semuanya tergantung RFEF. Apakah mereka ingin lebih dulu berjudi dengan Moreno, atau langsung membuka pintu untuk kepala pelatih baru? Jika mereka memilih opsi kedua, Mourinho akan menjadi pilihan terbaik. Bukan hanya untuk tim nasional Spanyol, tapi juga untuk Mourinho sendiri.