AC Milan berpeluang kehilangan pemain jebolan akademi mereka, Patrick Cutrone. Pemain kelahiran 3 Januari 1998 itu sebenarnya mendapatkan jam terbang yang cukup sepanjang 2018/2019. Tampil lebih dari 1.900 menit dalam empat kompetisi berbeda.
Namun dari 43 laga yang ia jalani, Cutrone jarang mendapat kepercayaan untuk main 90 menit penuh. Gennaro Gattuso yang menangani AC Milan musim lalu, sebenarnya senang dengan Cutrone. Menyebut penyerang yang mereka angkut dari GS Parediense sebagai ular berbisa di depan gawang lawan.
Tetapi, Gatusso enggan memainkan Cutrone bersama Krzysztof Piatek. “Keseimbangan tim bisa rusak jika mereka main bersama,” kata Gatusso. Pada 2019/2020, the Rhino -julukan Gattuso- pergi meninggalkan San Siro. Masa depan Cutrone bukan jadi semakin membaik justru terancam dibuang. Pasalnya, Marco Giampaolo yang ditunjuk sebagai nakhoda baru AC Milan lebih memilih Andre Silva dibandingkan Cutrone.
Mantan pemain Rossoneri, Aldo Serena, melihat keputusan Giampaolo ini sebagai tanda bahwa Cutrone tidak memiliki masa depan di AC Milan. “Silva dan Cutrone sebenarnya dua pemain dengan tipikal berbeda. Silva lebih teknikal. Sementara Cutrone adalah petarung di atas lapangan. Pergerakan Silva lebih efektif dibandingkan Cutrone karena karakteristik ini. Jika Giampaolo sudah memilih pemain, biasanya akan sangat jarang diubah,” kata Serena.
🤔| Dilemma in attacco in casa rossonera! Il ritorno di Andre #Silva potrebbe costare caro a #Cutrone! 🌪
➡ Su chi dovrebbe puntare il @acmilan per la prossima stagione? 🔴⚫#Sportitaliamercato pic.twitter.com/BdZPpIYMRO
— Sportitalia (@tvdellosport) June 24, 2019
Alberto Gilardino yang menetap di San Siro selama tiga tahun (2005-2008) juga melihat hal serupa. “AC Milan punya penyerang berkualitas. Piatek bisa merasakan momen terbaik dalam kariernya bersama Giampaolo. Sementara Silva pemain teknikal. Meski saya jarang menyaksikan Silva, jika Giampaolo menginginkannya pasti sudah tahu apa kegunaannya,” kata Kepala Pelatih FC Rezzato itu.
Sementara untuk Cutrone, Gilardino merasa hengkang akan menjadi pilihan terbaik bagi juniornya. “Cutrone adalah pemain hebat. Dia bisa mengisi banyak posisi. Usianya muda dan harganya sudah cukup mahal. Saya pasti menginginkan dirinya dan jika ia mau main lebih sering lagi, meninggalkan San Siro akan jadi pilihan terbaik,” kata Gilardino.
Masa depan Silva sebelumnya sempat terombang-ambing di San Siro. Namun setelah pergantian kepala pelatih, dirinya nampak lebih diunggulkan dibanding Cutrone. Padahal, Cutrone sempat disebut sebagai penerus Filippo Inzaghi.
Peluang Reuni dengan Montella
Foto: Tribuna
Stefano Nava yang mendatangkan Cutrone dari GS Parediense bahkan melihat Cutrone sebagai permata di depan gawang lawan. “Dia mungkin pemain dengan teknik tinggi, tapi dirinya selalu lapar ingin meraih kesuksesan. Bagi seorang penyerang, gol menjadi bukti kesuksesannya dan ia selalu tahu bagaimana melakukannya,” puji Nava.
Hingga 25 Juni 2019, AC Milan belum membuat keputusan tentang masa depan Cutrone. Tapi Cutrone kabarnya sudah siap bertemu direksi klub dan meminta kejelasan. Pasalnya, Torino, Sassuolo, dan Fiorentina bersedia untuk menampung dirinya.
Sebenarnya, ia juga peluang meninggalkan Italia dan bergabung ke Tottenham Hotspur. Namun, kabarnya the Lilywhites ragu untuk membeli Cutrone. AC Milan baru bersedia mendengarkan tawaran klub peminat jika mereka menyodorkan 25 juta Euro. Sementara Cutrone, sempat puasa gol 161 hari sebelum kembali mencatatkan namanya di papan skor.
Catatan negatif itu, membuat Tottenham mundur persaingan. Untuk sementara waktu, Fiorentina yang diunggulkan untuk mendapatkan jasa Cutrone. Pasalnya, La Viola kembali menunjuk Vincenzo Montella sebagai nakhoda mereka.
Mantan pemain AS Roma itu adalah sosok yang memberikan Cutrone kepercayaan di tim utama Rossoneri. Berada di bawah asuhan Montella, Cutrone mencetak tujuh gol dari 18 pertandingan. Itu sama saja dengan 848 menit per gol. Jauh lebih dibanding saat diasuh Gattuso, 3.778 menit per gol.
AC Milan Harus Siap Merugi
Foto: Gianluca Di Marzio
Gilardino yang menyarankan Cutrone untuk pergi, juga mantan La Viola. Terlibat dalam 84 gol dari 157 penampilannya dengan seragam ungu. Nama Gilardino bahkan masih tercatat sebagai salah satu pemain paling subur (63) di Artemio Franchi. Hanya Adrian Mutu (69), Giancarlo Antognoni (71), Miguel Montuori (77), Kurt Hamrin (175), dan Gabriel Batistuta (203) yang lebih subur dibandingkan Gilardino.
Andaikan Cutrone benar-benar meninggalkan San Siro untuk bergabung dengan La Viola, AC Milan bisa dibuat menyesal olehnya. Rossoneri dan Fiorentina sering transaksi jual-beli pemain. Menurut Transfermarkt, La Viola sudah pernah memboyong 20 pemain dari San Siro. Sementara AC Milan mendatangkan 23 dari Artemio Franchi.
Uniknya, setiap kali Fiorentina mendatangkan penyerang dari AC Milan, pemain itu akan tampil lebih baik dibandingkan saat tinggal di San Siro. Entah itu Massimo Orlando, Gunnar Gren, Amarildo, Angelo Bollano, dan pastinya Alberto Gilardino!
Bahkan Alessandro Matri yang datang sebagai pinjaman, lebih menakutkan saat dirinya menggunakan seragam ungu dibandingkan merah-hitam. Cutrone bisa melanjutkan tradisi ini. Bedanya, ia masih berusia cukup muda. Masa depannya masih panjang!
Melihat AC Milan yang menjadikan Fiorentina sebagai salah satu distributor utama pemain mereka, Rossoneri bisa-bisa harus membeli kembali Cutrone dengan harga mahal. Lebih mahal dari 25 juta euro. Padahal jika dimaksimalkan, AC Milan akan memiliki penyerang berkualitas untuk jangka panjang tanpa harus mengeluarkan biaya besar.