Direktur Olahraga Ajax Amsterdam, Marc Overmars, menawarkan jasa Hakim Ziyech kepada Arsenal. Ia bahkan berani memberikan diskon 50% untuk mantan klubnya di London. “Jika Arsenal berani menjual Mesut Ozil, akan saya berikan Ziyech dengan setengah harga,” kata Overmars yang membela the Gunners selama tiga tahun (1997-2000).
Overmars mengaku bahwa pernyataan itu tidak lepas dari sepinya peminat Ziyech di bursa transfer musim panas 2019. Meski dirumorkan menjadi incaran Bayern Munchen, Everton, Sevilla, dan Liverpool, sepertinya tidak ada yang berani menebus klausal 30 juta Euro yang diminta Ajax.
Nama Ziyech sebenarnya sudah diisukan akan hengkang dari Amsterdam sejak 2018/2019. Ketika itu, AS Roma disebut melayangkan tawaran 40 juta Euro kepada Ajax. Namun pihak klub menolak. Penolakan itu terbukti tepat setelah Ziyech terlibat dalam 45 gol dari 50 laga yang ia jalani di semua kompetisi. Termasuk mengantar Ajax ke semi-final Liga Champions dan menjuarai Eredivisie serta KNVB Beker di Belanda.
Menurut Football.London, harga Ziyech seharusnya meningkat 15 juta Euro. Apabila Roma gagal mendapatkan jasanya dengan dana 40 juta Euro di 2018/2019, Ziyech seharusnya akan lebih mahal di musim panas 2019. Namun kenyataannya, Ajax justru menurunkan harganya.
Bagi Ajax, ini adalah jalur terbaik untuk Ziyech. Sekalipun mereka harus mendapatkan dana yang lebih rendah. “Sekarang Hakim [Ziyech] fokus ke Champions League. Banyak rumor yang mengatakan kesebelasan-kesebelasan ternama menginginkan jasanya. Jadi kami sepakat bahwa menjual Ziyech adalah hal terbaik,” jelas Overmars.
Harus Lepas Ozil
Foto: Pain in the Arsenal
Arsenal yang menjadi rekomendasi Overmars memang tidak akan tampil di Liga Champions 2019/2020. Mereka gagal menjuarai Liga Europa 2018/2019 setelah ditekuk Chelsea 4-1. Mereka juga gagal masuk empat besar klasemen akhir Premier League karena selisih satu angka dengan rival sekota, Tottenham Hotspur.
Beruntung bagi Arsenal, mereka merupakan pilihan pribadi Ziyech. Awalnya Ziyech disebut akan berlabuh di Sevilla, tapi pemain asal Maroko itu menolak peluang ke Ramon Sanchez Pizjuan. “Dengan segala hormat, bukan itu kesebelasan yang akan saya pilih jika pergi dari Ajax. Apabila mereka tidak menerapkan sepakbola yang mirip dengan Ajax, saya tak punya alasan untuk pergi,” jelasnya.
Jika ada kesebelasan yang mirip dengan Ajax, Arsenal adalah salah satunya dan Ziyech sadar akan hal itu. “Arsenal dan Barcelona adalah dua kesebelasan impian saya,” ungkap mantan pemain Twente tersebut.
Overmars selaku mantan pemain the Gunners tentu pendukung Ziyech. “Saya berkata kepada mereka [Arsenal], Ziyech lebih bagus dibandingkan Ozil. Jual saja Ozil dan akan saya berikan Ziyech. Tapi mereka tidak mendengar,” kata Overmars.
Ucapan Overmars itu mungkin terdengar keras. Akan tetapi, Ozil memang sudah tak lagi seperti saat musim 2015/2016 dan 2016/2017. Saat dirinya dipanggil ke Piala Dunia 2018, Joachim Low sempat mendapat kritik. Performa dan drama yang diciptakan saat di Rusia semakin membuat suasana semakin keruh. Pada 2018/2019, dirinya bahkan hanya terlibat dalam sembilan gol dari 35 penampilannya bersama the Gunners.
Aneh jika Unai Emery lebih memilih Ozil ketimbang Ziyech. Namun menurut jurnalis BBC, David Ornstein, itulah yang terjadi. Emery masih percaya dengan Ozil dan merasa tidak memerlukan Ziyech di Emirates Stadium. Ozil bahkan tampil dalam peragaan kostum baru the Gunners menjelang Premier League 2019/2020.
Ziyech Sebagai Bentuk Pernyataan
Foto: Metro
Padahal, Arsenal butuh sosok seperti Ziyech. Dirinya merupakan langganan tim terbaik Eredivisie sejak 2016/2017. Selalu menjadi arsitek gol paling handal di divisi tertinggi sepakbola Belanda dalam tiga tahun terakhir.
Ziyech bahkan masuk ke dalam 20 pemain terbaik Liga Champions 2018/2019. Ketika publik ramai membicarakan Matthijs de Ligt dan Frenkie De Jong, Ziyech yang dipilih menjadi pemain terbaik Ajax. Dia adalah seorang bintang. The Gunners perlu pemain bintang!
Mereka sudah tiga kali berturut-turut mengakhiri Premier League di luar empat besar. Saat pertama keluar dari habitatnya, status Arsenal mungkin masih aman. The Gunners masih dipandang sebagai salah satu kesebelasan terbaik di Inggris.
Mereka bisa menarik pemain-pemain ternama seperti Pierre-Emerick Aubameyang dan Alexandre Lacazette ke Emirates. Kedua pemain tersebut berhasil didaratkan meskipun Liverpool, PSG, Manchester United, dan Atletico Madrid juga disebut meminati mereka.
Tapi setelah kedatangan Aubameyang dan Lacazette, Arsenal tetap gagal masuk empat besar. The Gunners hanya bersaing dengan Napoli untuk Lucas Torreira dan Bernd Leno. Terlepas dari sejarah yang dimiliki I Partenopei dan besaran dana yang mereka keluarkan dalam beberapa tahun terakhir, daya tarik Napoli masih kalah dibanding deretan klub di atas.
Untuk mengarungi musim 2019/2020, Unai Emery masih tak memiliki tiket Liga Champions ataupun status empat besar untuk menarik minat pemain di bursa transfer. Seperti musim-musim sebelumnya, banyak pemain yang dikaitkan dengan the Gunners. Namun hingga 17 Juli 2019, baru Gabriel Martinelli yang resmi mendarat.
Arsenal butuh Ziyech untuk membuat pernyataan bahwa mereka masih layak untuk diperhitungkan. Dibandingkan Ozil yang sudah kepala tiga dan menurun performanya, Ziyech bisa memberikan penyegaran di lini tengah Emery tanpa mengubah karakter permainan. Ziyech sendiri mengakui bahwa Ozil adalah panutannya.
***
Tapi, apabila Arsenal memang berniat untuk membuang peluang memboyong Ziyech, pemain kelahiran 19 Maret 1993 tersebut juga tidak akan rugi. Bahkan bertahan di Amsterdam juga tidak akan merugikan Ziyech.
“Ziyech masih dapat bertahan di sini,” kata Overmars. Arsenal bisa membuat Ziyech mewujudkan mimpinya. Mungkin mengikuti jejak Overmars, Thierry Henry, dan lain-lain yang dibeli Barcelona dari Arsenal.
Tapi dengan bertahan di Ajax, tidak mustahil juga Ziyech tetap mewujudkan mimpinya ke Barcelona. Sama seperti Frenkie De Jong, Ronald dan Frank de Boer. Langsung dari rumah Johan Cruyff ke ‘tanah perjanjian’ Sang Legenda.