Sempat dijuluki ‘the Dutch Xavi‘, Jordy Clasie pulang kampung ke Belanda. Sosok yang diboyong Southampton pada 2015 itu pergi meninggalkan St.Mary’s Stadium dengan status bebas transfer. Ia menandatangani kontrak berdurasi dua tahun di AZ Alkmaar dan berharap untuk memulai kembali kariernya di usia 28 tahun.
“AZ merupakan kesebelasan yang mempercayai saya. Itu sangat saya hargai. Saya ingin kembali ke level terbaik saya bersama AZ. Saat ini saya memang bugar, tapi tetap butuh waktu adaptasi. Pasalnya, saya belum ada di kondisi yang sesuai dengan ritme tim,” aku pemain kelahiran 27 Juni 1991 tersebut.
Clasie memiliki sejarah panjang dengan AZ. “Saya dua kali masuk akademi Feyenoord. Pada percobaan pertama, mereka merasa saya kurang kuat dan tak punya kesempatan bermain untuk tim utama Feyenoord. Setelah ditolak, saya mencoba AZ Alkmaar. Namun alasan serupa muncul. Stanley Brard, manajer akademi Feyenoord, kemudian datang dan memberikan saya kesempatan kedua,” aku Clasie.
Clasie kemudian membayar kepercayaan Brard. Naik ke tim senior dan tampil hampir 200 kali untuk De Trots van Zuid. Meski tidak memberikan gelar, Clasie berhasil membungkam orang-orang yang meragukannya di saat remaja. Ia dipanggil ke tim nasional Belanda oleh Louis van Gaal dan membantu Belanda lolos ke semi-final Piala Dunia 2014 di Brasil.
Talenta Clasie sebenarnya sudah masuk radar tim nasional sejak Oranje diasuh Bert van Marwijk. Nakhoda yang pernah membawa Feyenoord menjuarai UEFA Cup 2001/2002 itu memasukkan nama Clasie ke daftar calon pemain untuk Piala Eropa 2012. “Ada 15 pemain yang sedang saya pantau, salah satunya Clasie,” aku van Marwijk.
Namun, Clasie gagal berangkat ke Ukraina. Kalah saing dengan Kevin Strootman yang jadi pemain termuda di lini tengah van Marwijk. Akan tetapi, pengakuan van Marwijk itu sudah cukup untuk mengangkat nama Clasie yang enam bulan sebelumnya disebut terlalu kecil.
Menolak Manchester United Demi Ronald Koeman
Foto: Sportnieuws | Memilih Koeman dibandingkan van Gaal.
Setelah menjadi juru kunci di Piala Eropa 2012, Belanda menunjuk van Gaal jadi nakhoda dan Clasie pun dipanggil ke tim nasional. “Saya baru dua tahun membela Feyenoord dan langsung tampil di Piala Dunia. Bermain di Piala Dunia saat usia muda adalah pengalaman yang luar biasa. Meski saya mungkin satu-satunya pemain yang tak pernah tampil hingga perempat-final, van Gaal selalu memberi suntikan moral dan kepercayaan,” aku Clasie.
Jasa Clasie sebenarnya juga ingin dibawa van Gaal ke Manchester United. Namun dirinya lebih memilih untuk ikut Ronald Koeman ke Southampton. “Sekalipun Manchester United serius mengejar saya, Southampton tetap jadi pilihan utama,” katanya.
Bersama Koeman, Clasie tampil 109 kali untuk Feyenoord. Jelas dirinya ingin ikut Koeman ke St.Mary’s. Ia adalah salah satu anak kesayangan Koeman selama menangani De Trots van Zuid. Manchester United dan AS Roma tidak bisa menahan keinginan Clasie mengikuti nakhoda yang telah membesarkan namanya.
Clasie diplot sebagai pengganti Morgan Schneiderlin di lini tengah the Saints. Sayangnya, setelah Koeman pergi meninggalkan St.Mary’s, Clasie seperti ayam tanpa kepala. Dirinya masih digunakan oleh pengganti Koeman, Claude Puel. Namun, Clasie merasa dicampakan oleh manajer asal Prancis tersebut.
“Sejak Puel datang, kesempatan saya bermain semakin sedikit. Dirinya hanya bisa bicara Bahasa Inggris dan Prancis. Sekalipun Bahasa Inggris saya tidak jelek, sangat sulit untuk berkomunikasi dengan Puel. Mustahil bahkan. Dalam waktu singkat, dirinya memberi tanda bahwa saya tidak masuk ke dalam rencananya,” kata Clasie.
Belum Tentu Jadi Pilihan Utama
Foto: NOS | Tidak ada jaminan jadi pilihan utama.
Hingga akhir musim 2018/2019, Clasie sebenarnya masih membuka peluang bertahan di Southampton. “Saya belum tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Tapi jelas hal itu terbayang-bayang dalam pikiran saya,” akunya. Meski ragu, Clasie seperti membuka pintu untuk kembali ke St.Mary’s.
Tapi setelah gagal masuk rancangan empat manajer berbeda (Puel, Mauricio Pellegrino, Mark Hughes, dan Ralph Hasenhüttl), Clasie sepertinya sadar tidak ada peluang bagi dia melanjutkan karier bersama the Saints. Usai menjalani masa pinjaman di Feyenoord, Clasie memutuskan untuk bertahan di Eredivisie dan membela AZ Alkmaar.
Ketika Clasie masih muda AZ mungkin meragukan kualitasnya. Namun, nama Clasie sudah ada di daftar buruan mereka dalam beberapa tahun terakhir. “Kami sudah cukup lama ingin mengontrak Clasie. Tapi saat itu dirinya masih milik Southampton. Kami harus menunggu,” aku Direktur Olahraga AZ Max Huibert. “Clasie jelas merupakan seorang pemain berkulitas. Tapi dia juga harus bisa bersaing dengan gelandang-gelandang lain di tim kami,” lanjutnya.
Melihat daftar pemain tengah yang dimiliki AZ, Clasie harus bersaing keras dengan Teun Koopmeiners dan Guus Til. Keduanya merupakan sosok yang membuat mantan wonderkid Belanda lainnya, Adam Maher, kehilangan tempat di AFAS Stadion. Mungkinkah Clasie jadi ‘Xavi Belanda’ lagi di AZ Alkmaar?