Mengasuh kesebelasan bertabur bintang, Maurizio Sarri nampaknya kewalahan mengatur peran para pemainnya. Terutama di lini depan yang diisi Gonzalo Higuain, Paulo Dybala, Cristiano Ronaldo, Mario Mandzukic, dan Moise Kean. Menerapkan skema 4-3-3, hanya ada satu pemain yang akan menjadi ujung tombak.
Bedasarkan susunan pemain yang diturunkan Sarri di dua partai International Champions Cup, Gonzalo Higuain dan Mario Mandzukic yang dipercaya mengisi peran tersebut. Ketika bertemu Inter Milan, Higuain main sejak menit pertama sebelum digantikan Mandzukic di babak kedua. Sementara kebalikannya terjadi saat mereka melawan Tottenham Hotspur.
Ronaldo yang beberapa kali dipercaya Massimiliano Allegri untuk jadi penyerang tengah kembali mengisi pos sayap kiri dalam rencangan Sarri. Berbeda dengan CR7 yang aslinya memang berposisi di sayap, Moise Kean dan Paulo Dybala merupakan penyerang tengah seperti Higuain dan Mandzukic.
Baik Kean, Dybala, ataupun Mandzukic sebenarnya bisa mengisi sisi penyerangan. Namun itu bukanlah posisi terbaik mereka. Meski International Champions Cup hanyalah sebatas uji coba, Sarri terkenal sebagai sosok yang jarang mengubah susunan pemainnya. Apalagi lini serang. Hal ini terlihat di Napoli ataupun Chelsea. Sekalinya ia sudah jatuh cinta kepada Dries Mertens dan Eden Hazard, keduanya akan selalu mendapat jam terbang.
Keputusan Sarri untuk meminjam Higuain ketika masih menangani Chelsea juga bisa jadi bukti bahwa ia terpaku kepada satu gaya. Gaya yang sesuai dan sudah terbukti sukses bagi dirinya. Dengan Higuain dan Mandzukic jadi pilihan Sarri sebagai ujung tombak La Vecchia Signora, masa depan Kean dan Dybala pun dipertanyakan.
Beda dengan Dybala yang nampaknya masih memiliki masa depan di bawah arahan Sarri, Kean dirumorkan akan segera hengkang dari Turin. Berbagai kesebelasan disebut tengah mengincar penyerang muda Italia tersebut. Mulai dari Wolverhampton Wanderers, Arsenal, Everton, Borussia Dortmund, hingga FC Barcelona dirumorkan tertarik pada Kean.
Dipatok 40 Juta Euro
Foto: Squawka | Siap dilepas oleh Juventus.
Kean sempat menjadi sensasi di musim 2018/2019 setelah dirinya beberapa kali mencetak gol kemenangan bagi Si Nyonya Tua. Total, dirinya mencetak tujuh gol dari 17 penampilan sepanjang 2018/2019. Hanya tampil 661 dari 1.530 menit yang bisa ia rasakan, perfoma Kean tentu tergolong impresif.
Saat Sarri resmi menggantikan Allegri, Kean sebenarnya optimis menatap masa depannya di Juventus. Namun, melihat kebiasaan Sarri, pindah adalah pilihan paling masuk akal jika dirinya ingin mendapat tempat utama. Dari lima kesebelasan yang disebut minat pada jasa Kean, hanya Everton dan Dortmund yang terlihat realistis.
Dortmund membutuhkan penyerang tengah seperti Kean. Akan tetapi, mereka sudah mengeluarkan dana lebih dari 120 juta Euro di musim panas 2019. Apabila BVB tidak melepas pemain lain, mungkin tidak akan ada pemain baru yang bisa didaratkan Lucien Favre.
Hal itu pun membuat Everton jadi pelari terdepan untuk jasa Kean. Pasalnya, hingga 25 Juli 2019, the Toffees baru mengeluarkan 34,5 juta Euro di musim panas 2019. Sementara tim asal Kota Liverpool itu biasanya mengeluarkan dana lebih dari 50 juta Euro dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pada 2017/2018, uang belanja mereka melebihi 200 juta Euro.
Melihat catatan ini, tentu the Toffees masih memiliki dana untuk medaratkan jasa Kean. Bedasarkan laporan Guardian, Juventus rela melepas Kean apabila ada kesebelasan yang siap mengirim 40 juta Euro ke Turin.
Diminta Chiellini Untuk Bertahan
https://twitter.com/VVGenechten/status/1151615131618598923
Sejauh ini, mereka sudah menolak tawaran 35 juta Euro dari Arsenal dan mengingat dana the Gunners sangat terbatas di 2019/2020, mustahil Unai Emery menyetujui permintaan Juventus. Apalagi lini serang bukanlah prioritas bagi dirinya.
Kean sebenarnya tidak ingin meninggalkan Juventus. “Rasanya tidak akan ada kesebelasan yang lebih untuk perkembangan saya selain Juventus,” ungkap Kean. Bek senior Juventus, Giorgio Chiellini juga meminta Kean untuk bertahan.
“Kean punya talenta mencetak gol dan dia berkembang setiap harinya. Saya berharap dia bertahan karena kami akan mengarungi musim yang panjang,” kata Chiellini.
Bedasarkan laporan Vince Van Genechten yang pernah bekerja untuk Football Italia dan juvefc.com, Sarri juga sebenarnya punya tempat untuk Kean. Tapi hanya sebatas pelapis Cristiano Ronaldo. Artinya, ia tidak disiapkan untuk mengisi posisi terbaiknya yang sudah menjadi milik Higuain dan Mandzukic.
Tanpa Saingan di Everton
Foto: Liverpool Echo | Richarlison tidak di posisi terbaiknya.
Apabila Kean ingin tetap berkembang dan mendapatkan jam terbang yang lebih banyak, Everton bukanlah pilihan buruk. Marco Silva selaku nakhoda the Toffees merupakan sosok yang gemar menggunakan skema 4-2-3-1. Namun ia belum memiliki penyerang yang bisa diandalkan sebagai ujung tombak.
Transfermarkt mencatat, bahwa pilihan Silva untuk mengisi pos penyerang tunggal hanya ada tiga: Dominic Calvert-Lewin, Cenk Tosun, dan Oumar Niasse. Tosun cedera, sementara Niasse sudah tidak masuk dalam rancangan Silva sejak 2018/2019. Hanya Calvert-Lewin yang tersedia.
Meski Calvert-Lewin bisa disebut sebagai salah satu jebolan akademi terbaik yang dimiliki the Toffees dalam beberapa tahun terakhir, ia belum memiliki kapasitas untuk jadi tumpuan lini serang. Memaksa Silva menggunakan Richarlison sebagai ujung tombak tim. Padahal ia tahu bahwa pemain asal Brasil tersebut handal mengisi pos sayap kiri seperti saat mereka bekerja sama di Watford.
Kean bisa mendapatkan tempat utama dan bermain di posisi terbaiknya bersama Everton. Mungkin ia masih ragu untuk meninggalkan Juventus yang telah menjadi tempat hidupnya sejak awal berkarier sebagai pesepakbola profesional. Namun, pindah ke Everton bisa jadi ajang pembuktian bagi Kean.
Jika ia berhasil bersama the Toffees, mungkin Si Nyonya Tua akan memulangkannya ke Turin. Mereka pun sudah memberi syarat pada klub yang meminati Kean untuk menaruh klausal pembelian kembali dalam proposal mereka.