Berhasil mencetak hat-trick ke gawang Wolverhampton Wanderers di pekan ketiga Premier League 2019/2020, Tammy Abraham mencatat sejarah. Dirinya tak hanya tercatat sebagai pencetak hat-trick termuda Chelsea, tapi juga menjadi satu-satunya sosok dengan catatan bunuh diri pada laga yang sama. Setidaknya hingga September 2019.
Gol bunuh diri Abraham merupakan buah dari sundulan Romain Saiss yang menyambut sepak pojok Joao Moutinho. Hal itu membuat Chelsea asuhan Frank Lampard gagal untuk menjaga kebersihan gawang mereka dalam enam laga kompetitif. Termasuk laga melawan Liverpool di UEFA Super Cup.
Untungnya, gol bunuh diri tersebut tak merusak momentum Abraham. Dengan raihannya ketika bertemu Wolves, Abraham sejajar dengan Cristiano Ronaldo dan Dele Alli sebagai pemain berusia 21 tahun ke bawah yang berhasil mencetak dua gol pada tiga laga Premier League secara beruntun.
Lampard pun melempar pujian kepada pemain keturunan Nigeria tersebut. “Ia layak untuk membela Chelsea dan penampilannya dalam tiga pertandingan terakhir adalah buktinya. Ia juga layak membela tim nasional Inggris. Gareth Southgate hanya perlu melihat performa Abraham. Mencetak tujuh gol dalam tiga pertandingan adalah bukti bahwa dia merupakan pemain berkualitas,” puji Lampard.
Foto: Football.London | Pemain muda Chelsea lebih berpeluang bela Inggris.
Abraham sudah didukung untuk berseragam Inggris sejak kualifikasi Piala Eropa 2020 dilanjutkan pada awal Bulan September 2019. Ketika itu, mantan penyerang the Blues, Chris Sutton yang merekomendasikan Abraham kepada Southgate.
“Chelsea ada dalam fase yang menarik. Jika bicara soal tim nasional [Inggris], Abraham adalah satu pemain yang layak dipanggil. Tentu ini masih awal, tapi ia bisa menggantikan Callum Wilson,” ungkap Sutton yang mengenakan seragam Chelsea di 1999/2000. Mantan gelandang Wolves dan Tottenham, Jamie O’Hara juga punya pendapat serupa.
“Mason Mount dan Abraham adalah dua pemain muda yang menarik bagi saya. Phil Foden mungkin karakter luar biasa, tapi dia jarang mendapatkan jam terbang di Manchester City. Jadi pemain-pemain muda Chelsea inilah yang layak diberi kesempatan. Mereka muda dan kreatif. Dengan modal pemain seperti mereka, saya optimis Inggris akan mengangkat piala dalam empat atau lima tahun ke depan,” kata O’Hara.
Dipanggil Ketika Harry Kane Absen
FOTO: Telegraph | Abraham dipanggil ketika Harry Kane absen.
Akan tetapi, Southgate tak memanggil Abraham untuk laga melawan Bulgaria dan Kosovo. Ia memilih Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Callum Wilson untuk menjadi juru gedor bersama Harry Kane. Melihat alasan yang diutarakan Southgate, hat-trick melawan Wolves sepertinya juga tidak berpengaruh besar untuk Abraham.
“Tentu Tammy [Abraham] ada dalam pertimbangan saya. Dia muda dan gemar mencetak gol. Tapi untuk saat ini masih terlalu dini untuk memanggil dirinya. Kita lihat saja di masa depan. Tammy tahu kami dengan baik dan dia tahu peluang membela tim nasional masih terbuka,” kata Southgate.
Abraham juga sebenarnya sudah pernah membela tim nasional Inggris. Dirinya dipanggil Southgate untuk uji coba melawan Jerman dan Brasil di November 2017. Saat itu dirinya masih menjalani masa pinjaman bersama Swansea. Tidak bermain untuk tim papan atas bukanlah alasan untuk memanggil Abraham.
Southgate juga pernah memanggil pemain-pemain dari kesebelasan papan tengah seperti Lewis Dunk (Brighton & Hove Albion) dan terkenal peduli kepada pemain muda. Southgate ketika itu tidak mengikut sertakan Harry Kane, sehingga ada ruang untuk pemain dengan tipe serupa untuk masuk ke tim nasional. Abraham dipilih bersama Jamie Vardy, Rashford, dan Dominic Solanke.
Ketika Kane bisa dipilih, Abraham kembali kehilangan tempatnya. Jadi hanya ada dua opsi untuk Abraham jika ingin membela Inggris. Menunggu Kane cedera atau menjadi pelapis penyerang Tottenham tersebut. Melihat peran Kane di Tottenham, mustahil dirinya akan meninggalkan tim nasional dalam waktu dekat.
Dosa Southgate & Pintu Nigeria yang Masih Terbuka
Abraham sepertinya tidak keberatan menjadi pelapis Kane. Ia bahkan menolak tawaran Nigeria agar mimpinya membela Inggris tetap hidup. “Nigeria seperti membukakan karpet merah kepada saya. Tentu hal itu membuat saya tersanjung. Tapi Inggris tetap jadi fokus utama saya,” kata Abraham.
Akan tetapi, dengan performa yang ia perlihatkan di awal musim 2019/2020, kesabaran Abraham sepertinya akan segera menipis. Sementara di sisi lain, Southgate merasa dirinya masih terlalu muda untuk membela the Three Lions. Callum Wilson sebagai pemain yang bisa ia gantikan (menurut Chris Sutton) juga tidak berhenti mencetak gol.
Wilson sudah tiga gol dari lima pertandingan di 2019/2020. Lebih sedikit dibandingkan Abraham, namun mungkin statusnya sebagai pemain Bournemouth membantu Wilson diprioritaskan oleh Southgate.
Pasalnya, Southgate juga pernah dikritik tidak membuka ruang pada pemain-pemain papan tengah seperti Wilson, Glenn Murray, dan Troy Deeney. Ia pernah memilih Danny Welbeck dibandingkan nama-nama di atas yang lebih konsisten dan jadi pilihan utama klub masing-masing.
Jika Abraham tidak bisa bersabar lebih lama lagi, besar peluang Inggris untuk kehilangan penyerang kelahiran 2 Oktober 1997 itu. Nigeria juga sudah mulai optimis Abraham akan meninggalkan Inggris untuk Super Eagles.
Mengubur mimpi membela Inggris bukanlah hal buruk. Belajar dari pengalaman Wilfried Zaha dan Saido Berahino, hal itu justru memberikan ketenangan kepada mereka. Semua tergantung Abraham. Tapi, perlu diingat bahwa memilih Inggris sama saja merelakan diri duduk di bangku cadangan dan melihat Harry Kane mencetak gol dari pinggir lapangan.