Hudson-Odoi, Main Jarang Kok Dipanggil Timnas?

Foto: Football London.

Jika melihat ke belakang, tim nasional biasanya diisi oleh pemain-pemain andalan dari tiap kesebelasan. Mereka yang sering mendapat jam terbang dan memberikan kontribusi untuk klub di liga ataupun kompetisi lain. Namun di kualifikasi Piala Eropa 2020 pada Maret 2019, Kepala Pelatih Inggris, Gareth Southgate, memanggil Callum Hudson-Odoi.

Musim 2018/2019 memang menjadi panggung Hudson-Odoi memperkenalkan dirinya kepada dunia. Bayern Munchen bahkan mati-matian mengejar jasanya. Masalahnya, dia baru main 18 kali di empat kompetisi yang diikuti Chelsea. Bukankah ada pemain-pemain lain? James Maddison (Leicester City) atau Solly March (Brighton) misalnya.

Kedua pemain itu mungkin memiliki gaya permainan yang berbeda dengan Hudson-Odoi. Tapi posisi mereka serupa, dan keduanya lebih sering tampil untuk kesebelasan masing-masing ketimbang pemain keturunan Ghana milik Chelsea.

Baca juga: Hudson-Odoi Bukan Jawaban untuk Bayern Munchen

Kenyataannya, Southgate memang memberi kesempatan untuk pemain-pemain muda yang jarang tampil di klub untuk membela the Three Lions. Bukan hanya Hudson-Odoi, tapi juga Harry Winks, Ruben Loftus-Cheek, hingga Alfie Mawson, pernah diberi kesempatan bersama tim nasional.

Pada akhir tahun 2018, sempat beredar kabar bahwa hal ini adalah cara Asosiasi Sepakbola Inggris untuk membangun masa depan. Ketika itu Loftus-Cheek yang rajin dipanggil ke tim nasional meski kurang diberikan kesempatan oleh Maurizio Sarri di Chelsea.

Sama seperti Hudson-Odoi, Loftus-Cheek juga menampilkan performa brilian ketika diberi kesempatan. Crystal Palace yang sudah merasakan kehebatan Loftus-Cheek pada musim 2017/2018 juga berusaha mendatangkannya di bursa transfer Januari. Baik pinjaman atau permanen, mereka ingin Loftus-Cheek mendapat waktu bermain.

“Loftus-Cheek bermain untuk kami dan dipanggil ke Piala Dunia. Dia sebagus itu. Saya memberikannya ucapan selamat dan mengatakan bahwa pintu Crystal Palace akan selalu terbuka untuk dirinya. Saya terkejut jika Chelsea tidak menerima dia, tapi di sini dia akan mendapat waktu bermain,” kata Manajer Crystal Palace, Roy Hodgson.

Sayangnya, penawaran the Eagles ditolak Sarri. Satu-satunya cara untuk menjaga talenta dan momentum adalah memanggil dirinya ke tim nasional. Itulah yang dilakukan Gareth Southgate kepada Hudson-Odoi.

Foto: Metro

Dijajah Talenta Asing

Setidaknya sejak memasuki era Premier League, tim nasional Inggris memang harus rela melihat talenta-talenta mereka kehilangan tempat di klub. Pemain asing dengan berstatus bintang didatangkan. Mereka yang jadi aset utama klub. Baik itu sebagai alat promosi ke luar negeri ataupun penjualan kostum dan pernak-pernik lain.

Musim 2018/2019, talenta Inggris di tim utama Premier League semakin tergusur. Musim sebelumnya, jumlah pemain Inggris yang mendapat tempat utama di Premier League adalah 32%. Per Oktober 2018, jumlah itu menjadi 30,2%. Dengan rata-rata 179,000 menit dari total 10,000 jam yang tersedia.

Menurut Eurosport, Burnley menjadi kesebelasan yang paling sering memberikan tempat kepada pemain Inggris (44,5%). Kemudian disusul oleh Bournemouth (36,9%). Namun itu juga sudah menurun dari catatan di awal musim ketika keduanya mencapai angka 50% lebih.

Minimnya pemain Inggris yang mendapat tempat di klub masing-masing membuat opsi untuk Gareth Southgate berkurang. Apabila ada kesebelasan yang memberi tempat dan waktu untuk talenta-talenta itu, mereka biasanya duduk di papan tengah ke bawah.

Southgate pernah juga memanggil Alex McCarthy (Southampton) dan Lewis Dunk (Brighton). Tapi hanya untuk uji coba melawan Amerika Serikat. Mereka hanya jadi penghangat bangku cadangan ketika UEFA Nations League.

Untuk sebuah turnamen penting seperti UEFA Nations League atau kualifikasi Piala Eropa, enam besar Premier League menjadi patokan utama. Sialnya, hanya sedikit pemain Inggris yang bisa dipilih dari mereka.

Foto: Zimbio

Teguran Kepada Klub

Pemilihan pemain Southgate juga bisa dilihat sebagai teguran kepada klub. Memanggil pemain seperti Hudson-Odoi dan Loftus-Cheek adalah cara FA memberikan panggung untuk talenta muda mereka.

Panggung yang disaksikan oleh dunia. Apabila klub pemilik jasa pemain-pemain muda seperti mereka tidak mau memberi tempat, Southgate akan mempromosikannya ke luar negeri. Southgate sendiri tengah mendorong impor pemain muda Inggris.

“Tidak mungkin pemain kita tidak cukup baik bermain di sana. Faktanya, kita punya banyak pemain yang layak ke luar negeri dan bermain,” kata Southgate. Hudson-Odoi dan Loftus-Cheek pun sudah mulai mempertimbangkan untuk pergi dari Chelsea.

Dorongan agar mereka pergi juga datang dari berbagai pihak. Jasanya diminati klub lain. Klub yang berjanji memberikan waktu bermain pada mereka. Jika Chelsea ataupun klub enam besar lainnya tidak dapat menjamin masa depan pemain-pemain muda, Southgate dan FA harus bertindak. Pasalnya, di sana juga masa depan mereka.

Lagipula, pemain-pemain yang dipanggil Southgate ke tim senior juga merupakan andalan level U21. Mereka juga belum permanen bersama Harry Kane dan kawan-kawan.

“Kecewa Odoi dipanggil, jelas. Sedih dia tidak bisa bersama kami. Tapi itu juga bukti bahwa sistem yang kami terapkan berfungsi bagi tim senior. Kecewa juga dia akan kembali ke U21 pada musim panas,” kata Kepala Pelatih Inggris U21 Aidy Boothroyd.