Sejarah Sepatu Sepakbola dari Masa ke Masa

Sepatu merupakan salah satu bagian paling penting di sepakbola. Ditambah lagi, terdapat perbedaan antara sepatu biasa dengan sepatu sepakbola. Apakah sepatu sepakbola sudah berbentuk seperti ini sejak dahulu kala?

Sepatu Sebagai Pelengkap

Pada awalnya, sepakbola dimainkan sesuka hati saja. Sampai pembuat aturan menetapkan penggunaan jersey sebagai sebuah kewajiban.

Baca juga: Sejarah Jersey di Sepakbola

Pada akhir abad ke-19 baik pria maupun perempuan memainkan sepakbola dengan sepatu bot berbahan kulit. Sepatu ini merupakan sepatu yang sama yang biasa digunakan ketika mereka beraktivitas ataupun bekerja.

Sayangnya ada satu kelemahan dari penggunaan sepatu berbahan kulit. Cuaca di Inggris biasanya dingin dan sering hujan. Dampaknya, penggunaan bot berbahan kulit menjadi berat karena sering terendam lumpur. Selain itu, sol bagian bawah juga bikin licin.

Penggunaan “Pul” di Sepatu Sepakbola

Pertemuan pertama Football Association pada 1886 mengonsolidasi aturan yang sebelumnya tercerai-berai. Aturan ini kemudian disebarkan ke seluruh penjuru negeri sebagai aturan resmi sepakbola di bawah Football Association.

Dalam aturan tersebut juga disetujui penggunaan sepatu sebagai sebuah kewajiban. FA juga melarang pemasangan paku yang menonjol keluar pada bagian sol. Kecuali, paku tersebut dilapisi kulit sehingga tidak berbahaya bagi pemain lain.

Penggunaan “pul” sebenarnya sudah diperkenalkan sejak 1886. Ellis Patent Boot Studs mengiklankan sepatu mereka dengan seorang pesepakbola yang mengklaim kalau penggunaan “pul” memberikan peningkatan yang luar biasa dalam penampilan. “Pul” juga membuat sepatu sepakbola cocok di segala cuaca.

FA baru membolehkan penggunaan “pul” pada 1891. FA menetapkan kalau “pul” harus terbuat dari kulit dan panjangnya tak lebih dari setengah inci.

Cara Memakai Sepatu yang Unik

Sejak saat itu, sejumlah pabrik mulai fokus membuat sepatu khusus sepakbola. Bahannya dari kulit tebal yang terbentang dari atas ankle. Sementara di bagian kaki depan terbuat dari kulit yang dikeraskan. Alasannya, karena saat itu pesepakbola menendang dengan kaki depan, alih-alih dengan punggung kaki.

Berdasarkan The Encyclopedia of British Football, banyak pemain yang membeli sepatu dengan size lebih kecil. Mereka kemudian memakainya dan mencelupkannya ke air panas selama setengah jam. Tujuannya agar bahan sepatu mengembang lalu membentuk sesuai dengan kaki mereka. Hal ini dikonfirmasi oleh pemain amatir, F. N. S. Creek dalam bukunya Association Football, yang menganjurkan hal yang sama.

Teknik serupa dilakukan Jackie Milburn yang bergabung dengan Newcastle United pada 1943. Sebagai seorang penambang batu bara, dia tahu betul cara memakai sepatu boot agar nyaman. Soalnya, ia kerap memakai sepatu baru ke penambangan yang kondisinya biasanya basah. Ia memakai sepatu berukuran 6, padahal ukuran kakinya 8.

Ia memakainya tanpa kaos kaki lalu mencelupkannya ke air dingin. Tujuannya adalah agar sepatunya membentuk kakinya. Ia pun memilih sol yang lebih berat agar tendangannya lebih keras. Ia justru tak suka dengan sepatu yang ringan karena tak cocok olehnya.

Era Sepatu Bola Modern

Pada 1920-an, kakak beradik dari Jerman, Adolf dan Rudolf Dassler, menciptakan model sepatu yang mirip seperti yang kita temui di era sekarang ini. Bahannya adalah kulit dengan “pul” berbahan baja. Sepatu ini didesain lebih ringan dengan tinggi sepatu yang lebih pendek. Model ini juga punya tali yang bisa diganti tergantung pada jenis lapangannya.

Pada pertengahan 1950-an, Adidas memperkenalkan sepatu dengan “pul” yang bisa diganti antara karet atau plastik untuk cuaca yang berbeda.

Sepatu sepakbola modern saat ini biasanya lebih ringan dan pendek. Desain ini sempat mendapatkan kritik karena ankle menjadi lebih berisiko cedera. Akan tetapi, pemain top merasa kalau ankle mereka menjadi lebih bebas. Hasilnya adalah mereka bisa berlari lebih cepat dan mendapatkan feeling yang lebih baik ketika mengontrol bola.

Soal warna, awalnya sepatu sepakbola hanya berwarna hitam atau warna kulit. Namun, pada 1970-an mulai dibuat eksperimen dengan berbagai warna dan bahan. Revolusi terjadi ketika Adidas mengenalkan produk “Predator”. Adidas mengklaim kalau kekuatan serta putaran bola meningkat setelah bahan sepatunya diubah sama seperti bahan pegangan raket tenis.

Seiring berjalannya waktu, teknologi bermunculan. Misalnya ketika Nike membuat sepatu T90 Laser untuk Wayne Rooney. Mereka menggunakan kamera dengan 1000 fps untuk menangkap pergerakan Rooney. Nantinya, Nike akan mengukur bagaimana kaki Rooney berlari, mengumpan, dan menembak.

Dengan teknologi yang dimiliki Nike bisa meningkatkan area yang bisa memengaruhi arah bola, putaran, serta kekuatan tendangan. T90 Laser diklaim Nike lebih kuat dengan arah bola yang lebih konsisten.

Sumber: Spartacus