Kekalahan Arsenal dari Manchester United, Sabtu (26/1/2019) bukan hanya menyajikan cerita tersingkirnya Petr Cech, dkk. dari Piala FA. Bukan juga semata-mata soal mengandaskan harapan Arsenal juara turnamen yang paling banyak mereka menangi. Melainkan juga tentang betapa seringnya Manchester United menang di Stadion Emirates.
Arsenal pindah ke Stadion Emirates pada tahun 2006 lewat modal ketangguhan pada tahun-tahun terakhir di stadion terdahulu, Highbury. Waktu tiga musim terakhir di sana, The Gunners juara Premier League 2003-04 tanpa terkalahkan, juara Piala FA ke-10 mereka semusim berselang, dan menjadi klub London pertama tembus final Liga Champions tahun 2006.
Baca Juga: 13 Fakta Unik Stadion Emirates
Sepakbola rancak Arsene Wenger tampak agung dengan banyaknya operan pendek cepat, aliran umpan terobosan, dan rebutan bola keras tapi bersih dengan luas lapangan tidak seberapa beserta tribun sempit sumber atmosfer penuh gelora. Sayang, kedigdayaan ini belum sepenuhnya turut menyertai mereka. Selain tiga Piala FA dan tiga Community Shields, yang semuanya dimenangi di Wembley, Arsenal belum buat perayaan juara liga atau kepastian masuk final Liga Champions di Stadion Emirates.
Justru banyak kekalahan getir seperti dari MU pekan lalu. Bicara MU, mereka dan Chelsea paling sering menang tandang di Ashburton Groove, nama asli stadion tersebut. Keduanya menang sebanyak enam kali. Bahkan tim papan tengah ke bawah seperti Watford, Aston Villa, Swansea, West Ham United, dan Southampton ketagihan menang dengan meraihnya lebih dari sekali.
Telah 44 kali Arsenal keok dalam nyaris 13 musim di rumah barunya ini. Acap kali menentukan gelar Premier League, Liga Champions, dan Piala Liga batal digondol. Hanya pada musim 2007-08, Emirates kebal dari virus kalah. Banyak fakta melingkupi sepak terjang Arsenal soal kegagalan mengindari nihil poin. Berikut kekalahan-kekalahan menyakitkan Arsenal selama pindah dari Stadion Highbury:
-
West Ham United (0-1), Premier League 2006/2007
Kekalahan pertama Arsenal di Emirates. Bukan dari tim papan atas, melainkan West Ham United yang menerima kekalahan terbanyak pada musim itu dengan 21 kali. Salah satu kemenangan paruh musim kedua krusial menyelamatkan The Hammers finis tiga tingkat di zona degradasi.
Sontekan lambung Bobby Zamora, top skor West Ham saat itu, memberi kekalahan bersejarah untuk Arsenal. Dua kali West Ham menang di Emirates. Terakhir kali saat pemuda 17 tahun, Reece Oxford mengotaki lini tengah permainan laga pertama Premier League 2015-16.
-
Chelsea (1-4), Premier League 2008/2009
Chelsea pertama kali menabur garam di atas luka Arsenal versi Stadion Emirates dengan skor mencolok. Sumbangan gol Alex, Nicolas Anelka, gol bunuh diri Kolo Toure, dan Florent Malouda, hanya berbalas satu dari Nicklas Bendnter. Kekalahan ini terbesar untuk Arsenal versi Stadion Emirates di kancah liga.
Sialnya, pada musim itu tim asuhan Guus Hiddink menang dua kali dalam semusim. Mereka juga lebih dulu menyingkirkan Arsenal lewat hasil 2-1 pada semifinal Piala FA, 18 April 2009. Kemenangan yang mengawali lima lainnya secara beruntun sampai Oktober 2010.
-
Blackburn Rovers (0-1), Piala FA 2012/2013
Cara mudah mengingat karier Colin Kazim-Richards bisa dengan gol semata wayangnya yang cukup menyingkirkan Arsenal di Piala FA. Sebagai manusia, Kazim-Richards tidak pernah sederhana. Lahir di Inggris tapi membela timnas Turki, serta punya ayah Antigua dan ibu Turki-Siprus. Membela 15 klub di delapan negara sepanjang 15 tahun kariernya. Sangat membahagiakan untuknya, karena Arsenal adalah tempatnya menimba ilmu sepak bola saat muda tanpa pernah memberinya kontrak profesional.
Kekalahan di Piala FA itu menjadi yang terakhir dalam sembilan musim sebelumnya untuk Arsenal. Sebab musim selanjutnya mereka sukses juara sekaligus menghentikan puasa gelar. Hanya saja tetap memalukan, karena Blackburn baru terdegradasi dan Kazim-Richards anak London asli.
-
Bayern Munich (1-5), Liga Champions 2016/2017
Terakhir kali Arsenal terlihat di Liga Champions yakni saat remuk redam di tangan Bayern Munich tiga musim lalu. Gelontoran gol Robert Lewandowski, Arjen Robben, Douglas Costa, dan Arturo Vidal bukan hanya buat gol balasan Theo Walcott tidak relevan. Melainkan juga meninggalkan trauma karena belum ada lagi gelaran Liga Champions di sana.
Apesnya, kekalahan tersebut juga didahului kekalahan skor serupa di pertemua pertama. Undur diri dari kompetisi elite antarklub Eropa dengan agregat 2-10, jelas nestapa.
-
Manchester United (1-3), Piala FA 2018/2019
Arsenal gagal memanfaatkan keuntungan status tuan rumah. Seperti Liga Europa, Piala FA tentu target realistis untuk Unai Emery raih di musim pertama. Nyatanya malah Ole Gunnar Solksjaer menggenggam rekor kemenangan kedelapan beruntun dalam laga awal setelah menjadi manajer Setan Merah. Sekaligus beri kekalahan kandang ketiga Arsenal musim ini.
Throwback kemenangan tandang berskor serupa musim lalu. Bahkan MU semacam menunaikan #10yearschallenge yang tren awal tahun ini. Sebab, 10 tahun lalu mereka juga menang 3-1 di Stadion Emirates untuk melenggang dari fase semifinal Liga Champions 2008-09.
Beberapa kekalahan menyesakkan lain, yakni kalah back-to-back 0-3 dari Manchester City musim lalu di Piala Liga (di Wembley) dan Premier League pada hari berdekatan, kalah dari Ostersund musim lalu, kalah 1-2 dari Wigan pada hari Ujian Nasional SMA 2012, kalah kedua kalinya di Emirates akibat tunduk 1-2 dari Hull City, dan kalah 1-2 dari Watford pada sela-sela Piala FA yang mereka menangi tahun 2015 dan 2017.
Selama Arsenal belum juara Premier League lagi, maka selama itu Stadion Emirates belum terlalu memberi hoki.
Sumber: Premier League/Arsenal.com/The Guardian.