Dua Pembuktian Diogo Jota di Wolverhamton Wanderers

Foto: Express and Star

Selalu ada perasaan menyenangkan usai bisa membungkam mulut pedas dan lidah tajam pengkritik. Hal ini yang tengah dirasakan Diogo Jota. Bersama Wolverhampton Wanderers, ia menjawab kritik dan keraguan yang datang dari keluarganya sendiri.

“Banyak orang di Portugal mengkritik ku. Publik, media, tapi aku juga punya keluarga. Mereka tak mengkritik tapi bertanya, ‘Mengapa kau melakukan itu (pindah ke Wolverhampton)?”

“Ayahku selalu mendukungmu, juga semua keluargaku. Namun, pamanku mencoba untuk bilang ‘Kenapa kau melakukan ini?’ Ini adalah bagian dari sepakbola,” tutur Jota.

Saat ini, Wolverhampton secara mengejutkan menempati peringkat ketujuh di Premier League. Dari 30 pekan yang dilewati, Wolves mengoleksi 44 poin dan berjarak satu poin dengan Watford yang bertengger di bawahnya. Secara peringkat, Wolves bahkan lebih tinggi dari kesebelasan papan tengah Premier League seperti West Ham United dan Everton.

Kesuksesan ini tak lepas dari perubahan kepemilikan klub dan berubahnya pendekatan klub dalam mengarungi kompetisi. Wolves mulai meminjam pemain bagus ketimbang membeli mereka. Wolves juga punya koneksi Portugal yang kuat dan mendatangkan pemain berbakat Portugal, salah satunya Diogo Jota ini.

Baca juga: Keberhasilan Wolverhampton: Buah Cinta Tiongkok dan Portugal

Keberhasilan Wolves juga seperti membuktikan bahwa pilihan Jota memang benar dengan meninggalkan Atletico Madrid. Jadi, Jota awalnya direkrut Atletico Madrid pada Maret 2016 dengan kontrak berdurasi lima tahun. Perekrutan ini jelas merupakan kabar baik. Apalagi bukan hal yang tak mungkin bagi Jota untuk menembus tim utama Atletico Madrid.

Jota pun setuju ketika pada 25 Juli 2017 ia dipinjamkan ke Wolverhampton yang kala itu bermain di Divisi Championship. Persetujuan ini bukannya tanpa alasan. Pasalnya, ketika menandatangani kontrak, Atleti tak memasukkan Jota ke tim utama, melainkan langsung dipinjamkan ke FC Porto.

Peminjaman ini yang membuat Jota merasa kalau dirinya lebih baik dipinjamkan tapi dimainkan, daripada bertahan tapi cuma duduk di bangku cadangan. “Sialnya”, ia bermain bagus bersama Wolverhamtpon. Hal ini yang membuat Jota ditawari kontrak permanen pada 30 Januari 2018 yang mulai efektif sejak musim 2018/2019.

Di musim peminjamannya, Jota bermain 46 kali dan mencetak 18 gol; angka yang cukup produktif buat gelandang serang. Untungnya buat Jota, Wolves promosi ke Premier League. Pilihannya untuk memilih bertahan di Wolves ternyata tepat.

Jota kembali mendapatkan keuntungan ketika Wolves juga begitu serius menghadapi musim ini. Wolves mendatangkan Benik Afobe, Rui Patricio, Adama Traore, dan seniornya di timnas Portugal, Joao Moutinho. Di sisi lain, Wolves juga punya skuat berkualitas seperti Raul Jimenez, Conor Coady, Ruben Neves, Helder Costa, hingga Ivan Cavaleiro.

Tentu sulit buat kesebelasan promosi berbicara banyak di musim pertamanya di Premier League. Namun, agaknya Portugal-Connection membantu Wolves untuk merangkak naik. Wolves juga lolos ke perempat final Piala FA dengan menghadapi Manchester United pada Sabtu (16/3) waktu Inggris. Wolves, belum pernah lolos ke semifinal Piala FA sejak 1998.

Pertandingan semifinal Piala FA ini menjadi begitu penting buat Jota sebagai pembuktian. Pasalnya, ayahnya, Joaquin, dan pamannya, Ricardo, akan menghadiri pertandingan yang dihelat di Molineux ini.

Musim ini, Jota telah mencetak enam gol dalam 13 pertandingan terakhirnya. salah satunya mencetak hattrick kala menghadapi Leicester pada Januari lalu. Hattrick-nya ini bahkan mencatatkan rekor tersendiri. Ia adalah satu-satunya pemain Portugal, setelah Cristiano Ronaldo 11 tahun lalu, yang berhasil mencetak hattrick di Premier League.

Jota pun menjadi pemain Wolves pertama yang mencetak hattrick di Premier League, sementara di kompetisi tertinggi sepakbola Inggris, Jota memecahkan hattrick John Richards yang dicetak pada tahun 1977, juga sama-sama menghadapi Leicester.

Bicara soal kepindahannya, Jota bilang, “Mereka pada bilang ‘kamu pergi dari kesebelasan Liga Champions ke kesebelasan divisi bawah di negara lain. Kamu gila?’ Aku bilang, ‘Tidak, aku percaya dengan proyek ini dan kemudian kalau semuanya berjalan baik, seperti yang kuharapkan, musim depan kamu punya alasan (untuk menjawabnya).”

“Untungnya, semua berjalan dengan baik dan kami ada di sini sekarang, dan semua orang kini mengerti,” tutup Jota.