Joe Aribo Membentuk Takdir Sendiri di Rangers

Foto: Daily Record

Memboyong Joe Aribo dari Charlton Athletic, Steven Gerrard resmi mendaratkan pemain ketujuhnya di bursa transfer musim panas 2019. Aribo mendapatkan kontrak empat tahun dari the Geers. Menolak berbagai kesebelasan lain termasuk Arsenal yang awalnya disebut sebagai pelari terdepan untuk mendapatkan tandatangannya.

Keputusan Aribo ini sempatnya sempat dikritik oleh Manajer Charlton, Lee Bowyer. “Saya sudah berusaha sangat keras agar Aribo berada di posisi seperti ini [diperebutkan banyak klub]. Tapi kemudian dia memilih Rangers. Itu buruk untuk perkembangan kariernya,”

“Saya paham, Rangers klub besar. Kehadiran Steven Gerrard juga menambah nilai jual mereka. Tapi itu semua hanya sebatas atraksi,” kata Bowyer.

Mengetahui keputusan Aribo, Bowyer bahkan sempat menawarkan perpanjangkan kontrak ke gelandang kelahiran 21 Juli 1996. Sayangnya, Aribo tidak ingin bertahan di Valley Park. ‘Atraksi’ Rangers tetap berhasil menarik minatnya pindah ke Ibrox.

“Saya sangat senang bisa bergabung dengan klub sekelas Rangers. Ini adalah klub besar dengan segala sejarah yang ada. Tapi kehadiran Gerrard yang meyakinkan pilihan saya,” aku Aribo. “Saya berbincang dengan dia dan dirinya sudah menyediakan tempat utama. Saya rasa ini adalah tempat terbaik untuk berkembang,” jelasnya.

Gerrard sendiri memang mengaku sangat suka dengan gaya permainan Aribo. “Dia adalah gelandang yang bisa memecah kebutuan. Ia sangat dinamis dan dapat membantu Rangers untuk mencetak gol. Entah dengan kakinya sendiri atau sebagai arsitek. Sepanjang musim 2018/2019, ia bahkan bisa mencatatkan namanya 10 kali di papan skor,” puji Gerrard.

“Saya tahu dirinya diincar banyak klub lain. Tapi Rangers adalah tempat yang tepat bagi dirinya. Ia datang di usia yang pas. Masih banyak hal yang harus diperbaiki. Akan tetapi, itulah mengapa Aribo datang ke sini. Kami akan membuatnya jadi pemain yang lebih baik lagi,” janjinya.

Dibandingkan dengan Dele Alli

Foto: Daily Mail

Aribo muncul dari akademi Charlton setelah ditemukan di tim semi-profesional Staines Town. Awalnya ia tidak banyak terlibat di liga. Namun sejak diberi debut oleh Russell Slade, pada pertandingan Checkatrade Trophy melawan Colchester United, ia sudah terlihat punya potensi menjadi pemain bagus.

“Kompetisi ini memang kami gunakan sebagai ujian kepada pemain-pemain yang terlihat punya masa depan di klub. Sudah ada lima pemain muda yang mendapat kesempatan di Checkatrade Trophy. Itu bagus karena mereka jadi terbiasa dengan laga kompetitif. Meski kita kalah, Aribo bermain dengan sangat baik. Itu poin terpenting bagi saya,” aku Slade.

Bahkan saat bermain untuk Staines Town, Aribo sudah dipercaya bisa jadi pemain hebat.  “Saya sudah tahu dia bisa jadi pemain hebat. Bahkan sejak pertama bertemu dirinya, ia punya karakter yang tepat untuk jadi profesional. Membumi dan selalu bisa membuktikan ucapannya,” kata Marcus Gayle, mantan pemain Wimbledon FC yang menangani Aribo.

“Dia pernah berjanji bahwa dirinya akan profesional. Lihat dia sekarang. Saya ikut senang melihatnya, semoga ia bisa menyusul pemain-pemain non-liga lainnya di Premier League”.

Rusell Slade kemudian diganti oleh Karl Robinson di pinggir lapangan. Robinson adalah sosok yang memberikan Dele Alli debut di MK Dons, dan ia melihat ada harapan bagi Aribo di tim papan atas Premier League. Apalagi setelah mengarsiteki empat gol dalam dua laga pada Desember 2017.

“Berhasil membuat empat gol dalam dua parai adalah catatan yang impresif. Saya pernah melihat talenta seperti ini sebelumnya. Dia sekarang sudah ada di London Utara,” ungkap Robinson. Komparasi dengan Alli itu bahkan menjadi sebuah kebanggan untuk Aribo.

“Saya tidak bisa membandingkan sebenarnya. Namun [Karl] Robinson melihat saya seperti Dele Alli. Sementara orang lain menyebut saya Patrick Vieira. Mungkin lebih ke Alli, karena saya adalah gelandang yang senang mencetak gol. Punya target setiap musimnya. Musim lalu saya mematok 10 gol dan hal itu terjadi,” kata Aribo.

Peluang ke Premier League

Foto: SkySports

Charlton Athletic memang kesebelasan dengan gudang talenta. Sebelum Aribo, ada nama Ademola Lookman yang kini bermain untuk Everton. Sebelumnya, Jonjo Shelvey, Bradley Dack, Harry Arter, dan Carl Jenkinson juga lahir dari tempat yang sama.

Namun, hanya waktu yang bisa menjawab apakah Aribo bisa menyusul para seniornya ke Premier League. Kesempatan itu sebenarnya sudah ada, tapi Aribo lebih memilih Rangers. Keberadaan Aribo di Liga Skotlandia inilah yang membuat Lee Bowyer takut.

“Jika Anda bermain bagus di Rangers atau Celtic, paling mungkin adalah pindah ke klub Championship. Sangat jarang mereka mengirim pemain ke Premier League. Charlton akan bermain di Championship pada 2019/2020 dan dia tahu itu”.

“Saya sampai menelpon Aribo. Saya memintanya untuk benar-benar memikirkan langkah berikutnya. Jika ingin pindah, pergilah ke Premier League. Jika punya kesempatan, pindah ke tempat terbaik,” kata Bowyer.

Arsenal bukanlah satu-satunya kesebelasan yang menginginkan Aribo. Dia bisa pindah ke Bournemouth, Brighton, Southampton, dan Aston Villa. Dirinya bisa saja pindah ke Premier League dan bermain di level tertinggi. Tidak harus ke Arsenal dan kemudian dioper lagi jadi pemain pinjaman ke klub Championship atau lainnya.

Tapi ketakutan Bowyer juga sebenarnya sudah tidak relevan. Virgil van Dijk dibeli klub Premier League dari Liga Skotlandia. Begitu juga dengan Victor Wanyama, Fraser Froster, dan Andrew Robertson.

Bahkan saat Bowyer masih bermain banyak pemain yang diimpor Premier League dari sana. Salah satunya adalah pemain legenda Rangers yang pernah jadi tandem Bowyer di lini tengah Birmingham City, Barry Ferguson. Jadi kita lihat saja bagaimana Steven Gerrard dan Rangers mengubah nasib Aribo.